terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkaneksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi
lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut
6 Menyajikan
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan
kepada peserta
didik untuk
mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau
menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil
tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik
tersebut.
Kegiatan “mengkomunikasikan”
dalam kegiatan
pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini
adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan
singkat dan
jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
7 Menyimpulkan
Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan
mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola
dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara individual
membuat kesimpulan.
Langkah-langkah tersebut di atas, tidak selalu dilakukan secara berurutan, terlebih pada pembelajaran Tematik,
dimana pembelajarannya menggunakan tema tiap mata pelajaran. Sementara setiap mata pelajaran memiliki
karakteristik berbeda antara satu dan yang lainnya. Oleh karena itu, agar pembelajaran bermakna perlu diberikan
contoh-contoh agar dapat lebih memperjelas penyajian pembelajaran dengan pendekatan ilmiah.
6. Hasil Belajar
Dalam setiap proses, selalu ada hasil yang diperoleh, begitupun dalam belajar. Djamarah 2010: 119 menyatakan hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar juga menunjukkan berhasil atau tidaknya suatu kegiatan
pengajaran yang dicerminkan dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes.
Hamalik 2008: 30 mengemukakan hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dalam
bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Bloom dalam Suprijono,2013: 6 menyatakan bahwa hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Tingkat keberhasilan belajar tidak selalu sama. Djamarah Zain 2010 : 107 membagi tingkatan keberhasilan sebagai berikut:
a. Istimewamaksimal
: apabila seluruh bahan pelajaran
yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.
b. Baik sekalioptimal
: apabila sebagian besar 76 s.d.99 bahan pelajaran yang
diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
c. Baikminimal
: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60 s.d. 75 saja
dikuasai oleh siswa. d.
Kurang
: apabila bahan pelajaran yang diajarkan
kurang dari
60
dikuasai oleh siswa.
Sadiman 2009: 49 menyatakan bahwa hasil pembelajaran itu dikatan betul-betul baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh
siswa.
b. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan
hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga
akan dapat mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan ini dihayati dan penuh
makna bagi dirinya
Dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar ialah perubahan pada diri siswa setelah melakukan proses belajar, perubahan tersebut terdiri dari
perubahan pengetahuan, sikap, dan kemampuan.
a Penilaian Otentik
Kurikulum 2013 menerapkan suatu penilaian yang disebut penilaian otentik. Diharapkan dalam penerapannya, penilaian
otentik ini mampu mengukur suatu kemampuan baik pengetahuan dan keterampilan yang akan digunakannya dalam
kehidupan nyata. Takari 2009: 60 berpendapat bahwa penilaian otentik yaitu kegiatan menilai pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh siswa. Hal ini senada dengan pendapat Stiggins dalam Nurgiyantoro, 2011: 23 penilaian otentik merupakan
penilaian kinerja perfomansi yang meminta pembelajar untuk mendemonstrasikan keterampilan dan kompetensi tertentu yang
merupakan penerapan pengetahuan yang dikuasainya..
Menurut Muslih 2008: 47 penilaian otentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisis, dan menafsirkan data yang
telah terkumpul ketika atau saat proses pembelajaran berlangsung, bukan semata-mata pada hasil pembelajaran saja.
Sedangkan Nurgiyantoro 2011: 23 berpendapat bahwa penilaian
otentik authentic
assessment menekankan
kemampuan siswa untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna.
Menurut pendapat ahli di atas, dapat penulis simpulkan bahwa penilaian otentik merupakan suatu kegiatan penilaian unjuk
kerja yang melihat dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diterapkan dalam proses belajar mengajar.
B. Kerangka Pikir
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah model pembelajaran yang digunakan. Model Course Review Horay menurut
Dwitantra 2010 adalah suatu model pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk
menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay. Talking Stick merupakan model pembelajaran
yang menggunakan media tongkat Huda, 2013: 34.
Penelitian ini membandingkan hasil belajar siswa menggunakan model Course Review Horay dan Talking Stick. Pada penelitian ini terdapat
variabel bebas X dan variabel terikat Y. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Course Review Horay sebagai X
1
dan model Talking Stick sebagai X
2
. Sedangkan sebagai variabel terikatnya adalah hasil belajar. Ada dua hasil belajar yang akan diukur, yaitu hasil belajar pada model Course
Review Horay sebagai Y
1
dan hasil belajar pada model Talking Stick sebagai Y
2
. Hasil belajar yang diamati meliputi hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Hubungan antara variabel – variabel tersebut dapat dilihat pada alur
kerangka pikir berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir.
C. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Semua siswa kelas V SD Negeri 1 Metro Pusat memperoleh materi pembelajaran yang sama sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
2. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa selain strategi
pembelajaran dianggap memberikan pengaruh yang sama.
X
1
Y
2
X
2
Y
1
Dibandingkan
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir
Sugiyono, 2013: 96. Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir yang telah disebutkan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
1. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kognitif siswa
yang menggunakan model Course Review Horay dengan siswa yang menggunakan model Talking Stick di kelas V SD Negeri 1 Metro
Pusat Tahun Pelajaran 20142015. 2.
Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar afektif siswa yang menggunakan model Course Review Horay dengan siswa yang
menggunakan model Talking Stick di kelas V SD Negeri 1 Metro Pusat Tahun Pelajaran 20142015.
3. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar psikomotor siswa
yang menggunakan model Course Review Horay dengan siswa yang menggunakan model Talking Stick di kelas V SD Negeri 1 Metro
Pusat Tahun Pelajaran 20142015.
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Semu atau yang disebut juga Quasi Experimental. Penelitian ini melakukan suatu cara untuk
membandingkan kelompok Emzir, 2008: 102. Sugiyono 2013: 114 menyatakan, penelitian eksperimen semu digunakan saat mengalami
kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam suatu penelitian.
Desain penelitian yang digunakan adalah Counterbalanced Design atau desain berimbang. Desain ini memiliki ciri – ciri khusus yaitu, semua subjek
mendapat perlakuan eksperimen untuk beberapa saat lamanya selama masa eksperimen berlangsung Asmayanti, 2012: 43.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Metro Pusat yang beralamatkan di Jalan Brigjend Sutiyoso No. 44 Metro Pusat.
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan. Dimulai dari usul penelitian sampai menyelesaikan laporan, yaitu dimulai pada bulan
September sampai dengan Desember semester ganjil tahun pelajaran 20142015.
C. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2013: 117. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V SD
Negeri 1 Metro Pusat Tahun Pelajaran 20142015 yang terdiri dari tiga kelas dengan jumlah total 86 siswa.
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu Sugiyono, 2013: 118. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik Sampling Purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2013: 124. Teknik ini biasanya
dilakukan karena tujuan tetentu. Sampel dalam penelitian ini kelas VA dengan jumlah 29 siswa dan VB dengan jumlah 28 siswa dengan melihat
pertimbangan dari rerata hasil mid semester ganjil. Kedua kelas memiliki nilai rerata nilai evaluasi yang relatif sama. Kelas VC digunakan sebagai
kelas uji coba.