2. Penciptaan Disiplin Kelas
Disiplin diartikan adanya kesedian untuk mematuhi ketentuan peraturan-peraturan yang berlaku. Kepatuhan disini bukanlah karena paksaan, tetapi kepatuhan atas
dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya mematuhi peraturan-peraturan itu. Disiplin harus ditanamkan dan dtumbuhkan dalam diri anak, sehingga akhirnya
rasa disiplin itu akan tumbuh dari hati sanubari anak itu sendiri. Pengelolaan kelas yang baik akan menciptakan disiplin kelas yang baik. Kelas
yang dinyatakan disiplin apabila setiap siswanya patuh pada aturan maintata tertib yang ada, sehingga dapat terlibat secara optimal dalam kegiatan belajar.
Disiplin kelas bukanlah sekedar pemberian hukuman bagi melanggar atau menerima penghargaan bagi yang menaatinya. Disiplin dalam hal ini
dimaksudkan sebagai usaha membina secara terus menerus kesadaran dalam bekerja atau belajar dengan baik dalam arti setiap orang menjalankan fungsinya
secara efektif. Pemberian sanksi hanya boleh dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran terhadap tata tertib tersebut. Pelanggaran disiplin biasanya bersumber
pada kepemimpinan guru yang terlalu otoriter, siswa merasa kurang dilibatkan dalam efektifitas kelas, rasa bosan terhadap pelajaran, perasaan tertekan, takut,
cemas, serta siswa kurang diperhatikan. Tindakan pencegahan terjadinya pelanggaran disiplin kelas adalah dengan tata tertib dan pemberian ganjaran dan
hadiah. Pembuatan tata tertib pun hendaknya melibatkan siswa, karena dengan melibatkan
siswa maka rasa tanggung jawab siswa terhadap peraturan akan lebih besar jika mereka terlibat dalam perbuatannya. Dengan mendengarkan saran, masukan dan
keinginan siswa dakan membuatnya merasa dihargai dan diakui. Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada pelaksanaan peraturan tersebut.
f. Pengelolaan Kelas yang Efektif
Bila kelas dipahami secara sederhana sebagai sekelompok orang yang belajar bersama, yang mendapatkan pembelajaran dari guru, maka didalamnya terdapat
orang yang melakukan kegiatan belajar dengan karakteristik masing-masing yang unik. Perbedaan ini perlu guru pahami agar mudah dalam melaksanakan kegiatan
pengelolaan kelas secara efektif. Pengelolaan kelas yang efektif menurut Euis Karwati dan Donni Juni Priansa perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1 Kelas merupakan sistem yang diorganisasi untuk tujuan tertentu, yang
dilengkapi dengan tugas-tugas dan dipimpin serta diarahkan oleh guru. 2
Guru merupakan tutor dan teladan bagi semua peserta didik yang ada di kelas, bukan hanya untuk satu peserta didik pada waktu tertentu.
3 Kelompok belajar yang ada di kelas mempunyai perilaku tertentu yang
kadang berbeda dengan perilaku kelompok maupun individu lainnya di dalam kelas. oleh karena itu, maka kelompok-kelompok yang ada di kelas perlu
mendapatkan perhatian. 4
Kelompok belajar yang ada di kelas memberikan pengaruh terhadap individu yang menjadi anggotanya. Pengaruh baik dapat dikembangkan, namun
pengaruh buruk perlu dibendung oleh guru dengan cara memberikan bimbingan.
II. KERANGKA PIKIR
Salah satu usaha guru dalam pengelolaan kelas adalah memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar oleh karena itu kelas harus
dikelola dengan sebaik-baiknya oleh guru. Pengelolaan kelas sangat dibutuhkan oleh guru karena dari hari ke hari dan bahkan dari waktu ke waktu
tingkah laku dan perbuatan anak didik selalu berubah. Tanpa adanya pengelolaan kelas yang baik maka akan mudah terjadi suatu penyelewengan tindakan
dalam kelas. Penyelewengan tersebut disebabkan oleh banyak hal seperti kurangnya perhatian dan pengenalan, kurangnya ketegasan dalam disiplin, bosan,
dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya mengenai pengelolaan kelas dilakukan oleh guru mata pelajaran Geografi dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir Penelitian
Pengelolaan Kelas MataPelajaran Geografi
Pembelajaran Geografi
a Memotivasi kepada peserta didik b Penggunaan metode dan model pembelajaran
c Urutan materi pembelajaran d Pengaturan latihan yang efektif
e Masalah perbedaan individu peserta didik f Evaluasi pembelajaran dan bimbingan
g Bantuan dalam aplikasi hasil belajar atau sarana dan prasarana.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut Sutrisno Hadi dalam Hadari Nawawi 2005:24 menyatakan bahwa “Penelitian”
dapat didefinisikan
sebagai sebuah
usaha menemukan,
mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran suatu pengetahuan,usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
Berdasarkan definisi penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian merupakan suatu proses yang dilakukan secara ilmiah untuk mencari kebenaran
pengetahuan. Menurut Hadari Nawawi 2005:25 metode penelitian “merupakan ilmu yang
memperbincangkan tentenag
metode-metode ilmiah
dalam menggali
pengetahuan.”Hal ini menggambarkan bahwa metode penelitian merupakan ilmu yang mengkaji serta membahas mengenai metode-metode untuk menemukan
kebenaran pengetahuan secara sistematis, bertujuan, dan berencana. Adapun dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata 2007:72 menjelaskan Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-
fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia.