Pada wanita hamil sangat penting untuk mengendalikan asmanya. Kesulitan bernafas yang dialami wanita hamil mempengaruhi janin karena adanya kompromi
terhadap suplai oksigen. Jika asmanya terkendali, wanita penderita asma tidak akan mengalami komplikasi selama kehamilan dan bias melahirkan sebagaimana wanita
yang non-asmatik. Namun, asma yang tidak terkendali selama masa kehamilan dapat mengakibatkan masalah kehamilan dan komplikasi pada janin seperti prematur,
BBLR, perubahan tekanan darah maternal seperti eklampsia Chaitow, 2005.
e. Paritas
Paritas merupakan jumlah persalinan yang dialami ibu sebelum atau kehamilan sekarang. Paritas dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu Manuaba,
2007: 1.
Primipara, golongan ibu dengan paritas 1 ibu yang telah pernah melahirkan bayi sebanyak 1 kali
2. Multipara, golongan ibu dengan paritas 2-5 ibu yang telah pernah
melahirkan bayi sebanyak 2 hingga 5 kali 3.
Grade Multipara, golongan ibu dengan paritas 5 ibu yang telah pernah melahirkan bayi sebanyak lebih dari 5 kali.
Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi lebih dari 3 mempunyai angka kematian maternal lebih
tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Resiko pada paritas 1 dapat di tangani dengan asuahn obstetric lebih baik, sedangkan resiko pada paritas
Universitas Sumatera Utara
yang tinggi dapat dikurangi atau dicegah melalui keluarga berancana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan Wiknjosastro, 2006.
Paritas yang tinggi akan berdampak pada timbulnya berbagai masalah kesehatan baik ibu maupun bayi yang dilahirkan. Salah satu dampak kesehatan yang mungkin
timbul dari paritas yang tinggi adalah BBLR. Hasil penelitian menunjukan bahwa paritas merupakan faktor resiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehinga ibu
dengan paritas lebih dari 3 anak beresiko 2,4 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR Joeharno dkk, 2006.
Jumlah anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin sehingga melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan perdarahan saat persalinan
karena keadaan rahim biasanya sudah lemah Dciems, 2010.
f. Jarak Kehamilan
Jarak kehamilan ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Seorang ibu yang jarak kehamilannya dikatakan berisiko apabila hamil dalam jangka
kurang dari dua tahun dan hal ini jelas menimbulkan gangguan pertumbuhan hasil konsepsi, sering terjadi immaturitas, prematuritas, cacat bawaan, atau janin lahir
dengan berat badan yang rendah. Keadaan ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi plasenta
terhadap janin Depkes RI, 2003. Jarak kehamilan yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup
waktu untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya. Ibu
Universitas Sumatera Utara
hamil dalam kondisi tubuh kurang sehat inilah yang merupakan salah satu faktor penyebab kematian ibu dan bayi yang dilahirkan serta risiko terganggunya sistem
reproduksi. Sistem reproduksi yang terganggu akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya sehingga berpengaruh terhadap berat badan
lahir. Ibu hamil yang jarak kehamilannya kurang dari dua tahun, kesehatan fisik dan kondisi rahimnya masih butuh istirahat yang cukup Trihardiani, 2011.
g. Umur Kehamilan