13 simultan terhadap return saham perusahaan LQ 45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah : a. Bagi peneliti.
Penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan wawasan dan pola pikir tentang pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio
profitabilitas, rasio aktivitas, price earnings ratio, dividend yield terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, serta dapat mengaplikasikan teori yang pernah didapatkan selama kuliah.
b. Bagi perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dan gambaran
mengenai return saham dan memberikan masukan bagi manajer perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang diperkirakan
berpengaruh terhadap return saham. c. Bagi investor.
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam melakukan investasi dalam bentuk
saham di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Informasi Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu yang
dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan pihak yang berkepentingan mengenai kondisi keuangan dan selanjutnya digunakan
sebagai alat pengambilan keputusan bagi para pemakai laporan keuangan. Menurut Harahap 2013 para pemakai laporan keuangan meliputi
pemegang saham, investor, karyawan dan serikat pekerja, pemberi dana kreditur, dan pemerintah atau lembaga pengatur resmi. Informasi yang
terdapat dalam laporan keuangan biasanya tidak mampu memberikan informasi terhadap pihak-pihak tersebut. Hal ini dikarenakan setiap
pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi yang berbeda-beda untuk tujuan umum mereka. Berikut dijelaskan para pemakai keuangan
dan kebutuhannya terhadap laporan keuangan : a.
Pemegang saham Pemegang saham ingin mengetahui kinerja perusahaan dengan
melihat asset, utang, modal, hasil, biaya dan laba. Sehingga pemegang saham dapat mengetahui jumlah dividen, pendapatan saham dan jumlah
laba ditahan yang dapat mereka terima. Dari informasi tersebut, para pemegang saham dapat mengambil keputusan apakah ia akan
Universitas Sumatera Utara
15 mempertahankan sahamnya, atau menjualnya, atau menambah jumlah
saham di perusahaan tersebut. b.
Investor Sama halnya dengan pemegang saham, para investor lebih tertarik
melakukan investasi pada perusahaan yang dapat memberikan keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan tersebut. Para investor membutuhkan
informasi tersebut untuk memutuskan apakah akan membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.
c. Karyawan dan serikat pekerja
Karyawan perlu mengetahui informasi keuangan untuk mengetahui pendapatan yang diterima oleh perusahaan dan menilai apakah pendapatan
yang mereka adil atau tidak. d.
Pemberi dana kreditur Sama dengan pemegang saham dan investor, kreditur juga
membutuhkan informasi keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui kondisi dan kinerja perusahaan baik yang sudah diberi pinjaman maupun
yang akan diberi pinjaman. Laporan keuangan tersebut dapat memberikan sumber informasi bagi kreditur untuk menilai kelayakan perusahaan untuk
menerima pinjaman. e.
Pemerintah atau lembaga pengatur resmi. pemerintah atau lembaga pengatur resmi sangat membutuhkan
laporan keuangan. Pemerintah membutuhkan informasi keuangan untuk
Universitas Sumatera Utara
16 mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak serta menilai
kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang sudah ditetapkan. Laporan keuangan merupakan instrumen untuk melaporkan
informasi keuangan suatu perusahaan kepada para pengguna laporan keuangan yang berbeda-beda dan digunakan dalam pengambilan
keputusan. Suatu laporan keuangan akan bermanfaat, jika laporan keuangan memberikan informasi yang relevan bagi para pengguna laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan. Informasi keuangan tersebut akan tepat guna jika informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan
pemakai laporan keuangan khususnya para investor. Informasi laporan keuangan merupakan dasar bagi para investor
dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan memberikan informasi mengenai kondisi dan kinerja perusahaan yang diukur dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan.
