Bagian-Bagian Rumah Simbol Dan Maknanya

Bentuknya sangat megah dan diberi tanduk. Proses pendirian sampai kehidupan dalam rumah adat diatur oleh adat Karo. Berdasarkan bentuk atap, rumah adat Karo dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Rumah sianjung-anjung, rumah sianjung-anjung adalah rumah bermuka empat atau lebih, yang dapat juga terdiri atas satu tersek atau dua tersek dan diberi bertanduk. 2. Rumah Mecu, rumah Mecu adalah rumah yang bentuknya sederhana, bermuka dua mempunyai sepasang tanduk. Sementara itu, bangunan Rumah adat Tradisional Karo juga terdiri dari 2 jenis yaitu menurut binangun tiang : 1. Rumah Sangka Manuk, rumah sangka manuk yaitu rumah yang binangunnya dibuat dari balok tindih-menindih. 2. Rumah Sendi, rumah sendi adalah rumah yang tiang rumahnya dibuat berdiri dan satu sama lain dihubungkan dengan balok-balok sehingga bangunan menjadi sendi dan kokoh. Dalam nyanyian rumah ini sering juga disebut Rumah Sendi Gading Kurungen Manik. Rumah adat Karo didirikan berdasarkan arah kenjahe Utara dan kenjulu Selatan sesuai aliran air pada suatu kampung.

3.3. Bagian-Bagian Rumah Simbol Dan Maknanya

Suku Karo mempunyai bangunan yang tradisional yang Sebuah kesain kepanghuluan pada umumnya terdiri dari beberapa buah rumah adat, yaitu Universitas Sumatera Utara jambur, lesung, dan geriten. Rumah adat merupakan tempat tinggal bersama antara beberapa keluarga. Penghuninya terdiri dari keluarga terdekat. Ruangan di dalam rumah dibagi dua bagian oleh sebuah jalur yang memanjang dari Timur ke Barat, dan seluruh ruangan dibagi atas delapan bagian jabu. Ada pun bagian- bagian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Patung Kepala Kerbau. Kepala kerbau yang terdapat pada Rumah Adat Sepuluh Dua Jabu berada dalam posisi tanduk dengan tanduk menghadap ke muka, menggambarkan bahwa orang Karo menghormati setiap pendatang ke daerahnya. Tanduk yang runcing itu merupakan kesiagaan dari penduduk apabila pendatang baru itu berniat jahat, dan juga sebagai penangkal dari ilmu hitam yang akan masuk ke rumah tersebut. 2. Tali Ret-ret. Pengikat dinding miring, dan ada gambar cicak dengan dua kepala dan jari-jari tiga disebut Beraspati Rumah. Hal ini menggambarkan bahwa ikatan Anak Beru, Kalimbubu, dan Senina penghuni rumah tersebut mempunyai peranan yang sama pentingnya. Ukuran ini selain sebagai hiasan dan pengikat, juga melambangkan persatuan dan dianggap sebagai penangkal setan. 3. Pinggiran Atap. Pinggiran atap cucuran air hujan di sekeliling rumah pada segala arah yang sama, menyatakan bahwa penduduk rumah juga mempunyai perasaan senasib sepenanggungan. Universitas Sumatera Utara 4. Tungku Tungku berjumlah 12 buah tungku persekutuan 1 buah tiap-tiap jabu keluarga mempunyai 1 tungku yang sama tingginya. Masing-masing keluarga memasak makanannya masing-masing. 5. Dapur. Dalam rumah adat Sepuluh Dua Jabu masing-masaing keluarga memiliki satu dapur yang didalamnya juga terdapat tungku untuk memasak. Jadi total didalam rumah adat Sepuluh Dua Jabu ini terdapat 12 dapur dan 12 tungku untuk masing-masing keluarga. Foto 2: Suasana Dapur Penghuni Rumah Adat Sepuluh Dua Jabu Sumber: Peneliti. Data Penelitian Tahun 2016. Universitas Sumatera Utara 6. Jambur, Salah satu alasan pembangunan rumah adat Sepuluh Dua Jabu pada masa lampau adalah untuk sekaligus membuat tempat acara pesta yang bisa dipakai oleh keluarga atau masyarakat. Rumah adat Sepuluh Dua Jabu pada zaman dahulu sempat berfungsi sebagai jambur atau lokasi penyelenggaraan pesta adat. Bagian rumah yang dipakai sebagai jambur dari rumah adat Sepuluh Dua Jabu ini adalah bagian dalam berupa lorong rumah yang cukup luas. Berbeda dengan zambur biasanya pada saat ini yang terdiri dari 3 bagian yaitu : Bagian bawah, merupakan suatu lantai tidak berdinding. Bagian tengah, tempat penyimpanan padi. Bagian atas, suatu tempat kosong yang digunakan untuk tempat tidur pemuda-pemuda kampung. Menurut kebiasaan masyarakat Karo, anak laki-laki yang telah berusia 13 tahun, tidak lagi tidur di rumah tapi mereka tidur di jambur. Didalam Rumah Adat Sepuluh Dua Jabu ternyata bisa dimodifikasi menjadi jambur atau tempat untuk pesta. Hal ini pula lah yang melatarbelakangi pembuatan rumah adat Sepuluh Dua Jabu, yaitu agar tersedianya tempat untuk melaksanakan pesta adat. 7. Lesung. Beberapa kesain mempunyai sebuah lesung persekutuan, yang digunakan oleh gadis-gadis desa sebagai tempat menumbuk padi di malam hari. Dahulu rumah adat Sepuluh Dua Jabu memiliki 2 buah lesung, namun saat ini hanya tinggal 1 saja. Universitas Sumatera Utara 8. Geriten Geriten ini adalah merupakan suatu bangunan yang mirip dengan rumah adat. Geriten bukanlah sebagai tempat mengusung mayat, akan tetapi sebagai tempat kerangka orang-orang yang telah meninggal. Peralatan bangunan geriten tidaklah jauh berbeda dengan peralatan rumah biasa. Bangunan ini dibuat bertiang, mempunyai dinding dan atap. Pada alat-alat geriten ini dibuat ukiran- ukiran khusus khas Karo dengan pahatan serta diberi warna. Biaya bangunan ini sebenarnya cukup besar dan memerlukan suatu keahlian, oleh karenanya yang memakai geriten ini hanya terbatas pada bangsa tanah keturunan saja. Geriten tersebut biasanya didirikan pada halaman rumah adat milik keluarga yang bersangkutan. 9. Ture Ture terbuat dari bambu yang disusun. Fungsinya sebagai teras rumah adat. Ture merupakan tempat pertemuan kaum muda mudi pada waktu malam hari dan bisa juga sebagai tempat menganyam bagi kaum wanita. Jadi, apabila ingin masuk ke dalam rumah adat, harus menaiki tangga dan melewati ture tersebut. 10. Lantai rumah Lantai rumah yaitu sebagai tempat mengadakan aktifitas atau tempat kegiatan dari anggota keluarga. Lantai ini dibuat dari kayu yang dipotong menjadi papan dan disusun rapi. Universitas Sumatera Utara 11. Tiang binangun Tiang atau binungan adalah tiang utama yang berbentuk bulat dan terbuat dari kayu besar yang digunakan sebagai penopang rumah untuk dapat berdiri tegak dan kokoh. Dapat juga dikatakan bahwa tiang tersebut gunanya untuk memungkinkan adanya jarak antara tanah dengan lantai rumah. Foto 3: Tiang Penyangga Rumah Sumber: Peneliti. Data Penelitian Tahun 2016. 