aureus ATCC 25923 dan 14,0 ± 0,34 mm terhadap Salmonella typhimurium ATCC 14028 selama 24 jam inkubasi.
4.3 Kurva Pertumbuhan BAL Potensial Isolat AK2
Penentuan kurva pertumbuhan bakteri dilakukan untuk mengetahui informasi waktu pertumbuhan bakteri pada tiap fase pertumbuhan yang terdiri dari fase
adaptasi, fase pertumbuhan logaritmik, fase stasioner dan fase kematian. Kurva pertumbuhan menunjukkan waktu kapan bakteri memasuki fase pertumbuhan
tertentu yang dibutuhkan untuk berbagai tujuan seperti mengetahui waktu yang tepat untuk memanen senyawa metabolit sekunder, memanen sel untuk uji
antagonistik, memanen sel untuk enkapsulasi dan lain sebagainya. Kurva pertumbuhan BAL isolat AK2 menunjukkan kapan sel memasuki fase awal
stasioner yang sesuai untuk waktu pemanenan bakteri untuk tujuan enkapsulasi sel seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Kurva pertumbuhan isolat AK2 Pembuatan kurva dilakukan dengan membuat kultur kerja AK2 10.
Sebanyak 10 mL kultur kerja AK2 OD 0.5 λ520 nm dari kultur cair di MRSB
sebelumnya diinokulasikan ke 90 mL dalam media MRSB baru. Kultur kemudian diinkubasi pada suhu 37
o
C pada inkubator shaker dan diukur kepadatan optik Optical Density = OD setiap 3 jam selama 48 jam. Dari grafik kurva
pertumbuhan isolat AK2 diketahui bahwa fase lag atau fase adaptasi bakteri cukup panjang berkisar antara jam ke-0 hingga jam ke-15. Fase logaritmik dimulai dari
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
1,8 2
3 6
9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 A
B S
O R
B A
N S
I λ
520 nm
WAKTU JAM
Universitas Sumatera Utara
jam ke-15 dengan OD 0.1 hingga jam ke-36 dengan nilai OD 1.8. Bakteri mencapai fase awal stasioner pada jam ke-36 dengan nilai OD 1.8. Fase
pertumbuhan lambat bakteri adalah jam ke-33 hingga jam ke-36 dan setelah itu bakteri memasuki fase stasioner.
Pemanenan bakteri AK2 untuk tujuan enkapsulasi sel dilakukan pada fase akhir logaritmik atau awal fase stasioner pada jam ke-36 berdasarkan kurva
pertumbuhan. Pemanenan pada fase ini bertujuan untuk memperpendek waktu adaptasi kembali bakteri yang akan dienkapsulasi. Total sel bakteri pada saat
pemanenan 36 jam menunjukkan nilai mencapai 10
8
– 10
9
CFU mL
-1
. Pentingnya mendapatkan konsentrasi sel 8
- 9 log CFU mL
-1
dimaksudkan untuk memberikan jumlah sel yang cukup untuk enkapsulasi dan meningkatkan jumlah
bakteri yang tetap hidup dalam kondisi asam lambung tiruan. Selain itu, pemanenan pada akhir fase logaritmik dilakukan dengan harapan bakteri mulai
memproduksi senyawa metabolit yang salah satunya berupa asam sehingga bakteri toleran terhadap paparan asam pada kondisi asam lambung tiruan sehingga
dapat meningkatkan viabilitas dan daya hidup bakteri. Usmiati dan Marwati 2007 melakukan pembuatan kurva pertumbuhan
bakteri asam laktat SCG 1223 dalam media nutrient broth. Bakteri memasuki fase stasioner pada jam ke-7. Berdasarkan pada kurva pertumbuhan BAL SCG 1223,
pada titik fase logaritmik ditunjukkan oleh garis logaritmik sebelum memasuki fase stasioner nilai pH terendah pada jam ke-6. Meningkatnya jumlah biomassa
menyebabkan jumlah metabolit sekunder bakteriosin yang dihasilkan akan meningkat kemudian turun setelah mencapai fase stasioner Boe, 1996.
Pembuatan kurva pertumbuhan isolat juga dilaporkan oleh Yuliana 2008 yang menggunakan isolat BAL T5 pada media MRS cair. Isolat T5 memiliki fase
adaptasi relatif singkat yang terjadi pada jam ke-0 hingga ke-3 jam pertama, sedangkan bakteri memasuki fase logaritmik terjadi pada jam ke 3 sampai dengan
jam ke 9.
4.4 Enkapsulasi dan Pengeringan Sinbiotik BAL AK2