17
Adapun mekanisme reaksi yang diperkirakan terjadi adalah sebagai berikut :
Gambar 2.6 Reaksi Amidasi Trigliserida dengan DietanolaminaMembentuk Alkanolamida [24]
2.5 PROSES LEACHING
Lateks karet alam yang berasal dari Hevea Brasiliensis digunakan untuk berbagai produk seperti balon, kondom, beberapa peralatan medis dan sarung tangan.
Alergi akibat lateks telah menjadi masalah serius dimana keringat dapat mengeluarkan protein dari dalam lateks yang apabila terjadi kontak dengan kulit
dapat menyebabkan alergi.
Leaching adalah proses pembuangan material hidrofilik dari produk latex
dengan cara mencuci produk lateks tersebut dengan air. Proses ini bertujuan untuk
Universitas Sumatera Utara
18
menghilangkan zat-zat lain selain karet yang larut dalam air seperti protein. Proses leaching ini juga dapat meningkatkan dalam sifat fisis dari lateks seperti kekuatan
tarik dan kejernihan film [50].
2.6 PENGUJIAN DAN KARAKTERISASI
2.6.1 KARAKTERISASI FOURIER TRANSFORM INFRA RED FT-IR
Pada tahun 1965, Cooley dan Turky mendemonstrasikan teknik spektroskopi FT-IR. Pada dasarnya teknik ini sama dengan spektroskopi infra merah biasa, kecuali
dilengkapi dengan cara perhitungan Fourier Transform dan pengolahan data untuk mendapatkan resolusi dan kepekaan yang lebih tinggi. Teknik ini dilakukan dengan
penambahan peralatan interferometer yang telah lama ditemukan oleh Michelson pada akhir abad 19.
Penggunaan spektrofotometer FT-IR untuk analisa banyak diajukan untuk identifikasi suatu senyawa. Hal ini disebabkan spektrum FT-IR suatu senyawa
misalnya organik bersifat khas, artinya senyawa yang berbeda akan mempunyai spektrum berbeda pula. Vibrasi ikatan kimia pada suatu molekul menyebabkan pita
serapan hampir seluruh di daerah spektrum IR 4000-450 cm
-1
. Formulasi bahan polimer dengan kandungan aditif bervariasi seperti
pemlastis, pengisi, pemantap dan antioksidan memberikan kekhasan pada spektrum inframerahnya. Analisis infra merah memberikan informasi tentang kandungan
aditif, panjang rantai, dan struktur rantai polimer. Di samping itu, analisis IR dapat digunakan untuk karakterisasi bahan polimer yang terdegradasi oksidatif dengan
munculnya gugus karbonil dan pembentukan ikatan rangkap pada rantai polimer [48].
2.6.2 KARAKTERISASI SCANNING ELECTRON MICROSCOPE SEM
SEM adalah alat yang dapat membentuk bayangan permukaan spesimen secara mikroskopik. Berkas elektron dengan diameter 5-10 nm diarahkan pada
spesimen. Interaksi berkas elektron dengan spesimen menghasilkan beberapa fenomena yaitu hamburan balik berkas elektron, Sinar X, elektron sekunder dan
absorbsi elektron. Teknik SEM pada hakikatnya merupakan pemeriksaan dan analisa
permukaan. Data atau tampilan yang diperoleh adalah data dari permukaan atau dari
Universitas Sumatera Utara
19
lapisan yang tebalnya sekitar 20 μm dari permukaan. Gambar permukaan yang diperoleh merupakan tofografi segala tonjolan, lekukan dan lubang pada permukaan.
Gambar topografi diperoleh dari penangkapan elektron sekunder yang dipancarkan oleh spesimen. Sinyal elektron sekunder yang dihasilkan ditangkap oleh
detektor dan diteruskan ke monitor. Pada monitor akan diperoleh gambar yang khas yang menggambarkan struktur permukaan spesimen. Selanjutnya gambar dimonitor
dapat dipotret dengan menggunakan film hitam putih atau dapat pula direkam ke dalam suatu disket.
Sampel yang dianalisa dengan teknik ini harus mempunyai permukaan dengan konduktifitas tinggi, karena polimer mempunyai konduktifitas rendah, maka
bahan perlu dilapisi dengan bahan konduktor bahan penghantar yang tipis. Yang biasa digunakan adalah perak, tetapi jika dianalisa dalam waktu yang lama, lebih
baik digunakan emas atau campuran emas dan palladium [26].
2.7 APLIKASI DAN KEGUNAAN PRODUK LATEKS KARET ALAM