Distribusi Proporsi Berat Bayi Lahir Berdasarkan Jarak Kehamilan

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut maternal. Paritas yang tinggi akan berdampak pada timbulnya berbagai masalah kesehatan baik ibu maupun bayi yang dilahirkan. Salah satu dampak kesehatan yang mungkin timbul dari paritas yang tinggi adalah BBLR. Jumlah anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin sehingga melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah Dciems, 2010. Nilai p = 0,778 p 0,05 artinya tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR. Hal ini sesuai dengan penelitian Salawati, 2012 yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan bayi BBLR di RSUDZA Banda Aceh. Meskipun penelitian Joeharno, 2006 menunjukan bahwa paritas merupakan faktor resiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehinga ibu dengan paritas lebih dari 3 anak beresiko 2,4 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR, namun kejadian BBLR dapat dipengaruhi oleh faktor lain. Sekalipun ibu berada pada kelompok paritas yang aman, perlakuan ibu dapat menjaga kehamilannya juga dapat mempengaruhi berat bayi yang akan dilahirkan. Nilai PR diperoleh 1,112 artinya jumlah paritas dapat menjadi faktor risiko kejadian BBLR

5.6 Distribusi Proporsi Berat Bayi Lahir Berdasarkan Jarak Kehamilan

Proporsi berat bayi lahir berdasarkan jarak kehamilan di RSIA Sri Ratu Medan tahun 2014 dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.6 Diagram Bar Proporsi Berat Bayi Lahir Berdasarkan Jarak Kehamilan di RSIA Sri Ratu Medan tahun 2014 Berdasarkan Gambar 5.6 ibu yang memiliki jarak kehamilan 2 tahun lebih banyak melahirkan bayi BBLN yaitu sebanyak 64,9 sedangkan ibu yang melahirkan bayi BBLR sebanyak 35,1 . Ibu yang memiliki jarak kehamilan ≥2 tahun lebih banyak melahirkan bayi BBLN yaitu sebanyak 73,5 sedangakan ibu yang melahirkan bayi BBLR sebanyak 26,5. Universitas Sumatera Utara Jarak kehamilan ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Seorang ibu yang jarak kehamilannya dikatakan berisiko apabila hamil dalam jangka kurang dari dua tahun. Jarak kehamilan yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup waktu untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya. Ibu hamil dalam kondisi tubuh kurang sehat inilah yang merupakan salah satu faktor penyebab kematian ibu dan bayi yang dilahirkan serta risiko terganggunya sistem reproduksi. Sistem reproduksi yang terganggu akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya sehingga berpengaruh terhadap berat badan lahir. Ibu hamil yang jarak kehamilannya kurang dari dua tahun, kesehatan fisik dan kondisi rahimnya masih butuh istirahat yang cukup Trihardiani, 2011. Nilai p = 0,343 p 0,05 artinya tidak ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian BBLR. Hal ini sesuai dengan penelitian Kasim, 2011 yang menyatakan tidak ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian BBLR Jarak kehamilan dikatakan berisiko apabila hamil dalam jangka kurang dari dua tahun. Proporsi ibu yang melahirkan bayi BBLR terbesar di RSIA Sri Ratu tahun 2014 adalah ibu yang memiliki jarak kehamilan 0 tahun atau kelahiran anak pertama. Hal ini berarti bahwa kejadian BBLR juga banyak terjadi pada ibu yang tidak memiliki riwayat dan jarak kehamilan sebelumnya. Meskipun bayi yang dilahirkan merupakan anak pertama namun kejadian BBLR dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti ketidaksiapan ibu dalam mempersiapkan kelahiran anaknya karena hal ini merupakan Universitas Sumatera Utara pengalaman pertama baginya. Nilai PR diperoleh 1,323 artinya jarak kehamilan dapat menjadi faktor risiko kejadian BBLR.

5.7 Distribusi Proporsi Berat Bayi Lahir Berdasarkan Umur Kehamilan