Kuning Metanil Methanyl Yellow Spektrofotometri

color. Zat warna yang akan digunakan harus menjalani pengujian dan prosedur penggunaannya, yang disebut proses sertifikasi. Proses sertifikasi ini meliputi pengujian kimia, biokimia dan toksikologi terhadap zat tersebut Yuliarti, 2007. Di Indonesia, peraturan mengenai penggunaan zat pewarna yang diizinkan dan dilarang untuk pangan diatur melalui SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722MenkesPerIX88 mengenai bahan tambahan pangan. Beberapa contoh zat pewarna yang diizinkan yaitu Biru berlian, Eritosin, Hijau FCF, Indigotin dan Tartrazine. Sedangkan contoh pewarna yang dilarang yaitu Rhodamin B, Kuning metanil dan Amaran. Akan tetapi, seringkali terjadi penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk pangan, misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan pangan. Hal ini jelas berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan tersebut antara lain disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan, dan di samping itu harga zat pewarna untuk industri jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat pewarna untuk pangan juga warna dari zat pewarna tekstil lebih menarik Cahyadi, 2009.

2.4 Kuning Metanil Methanyl Yellow

Kuning metanil adalah zat warna sintetis berbentuk serbuk berwarna kuning kecoklatan tawny, larut dalam air, agak larut dalam benzen, eter dan sedikit larut dalam aseton. Umumnya digunakan sebagai pewarna tekstil dan cat. Zat tersebut merupakan senyawa kimia azo amin aromatik yang dapat menimbulkan tumor di berbagai jaringan hati, kandung kemih, saluran pencernaan atau jaringan kulit Yuliarti, 2007. Universitas Sumatera Utara Demi perlindungan terhadap kesehatan dan keselamatan konsumen, Balai POM meminta produsen pangan tidak menggunakan bahan kimia yang dilarang untuk pangan. Demikian juga, Balai POM meminta toko pengencer bahan kimia untuk tidak menjual bahan kimia yang dilarang kepada konsumen. Menurut Yuliarti 2007, monografi dari kuning metanil adalah sebagai berikut: Kuning Metanil Methanyl Yellow Gambar 2.1 Rumus bangun kuning metanil Nama Kimia : 3-4-Anilinophenylazobenzenesulfonic acid sodium salt Nama Lazim : Methanyl Yellow; Acid Yellow 36; C.I. 13065 Rumus Kimia : C 18 H 14 N 3 NaO 3 S BM : 375,38 Pemerian : Serbuk kuning kecoklatan Kelarutan : Larut dalam air, agak larut dalam benzen, eter dan sedikit larut dalam aseton . Penggunaan : Sebagai pewarna tekstil dan cat.

2.5 Spektrofotometri

Spektrofotometri adalah pengukuran absorbsi energi cahaya oleh suatu sistem kimia pada suatu panjang gelombang tertentu. Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, sementara sinar tampak mempunyai Universitas Sumatera Utara panjang gelombang 400-750 nm. Menurut Gandjar dan Rohman 2007, hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan dan berbanding terbalik dengan transmitan. Hukum tersebut dituliskan dengan : A = abc = log 1T Keterangan : A = absorbans a = koefisien ekstingsi b = tebal sel cm c = konsentrasi analit. Penyerapan radiasi sinar ultraviolet dan sinar tampak oleh spesies atom atau molekul M dapat dipertimbangkan sebagai proses 2 langkah; yang pertama adalah melibatkan eksitasi sebagaimana ditunjukkan oleh persamaan berikut: M + hv M Hasil reaksi antara M dengan foton hv merupakan partikel yang tereksitasi secara elektronik yang disimbolkan dengan M. Waktu hidup M sangat pendek 10 -8 – 10 -9 detik, dan keberadaannya dapat diakhiri dengan berbagai macam proses relaksasi. Kebanyakan tipe relaksasi melibatkan konversi energi eksitasi menjadi panas, sesuai dengan persamaan berikut: M M + panas Relaksasi juga dapat terjadi dengan terdekomposisinya M membentuk spesies baru, sebagaimana suatu proses yang disebut dengan reaksi fotokimia. Alternatifnya, relaksasi juga melibatkan emisi radiasi kembali yang dikenal dengan fluorosensi dan fosforesensi Gandjar dan Rohman, 2007. Penyerapan absorpsi sinar ultraviolet dan sinar tampak pada umumnya dihasilkan oleh eksitasi elektron-elektron ikatan, akibatnya panjang gelombang pita yang mengabsorpsi dapat dihubungkan dengan ikatan yang mungkin ada dalam suatu molekul. Terdapat tiga macam proses penyerapan energi ultraviolet dan sinar Universitas Sumatera Utara tampak yaitu penyerapan oleh transisi elektron ikatan dan elektron anti ikatan, penyerapan oleh transisi elektron d dan f dari molekul kompleks serta penyerapan oleh perpindahan muatan Gandjar dan Rohman, 2007. Menurut Gandjar dan Rohman 2007, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri ultraviolet dan cahaya tampak terutama untuk senyawa yang tidak berwarna yang akan dianalisis yaitu: 1. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis Cara yang digunakan adalah dengan merubahnya menjadi senyawa lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu sehingga dapat menyerap sinar UV-Vis 2. Waktu kerja operating time Tujuannya ialah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu kerja ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi larutan. 3. Pemilihan panjang gelombang Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. 4. Pembuatan kurva baku Dilakukan dengan membuat seri larutan baku dalam berbagai konsentrasi kemudian absorbansi tiap konsentrasi diukur lalu dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi. 5. Pembacaan absorbansi sampel Absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya terletak antara 0,2 sampai 0,6. Universitas Sumatera Utara Instrumentasi untuk Spektrofotometri Gambar 2.2 Diagram skematis spektrofotometer UV-Vis Sumber : Gandjar dan Rohman, 2007 Menurut Gandjar dan Rohman 2007, komponen spektrofotometer ultravioletsinar tampak terdiri dari: a. Sumber Cahaya Sumber energi radiasi yang biasa untuk daerah ultraviolet dan daerah cahaya tampak adalah sebuah lampu wolfram ataupun lampu tabung discas hidrogen atau deutrium. b. Monokromator Monokromator berfungsi mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya yang monokromatis. Alatnya dapat berupa berupa prisma atau kisi difraksi. c. Sel Sel yang digunakan untuk daerah tampak terbuat dari kaca sedang untuk daerah ultraviolet digunakan sel kuarsa atau kaca silika. Sel tampak dan ultraviolet yang khas mempunyai panjang lintasan 1 cm, namun tersedia juga sel dengan ketebalan kurang dari 1 milimeter, sampai 10 cm bahkan lebih. Universitas Sumatera Utara d. Detektor Peranan detektor adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor yang paling sederhana dipakai ialah tabung foto. e. Recorder Recorder digunakan sebagai perekam absorbansi yang dihasilkan dari pengukuran.

2.6 Validasi