2.1.2. Analisis Kinerja Keuangan
Sangat penting bagi para investor untuk mengetahui kinerja perusahaan dimana mereka menempatkan dana mereka dengan
mengetahui kondisi, stabilitas, dan kontinuitas perusahaan. Investor membutuhkan informasi keuangan yang lengkap untuk dianalisis sehingga
dapat mencerminkan kondisi perusahaan tersebut. Untuk melihat kondisi keuangan perusahaan, rasio keuangan merupakan instrumen analisis yang
tepat untuk mengukur kinerja perusahaan. Pada dasarnya untuk
Universitas Sumatera Utara
17 menghitung rasio keuangan perusahaan diperlukan angka-angka yang
terdapat dalam neraca, laba rugi, atau keduanya. Disebut rasio karena yang dilakukannya adalah membandingkan membagi antara satu item tertentu
dalam laporan keuangan dengan item lainnya Syahyunan, 2013. Sehingga dapat menjelaskan makna suatu angka atas laporan keuangan
tersebut. Hanafi dan Halim 2005 dalam Widhi 2011 mengelompokkan
analisis rasio keuangan ke dalam lima macam kategori, yaitu: 1. Rasio likuiditas yang terdiri dari
a. Rasio Lancar b. Rasio Quick
2. Rasio Aktivitas yang terdiri dari: a. Rata-rata Umur Piutang
b. Perputaran Persediaan c. Perputaran Aktiva Tetap
d. Perputaran Total Aktiva 3. Rasio solvabilitas yang terdiri dari:
a. Rasio Total Hutang terhadap Total Asset b. Rasio Hutang-Modal Saham
c. Rasio Times Interest Earned
d. Rasio Fixed Charge Coverage
4. Rasio profitabilitas yang terdiri dari: a. Profit Margin
Universitas Sumatera Utara
18 b. ROA return on asset
c. ROE return on equity 5. Rasio pasar yang terdiri dari:
a. PER price earnining ratio b. DY dividend yield
c. Pembayaran dividen dividend payout Menurut Syahyunan 2013 rasio keuangan terbagi atas lima jenis
yaitu : 1.
Rasio Likuiditas liquidty ratio Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Menurut James O. Gill Kasmir, 2008
rasio likuiditas mengukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat dikonversikan atau diubah menjadi kas untuk membayar pengeluaran,
tagihan, dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban pada saat ditagih. Rasio likuiditas atau disebut juga dengan
rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa likuidnya suatu perusahaan.
Rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas adalah Current ratio rasio lancar. Rasio ini digunakan untuk menghitung kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan asset lancar
Universitas Sumatera Utara
19 yang tersedia. Penghitungan ratio dilakukan dengan cara membandingkan
antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan kewajiban lancar
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban lancarnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
����� ������ = ���� ������
��������� ������ 2.
Rasio Leverage leverage ratio Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui apakah kegiatan usaha
perusahaan lebih banyak didanai oleh utang atau ekuitas. Menurut Kasmir 2008 rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai utang. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio yang digunakan untuk mengukur leverage adalah
debt to equity ratio rasio utang atas modal. Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
����� ����� ���� ����� = ����� �����
����� �������
Universitas Sumatera Utara
20 3.
Rasio aktivitas activity ratio Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui seberapa efektif
manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Menurut Kasmir 2008 rasio aktivitas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Dapat disimpulkan bahwa
rasio aktivitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dalam pemanfaatan sumbr daya perusahaan. Dari hasil pengukuran dengan rasio
aktivitas akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola asset yang dimilikinya atau malah sebaliknya. Rasio yang
digunakan untuk mengukur aktivitas adalah total asset turnover. Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh asset
dalam menghasilkan penjualan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: ����� ���� ���� ���� =
��������� ����� ����
4. Rasio profitabilitas profitability ratio
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.
Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Rasio
yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah return on asset. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara keuntungan dengan seluruh
Universitas Sumatera Utara
21 aktiva atau kekayaan perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan dengan seluruh modal yang ada didalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
������ �� ����� = ���� �����ℎ
����� ���� 5.
Rasio peniliaian valuation ratio Rasio penilaian bertujuan menjadi tolak ukur yang mengkaitkan
hubungan antara harga saham dengan pendapatan perusahaan dan nilai buku saham atau mencerminkan kinerja perusahaan secara menyeluruh.
Rasio penilaian yang digunakan yaitu price earning ratio dan dividend yield. Rasio price earning ratio menunjukkan perbandingan antara harga
saham di pasar dengan pendapatan yang diterima. Bagi investor semakin kecil PER suatu saham, semakin bagus, karena saham tersebut termasuk
kategori murah. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: ����� ������� ����� =
����� ��ℎ�� ���
Dividend yield adalah suatu rasio yang menghubungkan dividen yang dibayar dengan harga saham biasa. Dividend Yield menyediakan
suatu ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada. Beberapa investor
menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan
dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi. Warsono, 2003
Universitas Sumatera Utara
22 Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
�������� ����� = ������� ��� ��ℎ��
ℎ���� ��ℎ��
2.1.3. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan
Menurut sofyan syafri harahap 2013:298 analisis rasio keuangan memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistic yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan. 2.
Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industry lain.
4. Sangat bermanfaat dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi. 5.
Menstandarisis size perusahaan. 6.
Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau
time series. 7.
Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Dari pernyataan diatas, dapat dilihat bahwa rasio keuangan memiliki manfaat dalam menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan.
Dengan digunakan rasio keuangan dapat memberikan gambaran bagi
Universitas Sumatera Utara
23 investor mengenai kondisi dan kinerja perusahaan di masa yang akan
datang.
2.1.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Kelemahan yang ada pada rasio keuangan adalah setiap data yang diperoleh dan digunakan dalam menganalisis bersumber daru laporan
keuangan. Perbedaan dalam metode yang diterapkan perusahaan akan memberikan perhitungan yang berbeda. Selain perbedaan penggunaan
metode, ada kemungkinan data yang diperoleh adalah data yang sudah diubah angkanya atau dimanipulasi Syahyunan, 2013. Menurut friedlob
dan plewa dalam fahmi 2006 analisis rasio tidak memberikan banyak jawaban, kecuali menyediakan rambu-rambu tentang apa yang seharusnya
diharapkan, sehingga dapat dipahami bahwa rasio keuangan merupakan suatu titik awal dalam analisis keuangan perusahaan.
Dengan adanya penjelasan mengenai keterbatasan dalam rasio keuangan, maka sangatlah penting untuk mengkaji ulang setiap hasil yang
diperoleh dari perhitungan rasio keuangan. Namun dengan adanya rasio keuangan, akan sangat membantu para investor dalam menganalisis
kinerja keuangan. Hasil analisis tersebut akan membantu para investor membuat keputusan.
Universitas Sumatera Utara
24
2.1.5. Return Saham
Return adalah tingkat pengembalian atas investasi yang diharapkan oleh investor atas investasi yang dilakukannya. Return yang diterima oleh
investor dalam investasi saham terdiri dari keuntungan atau kerugian yang terjadi akibat kenaikan atau penurunan harga saham capital gain, serta
pendapatan yang diterima berupa dividen. Menurut Jogiyanto 2012 return memiliki dua komponen yaitu
capital gain dan yield. Capital gain merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Besarnya capital gain
suatu saham akan positif, jika harga jual saham yang dimiliki lebih besar dari harga belinya. Sedangkan yield merupakan presentasi penerimaan kas
periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, yield adalah presentasi dividen terhadap saham periode
sebelumnya. Jogiyanto 2012 membedakan return saham menjadi dua jenis
yaitu return realisasian realized return dan return ekspektasian expected return. Return realisasian merupakan return yang sudah terjadi dan
dihitung berdasarkan data historis. Return ini merupakan selisih harga saham sekarang dengan harga saham sebelumnya secara relatif. Sedangkan
return ekspektasian merupakan return yang diharapkan terjadi dimasa mendatang dan bersifat tidak pasti.
Universitas Sumatera Utara
25 Pengertian return saham dalam penelitian ini sama dengan return
realisasi atau capital gain, yaitu keuntungan yang diperoleh dari kenaikan harga saham. Return saham inilah yang digunakan sebagai variabel
dependen dalam penelitian ini, yang diperoleh dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan
mengabaikan deviden. Return saham yang diterima investor dinyatakan sebagai berikut Jogiyanto, 2012:
������ ��ℎ�� = �-� − �� − 1
�� − 1 Dimana:
P
t
= Harga saham pada periode sekarang P
t-1
= Harga saham pada periode lalu Untuk menghadapi pergerakan harga saham di bursa saham,
terdapat dua macam pendekatan dalam menganalisis harga saham yaitu: 1. Analisis Fundamental.
Dalam analisis fundamental, yang dijadikan dasar perkiraan harga intrinsic value adalah faktor-faktor fundamental seperti laporan
keuangan, informasi penting lain yang sewaktu-waktu harus diumumkan perusahaan publik dan perkembangan ekonomi makro, maupun berita
dalam bidang-bidang lain seperti politik, sosial, cuaca, dsb. 2. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga saham tersebut dari waktu
ke waktu. Analisis teknikal didasarkan pada anggapan bahwa harga
Universitas Sumatera Utara
26 suatu saham akan ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap
sekuritas tersebut.
