48
3.5. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistic yang menggunakan regresi linear berganda dan menggunakan
SPSS 19. Tahapan yang dilakukan dalam analisis data penelitian ini adalah:
3.5.1. Uji Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi berganda mensyaratkan dilakukannya pengujian asumsi klasik untuk memperoleh hasil Best Linear Unbiased
Estimator BLUE dengan menggunakan metode Ordinary Least Square OLS atau pangkat kuadrat terkecil biasa. Model regresi dikatakan BLUE
jika memenuhi semua asumsi klasik. Berikut ini penjelasan mengenai uji asumsi klasik yang akan dilakukan.
3.5.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai
distribusi normal atau tidak Ghozali, 2005:110. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal.
Jadi, uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Pengujian normalitas dapat
menggunakan grafik P-P Plot dan uji Kolmogrov-Smirnov. Grafik P-P Plot dilihat apabila titik menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, sedangkan dasar pengambilan keputusan uji
Kolmogorov-Smirnov adalah melihat nilai signifikannya. Jika nilai
Universitas Sumatera Utara
49 signifikan 0,05, maka distribusi data normal. Sebaliknya, bila
nilai signifikan 0,05, maka distribusi data tidak normal.
3.5.1.2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan penganggu t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena ada observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainya. Masalah ini timbul
karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainya. Hal ini sering ditemukan pada data
runtut waktu atau times series, karena “gangguan” pada seorang individukelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada
individukelompok yang sama pada periode berikutnyaGhozali, 2005:95.
Mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, digunakan uji Durbin-Watson uji DW. Tabel Durbin Waston tersebut memuat
dua nilai batas, yaitu batas atas �
�
dan batas bawah �
�
, untuk berbagai nilai n dan k jumlah variabel bebas.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi: 1. 0d
W
�
�
, berarti ditolak karena tidak ada autokorelasi positif +
2. d
L
d
W
d
U
, tidak dapat disimpulkan
Universitas Sumatera Utara
50 3. d
U
d
W
4-d
U
, berarti diterima karena tidak ada autokorelasi 4. 4-d
U
d
W
4-d
L
, tidak dapat disimpulkan 5. 4-d
L
d
w
4, berarti ditolak karena tidak ada autokorelasi negatif -
3.5.1.3. Uji Heteroskedastisitas