12. Tangga Tangga ini terbuat dari batu yang disusun. Fungsinya sebagai jalan untuk naik dan turun dari dan ke rumah adat. Biasanya anak tangga berjumlah lima, menggambakan lima marga yang ada pada masyarakat Karo. Dalam rumah adat Universitas Sumatera Utara Sepuluh Dua Jabu terdapat dua tangga yang terletak di masing-masing pintu masuk dan keluar rumah adat tersebut. Foto 4: Tangga Bagian Belakang Rumah Adat Sepuluh Dua Jabu Sumber: Peneliti. Data Penelitian Tahun 2016. 13. Para Para terbuat dari kayu yang disusun. Letaknya tepat di atas dapur, digunakan untuk tempat menyimpan alat-alat dapur dan kayu api. Universitas Sumatera Utara 14. Jendela Jendela pada rumah adat sepuluh dua jabu memiliki model dua sisi. Masing-masing keluarga dalam satu ruangannya memiliki jendela sebagai sirkulasi udara. Foto 5: Jendela Pada Rumah Adat Sepuluh Dua Jabu. Sumber: Peneliti. Data Penelitian Tahun 2016. 15. Pintu Pintu dari rumah ada Sepuluh Dua Jabu memiliki bentuk dua sisi. Pintu ini sama modelnya seperti halnya jendela rumah. Yang unik adalah pintu rumah ini tidak pernah tertutup, menurut bapak Sitepu hal itu sebagai simbol bahwa tua rumah membuka lebar-lebar rumahnya untuk siapa saja yang ingin berkunjung. Universitas Sumatera Utara Hal ini juga dilakukan agar rezeki dapat masuk ke keluarga-keluarga yang ada didalamnya. 16. Tiang penyokong Tiang penyokong terbuat dari kayu. Merupakan tiang besar yang letaknya di tengah-tengah terus sampai ke bubungan rumah. Sesuai dengan namanya, tiang ini berfungsi untuk menyokong serta memperkokoh berdirinya rumah. Foto 6: Tiang-Tiang Penyokong Pada Adat Rumah Sepuluh Dua Jabu. Sumber: Peneliti. Data Penelitian Tahun 2016 17. Dinding Dinding atau yang disebut juga derpih, Dinding rumah adat adalah papan yang dipotong, disusun berdiri dan pemasangannya agak miring. Menggambarkan Universitas Sumatera Utara kerendahan hati dari orang yang mendiami rumah tersebut. Tumpuan derpih sebelah bawah disebut melmelen. Dinding ini berguna untuk melindungi penghuni rumah adat dari angin, hujan dan binatang. Foto 7. Dinding Rumah Adat Sepuluh Dua Jabu Sumber : Peneliti. Data Penelitian Tahun 2016. 18. Atap Atap terbuat dari ijuk dengan tebal kira-kira tiga inci. Berfungsi melindungi penghuni rumah dari panas, hujan dan juga melindungi bahan bangunan supaya tidak cepat rusak. Bahan untuk dijadikan atap ialah ijuk yang agak lebar dan besar, sedangkan bagian ijuk yang kecil dan halus dijadikan kelempu atap bagian bawah. Namun, pada saat ini rumah adat Sepuluh Dua Jabu Universitas Sumatera Utara sudah tidak menggunakan ijuk lagi sebagai atapnya. Saat ini atap ijuk telah diganti dengan seng karena atap ijuk yang lama telah rusak, dan jika mengganti dengan ijuk lagi maka biayanya akan sangat mahal. Foto 8: Atap Rumah Sepuluh Dua Jabu Yang Telah Direnovasi. Sumber: Peneliti. Data Penelitian Tahun 2016. 19. Kamar Mandi Saat ini rumah Adat sepuluh dua jabu telah memiliki kamar mandi agar dapat mempermudah pemiliknya untuk mandi ataupun buang air. Dahulu Rumah Adat Sepuluh Dua Jabu tidak memiliki kamar mandi, sehingga penghuninya harus pergi ke pancuran air yang ada di mata air yang keluar dari tebing-tebing bukit di dekat rumah. Universitas Sumatera Utara Foto 9: Kamar Mandi Pada Rumah Adat Sepuluh Dua Jabu. Sumber: Peneliti. Data Penelitian Tahun 2016.

3.4. Bentuk dan Fungsi Ornamen Pada Rumah Adat Sepuluh Dua Jabu