2.1.6. Teori Sinyal
Teori sinyal merupakan penejelasan dari asimetri informasi. Terjadinya asimetri disebabkan karena pihak perusahaan mempunyai
informasi lebih banyak mengenai prospek perusahaan Widyawati dalam Novitasari 2013. Untuk menghindari asimetri informasi, perusahaan
harus memberikan informasi sebagai sinyal kepada pihak investor. teori signaling menyatakan bahwan perusahaan yang berkualitas baik dengan
sengaja akan memberikan sinyal pada pasar yang berupa informasi, dengan demikian pasar diharapkan akaan dapat membedakan perusahaan
yang berkualitas baik dan buruk. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal tersebut berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik
ataupun pihak yang berkepentingan. Sinyal yang diberikan dapat juga dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan
keuangan, laporan apa saja yang sudah dilakukan manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta
informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain Susilowati, 2011.
Universitas Sumatera Utara
27 Menurut teori sinyal, kegiatan perusahaan memberikan informasi
kepada investor tentang prospek return masa depan yang substansial. Sinyal tersebut memberikan informasi kepada public bahwa perusahaan
tersebut memiliki prospek yang bagus di masa depan. Marwata menyatakan bahwa return yang meningkat akan diprediksi dan
memberikan sinyal tentang laba dan analisa yang mengungkap sinyal tersebut digunakan untuk memprediksi peningkatan earning jangka
panjang. Teori sinyal ini membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal
keberhasilan atau kegagalan manajemen disampaikan kepada pemilik modal. Penyampaian laporan keuangan dapat dianggap sebagai sinyal,
yang menunjukkan apakah manajer telah berbuat sesuai dengan kewajibannya atau tidak.
2.2. Penelitian Terdahulu
Margaretha dan Damayanti 2008 menunjukkan bahwa secara signifikan ketiga variabel bebas price earnings ratio, dividend yield dan market to book ratio
berpengaruh secara negatif terhadap return saham. Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa variabel bebas price earnings ratio berpengaruh secara
positif terhadap return saham. Return saham sensitif terhadap price earnings ratio dengan arah negatif yang menunjukkan perubahan return saham akan meningkat
jika price earnings ratio menurun. Return saham sensitif terhadap dividend yield dengan arah negatif yang menunjukkan perubahan return saham akan mengikuti
Universitas Sumatera Utara
28 dividend yield. Selanjutnya pengujian terhadap market to book ratio menunjukan
pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Anggraeni Puspitasari dan Linda Purnamasari 2013 menunjukkan bahwa
rasio pembayaran dividen di samping meningkat juga menurun. Namun, kondisinya tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada
saat dividend yield menurun. Kemudian, dalam pengujian hipotesis peningkatan dividend yield, juga ditemukan adanya pengaruh yang signifikan terhadap harga
saham. Rio Malintan 2010 melakukan penelitian untuk memberikan bukti
empiris apakah current ratio CR, debt to equity ratio DER, price earning ratio PER, dan return on asset ROA berpengaruh terhadap return saham yang
deperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Menggunakan analisis regresi berganda dengan data dari 19 sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar dari tahun
2005 sampai 2010. Berdasarkan hasil penelitina bahwa current ratio CR, debt to equity ratio DER, price earning ratio PER, dan return on asset ROA secara
simultan tidak berpengaruh terhadap return saham. Namun hasil penelitian secara parsial, current ratio CR dan debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap
return saham sedangkan sedangkan price earning ratio PER dan return on asset ROA berpengaruh terhadap return saham.
I.G.K.A. Ulupui 2005 hasil penelitian menunjukkan current ratio CR, debt to equity ratio DER, total asset turnover TATO dan return on asset
ROA secara simultan tidak berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial hanya current ratio yang berpengaruh terhadap return saham.
Universitas Sumatera Utara
29 Dwi Martani et al 2006 menunjukkan bahwa net profit margin NPM,
return on equity ROE, debt to equity ratio DER dan price to book value PBV bepengaruh terhadap market adjusted return pada perusahaan manufaktur tahun
2002-2006. Namun current ratio CR, total asset turnover TATO, log TA total asset dan cashflow from operationsales CFOS tidak berpengaruh terhadap
market adjusted return. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio CR, net profit margin NPM, return on equity ROE, debt to equity ratio
DER, cashflow from operationsales CFOS, dan price to book value PBV berpengaruh terhadap cumulative abnormal return dan total asset turnover
TATO, log total assetA TA tidak berpengaruh terhadap cumulative abnormal return.
