3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Pembuatan larutan uji
Larutan uji dibuat dengan menggunakan metode ekstraksi warna untuk tujuan ekstraksi pemisahan zat warna yang terdapat dalam sampel minuman yaitu:
Digunting benang wool dengan ukuran 15 cm untuk setiap pemakaian masing-masing sampel. Dididihkan dalam akuades kemudian dikeringkan. Dicuci
dengan eter untuk menghilangkan kotoran dan lemak. Kemudian dididihkan dengan NaOH 1 dan dibilas dengan akuades.
Ditambahkan 5 ml asam asetat 10 pada masing-masing 50 ml sampel minuman. Dimasukkan benang wool pada sampel dan dididihkan selama 10 menit,
kemudian diangkat benang wool zat warna dalam sampel minuman akan mewarnai benang wool. Dicuci benang wool dengan akuades, kemudian dimasukkan 50 ml
amoniak dan dididihkan sampai dilihat warna yang berada dalam benang wool luntur atau telah tertarik dalam larutan basa. Larutan basa yang diperoleh
merupakan satu larutan uji dalam berbagai warna kuning yang akan digunakan sebagai cuplikanlarutan uji Sigar, dkk., 2012.
3.4.2 Analisis kualitatif kuning metanil
Pemeriksaan kualitatif kuning metanil pada sampel menggunakan Metode Reaksi Warna dan Spektrofotometri Sinar Tampak.
3.4.2.1 Metode reaksi warna
Dimasukkan 1 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 ml HCl 0,1 N.
Universitas Sumatera Utara
Dimasukkan 1 tetes larutan baku pembanding kuning metanil ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 ml HCl 0,1 N akan terbentuk warna ungu
Nath, et al., 2013. Kemudian diamati warna yang terjadi pada sampel dan dibandingkan
dengan warna yang dihasilkan oleh baku pembanding.
3.4.2.2 Spektrofotometri sinar tampak
Prinsip dari metode ini adalah dengan membandingkan kurva absorbansi yang dihasilkan dari sampel dengan baku pembanding yang diukur dengan
spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 400-750 nm.
3.4.3 Analisis kuantitatif kuning metanil Penetapan kadar kuning metanil pada sampel dimulai dengan pembuatan
larutan baku pembanding kuning metanil, penentuan panjang gelombang, penentuan waktu kerja, kurva kalibrasi larutan kuning metanil dan penetapan kadar
kuning metanil pada sampel.
3.4.3.1 Pembuatan larutan induk baku pembanding
Ditimbang dengan seksama 50 mg pewarna kuning metanil BPFI kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, kemudian ditambahkan etanol sampai
garis tanda dan dikocok hingga homogen. Diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 ppm, larutan ini disebut larutan induk baku I LIB I.
Dipipet 2,5 ml larutan induk baku I dengan menggunakan maat pipet dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml kemudian ditambahkan etanol sampai
garis tanda dan dikocok hingga homogen. Diperoleh larutan dengan konsentrasi 50 ppm LIB II.
Universitas Sumatera Utara
3.4.3.2 Penentuan panjang gelombang maksimum
Dipipet 3 ml dari larutan induk baku II dengan menggunakan maat pipet dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, lalu ditambahkan etanol sampai garis
tanda dan dihomogenkan konsentrasi 6 ppm. Diukur serapan maksimum pada panjang gelombang 400-750 nm, dengan menggunakan blanko. Sebagai blanko
digunakan etanol. 3.4.3.3 Penentuan waktu kerja operating time
Dipipet 3 ml dari larutan induk baku II dengan menggunakan maat pipet dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, lalu ditambahkan etanol sampai garis
tanda dan dihomogenkankonsentrasi 6 ppm. Diukur pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh selama 30 menit.
3.4.3.4 Penentuan kurva kalibrasi