organisme Gram positif, berbentuk batang atau batang pendek, tidak membentuk spora dan katalase negatif Hammes dan Vogel, 1995. Bagaimanapun, beberapa
spesies Lactobacilli dapat membentuk katalase atau sitokrom pada media yang mengandung hematin maupun senyawa lain terkait hematin dan beberapa
Lactobacilli dapat juga menghasilkan katalase non-heme yang disebut pseudokatalase yang menyebabkan kerancuan dalam hal identifikasi BAL
Holzapfel et al., 2001.
4.2 Seleksi BAL Potensial Sebagai Kandidat Probiotik
Seleksi BAL potensial dilakukan terhadap empat jenis isolat yaitu: AK2, AK5, EK5 dan US5. BAL potensial ditentukan dari seberapa besar zona bening yang
terbentuk dari hasil uji antagonistik sel BAL terhadap bakteri patogen pangan Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Salmonella thypimurium. Uji
antagonistik dilakukan dengan metode difusi cakram. Dari hasil uji antagonistik isolat BAL dengan bakteri patogen didapatkan data isolat BAL yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Diameter Penghambatan mm Isolat BAL Terhadap Bakteri Patogen
Isolat Diameter Penghambatan mm
Escherichia coli Staphylococcus
aureus Salmonella
typhimurium AK2
15,60 16,09
8,12 AK5
7,47 EK5
6,60 7,2
US5 8,96
6,51 Dari 4 isolat tersebut, hanya 1 isolat yang mampu menghambat
pertumbuhan ketiga jenis patogen yaitu isolat AK2 dengan diameter penghambatan yaitu 15,60 mm pada E. coli, 16,09 mm pada S. aureus dan 8,12
mm pada S. typhimurium. Berdasarkan hasil seleksi bakteri, diketahui bahwa isolat AK2 memiliki aktivitas antibakteri terhadap patogen pangan yang terbesar
dibandingkan dengan isolat lainnya sehingga isolat AK2 dianggap potensial untuk uji berikutnya. Diameter zona hambat yang dihasilkan oleh isolat AK2 terhadap
bakteri patogen memiliki nilai rata-rata yang mampu dihasilkan oleh isolat BAL lainnya seperti yang dilakukan pada beberapa penelitian berikut.
Universitas Sumatera Utara
Kazemipoor et al. 2012 melakukan uji aktivitas antibakteri bakteri asam laktat Lactobacillus animalis, Lactobacillus rhamnosus, Lactobacillus fermentum
dan Lactobacillus reuteri yang diisolasi dari sayuran fermentasi dengan bakteri patogen pangan menggunakan metode sumur 5 mm. Dari 4 isolat BAL yang
diujikan, Lactobacillus animalis memiliki diameter penghambatan terbesar yaitu 20 ± 1,3 mm terhadap E. coli dan 13 ± 1,7 mm terhadap S. aureus.
Tadesse et al. 2005 juga melakukan uji aktivitas antibakteri bakteri asam laktat genus Lactobacillus, Leuconostoc, Pediococcus dan Streptococcus yang
diisolasi dari Borde dan Shamita minuman fermentasi tradisional Ethiopia terhadap bakteri patogen menggunakan metode difusi cakram dengan sterile filter
disc 12 mm. Hasilnya ialah dari 4 genus BAL yang digunakan, isolat Lactobacillus menghasilkan diameter zona hambat yang lebih besar dibandingkan
dengan genus lainnya dengan diameter sebesar 17,3 ± 0,46 mm terhadap Salmonella spp, 17,08 ± 0,4 terhadap Staphylococcus aureus dan 15,76 ± 0,47
terhadap Escherichia coli O157:H7. Pannu et al. 2014 melaporkan bahwa probiotik Aquapro
TM
mampu menghambat patogen Salmonella sp. dan S. aureus dengan diameter
penghambatan masing-masing 16,67 ± 0,3 dan 16,67 ± 1,88 mm sedangkan probiotik Lactobacillus sporogenes mampu menghambat patogen dengan
diameter penghambatan 8,33 ± 0,67 mm terhadap Salmonella sp. dan 10,67 ± 0,67 mm terhadap S. aureus.
Tharmaraj dan Shah 2009 menguji aktivitas antibakteri probiotik Lactobacillus casei strain Shirota yang diisolasi dari yakult dan Lactobacillus
rhamnosus yang diisolasi dari yoghurt Valiaa terhadap patogen pangan menggunakan metode sumur 7 mm. Hasil uji menunjukkan adanya aktivitas
antibakteri probiotik L. casei dan L. rhamnosus dengan diameter zona penghambatan sebesar 14 mm dan 15 mm terhadap E. coli, 13 mm dan 15 mm
terhadap S. typhimurium dan 14 mm dan 23 mm terhadap S. aureus. Yesillik et al. 2011 melakukan uji aktivitas antimikroba produk
fermentasi komersial salah satunya kefir terhadap beberapa patogen pangan. Kefir komersial yang diujikan memiliki aktivitas antibakteri sebesar 16,7 ± 0,79 mm
terhadap Escherichia coli ATCC 25922, 14,0 ± 0,11 mm terhadap Staphylococcus
Universitas Sumatera Utara
aureus ATCC 25923 dan 14,0 ± 0,34 mm terhadap Salmonella typhimurium ATCC 14028 selama 24 jam inkubasi.
4.3 Kurva Pertumbuhan BAL Potensial Isolat AK2