Michell Suharli 2004 hasil pengujian statistic menunjukkan bahwa debt to equity ratio DER dan beta saham tidak berpengaruh terhadap return saham
secara signifikan. Hal ini terjadi karena adanya kondisi politik yang ditandai tiga kali pergantian presiden dan satu kali pemilu, dalam periode penelitian ini, turut
mempengaruhi kondisi perekenomian yang menjadikan hasil penelitian ini menolak kedua hipotesis.
Amrih Tri Raharjo 2004 menggunakan perusahaan perusahaan yang bergerak di bidang financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai
populasi. Periode penelitian ini dua tahun 2002-2003 dengan data kwartalan. Pemilihan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling dan
diperoleh 24 perusahaan sebagai sampel. Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan model regresi linear berganda. Hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa
Universitas Sumatera Utara
30 secara simultan uji F menunjukkan pengujian variabel independen menghasilkan
nilai uji F sebesar 24,868 dengan signifikansi F sebesar 0,000. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Price-Earning Ratio, volume penjualan, dan suku bunga
SBI secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Pada uji secara parsial uji t menunjukkan Price-Earning Ratio dan
volume penjualan berpengaruh terhadap return saham. Hail uji R2 diketahui bahwa variabel Price earning ratio PER, volume penjualan, dan siku bunga SBI
memeberikan pengaruhnya 27,3 terhadap return saham.
Universitas Sumatera Utara
31
Tabel 2.1 Penelitian-penelitian Terdahulu
No.
Peneliti
Judul Hasil
1. Farah Margaretha
dan Irma Damayanti
2008 Pengaruh Price Earnigs
Ratio, Dividend Yield Dan Market To Book Ratio
Terhadap Stock Return Di Bursa Efek Indonesia
• Secara parsial Price Earnigs Ratio, Dividend Yield Dan Market
To Book Ratio signifikan berpengaruh terhadap stock
return yang masuk dalam daftar Bursa Efek Indonesia
2. Anggraeni Puspitasari
dan Linda
Purnamasari 2013
Pengaruh Perubahan Dividend Payout Ratio
Dan Dividend Yield
Terhadap Return Saham Studi Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia
• Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa perubahan
dividend payout ratio meningkat, dividend payout ratio menurun,
dan dividend yield menurun tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan harga saham.
3. Rio Malintan
2010 Pengaruh Current Ratio
CR, Debt to Equity Ratio DER,
Price Earning Ratio PER, dan Return
on Asset ROA Terhadap Return Saham Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2005- 2010
• Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Current Ratio CR, Debt
to Equity Ratio DER, Price Earning Ratio PER, dan Return
on Asset ROA secara simultan tidak berpengaruh pada return
saham.
• Secara parsial Current Ratio CR dan Debt to Equity Ratio DER
tidak berpengaruh terhadap return saham.
• Price Earning Ratio PER dan Return on Asset ROA secara
parsial berpengarih terhadap return saham.
4. I.G.K.A. Ulupui
2005 Analisis Pengaruh Rasio
Likuiditas, Leverage,
Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap
Return Saham Studi Pada Perusahaan Makanan dan
Minuman Dengan Kategori Industri Barang
• Variabel Current Ratio dan Return on Asset secara parsial
berpengaruh siginifikan terhadap return saham.
• Variabel total asset turn over tidak berpengaruh siginifikan
terhadap return saham.
Universitas Sumatera Utara
32 Konsumsi di BEJ
5. Dwi Martani et
al. 2006 The Effect of Financial
Ratios, Firm Size, and Cash Flow From
Operating Activities in The Interim Report to The
Stock Return • Variabel yang secara konsisten
signifikan terhadap adjusted return
and abnormal return adalah rasio proftabilitas NPM
dan ROE, TATO, dan market value ratio PBV.
• Variabel current ratio CR, net profit margin NPM, return on
equity ROE, debt to equity ratio DER,
cashflow from operationsales
CFOS, dan
price to book value PBV berpengaruh terhadap cumulative
abnormal return.
6. Michell suharli
2004 Studi empiris terhadap dua
faktor yang mempengaruhi return saham pada industri
food beverages di Bursa Efek Jakarta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio hutang dan tingkat risiko tidak
memberikan pengaruh signifikan terhadap return saham.
7. Amrih Tri raharjo
2004 Pengaruh
Price-Earning Ratio, Volume Penjualan,
dan Suku Bunga SBI Terhadap Return Saham
Perusahaan yang Bergerak di Bidang Finansial di
Bursa Efek Jakarta • hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara simultan price earning ratio PER, volume
penjualan, suku bunga SBI berpengaruh terhadap return
saham.
• Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa price
earning ratio PER dan volume penjualan berpengaruh terhadap
return saham
• Hasil uji R2 menunjukkan bahwa price earning ratio
PER, volume penjualan, dan suku
bunga SBI memberikan pengaruh sebesar 27,3 terhadap return
saham.
Universitas Sumatera Utara
33
2.3.Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1.
Kerangka Konseptual
Berdasarkan telaah teori dan hasil penelitian terdahulu maka hubungan antara pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio
profitabilitas, rasio aktivitas, price earnings ratio, dan dividend yield terhadap return saham, maka dibangun model penelitian seperti terlihat
pada Gambar 2.1. berikut ini:
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
H
7
H
6
H
5
H
4
H
3
Return Saham Y
H
1
H
2
Ratio likuiditas X
1
Ratio leverage X
2
Ratio profitability X
3
Ratio aktivitas X
4
Price earning ratio X
5
Dividend yield X
6
Universitas Sumatera Utara
34
2.3.2. Pengaruh Rasio likuiditas Terhadap Return Saham
Untuk mengukur likuiditas perusahaan dalam penelitian ini
digunakan Current Ratio. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban lancarnya dengan aset lancar yang
dimilikinya. Suatu perusahaan mampu memenuhi segala kewajiban lancarnya, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan likuid.
Current Ratio merupakan rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan berarti semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Akibatnya resiko yang ditanggung perusahaan juga semakin kecil. Dengan semakin kecilnya resiko yang ditanggung perusahaan maka diharapkan
akan meningkatkan minat para investor untuk menananamkan dananya dalam perusahaan tersebut, sehingga investor lebih menyukai current ratio
yang tinggi dibandingkan current ratio yang rendah. Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas, maka dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
H
1
: Terdapat pengaruh ratio likuiditas terhadap return saham
pada perusahaan LQ 45 2.3.3.
Pengaruh Rasio Leverage Terhadap Return Saham
Salah satu rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio DER. Debt to equity ratio DER
mencerminkan bagaiman kemampuan perusahaan dalam memnuhi seluruh
Universitas Sumatera Utara
35 kewajiban perusahaan dengan mengaitkannya pada seluruh ekuitas
pemiliknya. Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar total utang terhadap total ekuitas , hal ini menunjukkan semakin besar ketergantungan
perusahaan terhadap pihak luar sehingga menurunkan minat investor untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut. Menurunnya minat investor akan
berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga return saham semakin menurun.
Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H
2
: Terdapat pengaruh rasio leverage terhadap return saham
pada perusahaan LQ 45 2.3.4.
Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Salah satu rasio profitabilitas adalah
return on asset ROA. Return on asset ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana
yang ditanamkan dalam asset yang digunakan dalam operasional perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi ROA maka akan
menunjukkan semakin efisien operasional dari suatu perusahaan semakin efisien operasional daru suatu perusahaan, begitupun sebaliknya.
Rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya aset perusahaan yang menganggur, persediaan yang terlalu banyak, aset tetap beroperasi di
bawah normal dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
36 Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas, maka dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
H
3
: Terdapat pengaruh rasio profitabilitas terhadap return
saham pada perusahaan LQ 45 2.3.5.
Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Return Saham
Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan sales dengan aset yag dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
operasi perusahaan tersebut. Rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan. Salah satu rasio aktivitas
adalah total asset turnover TATO. Total asset turnover digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aset
dalam menghasilkan penjualan. Apabila dalam menganalisis rasio ini selama beberapa periode menunjukan suatu trend yang cenderung
meningkat, memberikan gambaran bahwa semakin efisiensi penggunaan aktiva sehingga hasil usaha akan meningkat.
Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H
4
: Terdapat pengaruh rasio aktivitas terhadap return saham
pada perusahaan LQ 45 2.3.6.
Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Return Saham
Price earning ratio merupakan suatu perbandingan antara harga pasar suatu saham market price dengan earning per share EPS dari
Universitas Sumatera Utara
37 saham yang bersangkutan. Dengan meningkatnya PER berarti harga saham
di pasar modal akan meningkat, sehingga return saham juga meningkat. Semakin tinggi PER menunjukkan prospectus harga saham dinilai
semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan per lembar sahamnya, sehingga PER yang semakin tinggi juga menunjukkan semakin mahal
saham tersebut terhadap pendapatanya. Jika harga saham semakin tinggi maka selisih harga saham priode sekarang dengan periode sebelumnya
semakin besar, sehingga capital gain juga semakin meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi PER maka akan mengakibatkan
return saham meningkat juga. Beberapa peneliti terdahulu telah meneliti PER terhadap return
saham seperti Malintan 2010 mengemukakan bahwa price earning ratio mempengaruhi return saham. Hal ini juga didukung oleh Raharjo 2004
yang menemukan bahwa PER berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas, maka dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
H
5
: Terdapat pengaruh price earning ratio terhadap return
saham pada perusahaan LQ 45 2.3.7.
Pengaruh Dividend Yield Terhadap Return Saham
Menurut Hirt 2006 dalam Margaretha dan Damayanti 2008, dividend yield merupakan salah satu alat ukur yang dapat mempengaruhi
return saham, yaitu dengan hasil presentase dari keuntungan per lembar saham dibagi dengan harga pasar per lembar saham yang di terima
Universitas Sumatera Utara
38 perusahaan. Menurut Guler dan Yimaz 2008 dalam Margaretha dan
Damayanti 2008, tingginya suatu dividend yield menunjukkan bahwa suatu pasar modal dalam keadaan undervalued, dimana jika suatu harga
pasar saham lebih kecil dari nilainya, maka saham tersebut harus dibeli dan ditahan sementara dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika
harga pasar saham tersebut kembali naik. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa dividend yield juga dapat
memperkirakan return saham dengan beberapa keberhasilan yang diharapkan, salah satunya mengenai pertumbuhan dividen. Dalam
penelitian Margaretha dan Damayanti 2008 menunjukkan bahwa dividend yield berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini
terjadi karena banyak perusahaan yang profitabilitasnya belum stabil yang dipengaruhi oleh keadaan ekonomi yang berflutuasi, sehingga hanya
perusahaan besar saja yang dapat membagikan dividend yield tiap tahun kepada para pemegng saham. Jadi apabila perusahaan mendapatkan return
yang tinggi maka jumlah dividen yang dibagikan kepada para investor juga semakin tinggi.
Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H
6
: Terdapat pengaruh dividend yield terhadap return saham
pada perusahaan LQ 45
Universitas Sumatera Utara
39
2.3.8. Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio
Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Price Earning Ratio, dan
Dividend Yield Terhadap Return Saham
Menurut beberapa kesimpulan sementara yang telah disebutkan sebelumnya tentang hubungan pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage,
rasio profitabilitas, rasio aktivitas, price earning ratio, dan dividend yield terhadap return saham maka peneliti mengasumsi bahwa secara simultan
rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, price earning ratio, dan dividend yield berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan LQ 45.
H
7
: Terdapat pengaruh rasio leverage, rasio profitabilitas,
rasio aktivitas, price earning ratio, dan dividend yield
terhadap return saham pada perusahaan LQ 45
Universitas Sumatera Utara
40
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menganalisis sebuah model yang telah dibangun dalam tinjauan pustaka
sebagaimana telah dijelaskam dalam Bab II. Langkah-langkah yang akan dijelaskan dalam bab ini adalah sebagai berikut: variabel dan definisi operasional
variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, teknik dan pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.1. Jenis data
Penelitian ini menggunakan data sekunder perusahaan yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Data sekunder merupakan data penelitian
yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Data yang dipakai adalah data saham kategori LQ45 beserta laporan keuangannya. Data yang dikumpulkan dengan melakukan nonparticipant
observation yaitu dengan mencatat data yang tercantum dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013, serta beberapa literature yang berkaitan dengan
masalah yang sedang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
41
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek yang menjadi pusat penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 45 saham perusahaan
yang tercatat dalam perhitungan indeks LQ45 periode 2010-2013 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
3.3.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel diambil secara purposive sampling yaitu
pengambilan sampel yang berdasarkan pertimbangan subyektif penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sampel yang diambil untuk
penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat dalam perhitungan indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI sebanyak 21
perusahaan. Adapun kriteria sampel yang termasuk dalam kategori penelitian ini adalah:
1. Perusahaan harus sudah listing pada awal periode pengamatan
2010 dan tidak delisting hingga akhir periode pengamatan 2013 2.
Perusahaan harus tergabung dalam indeks LQ45 selama 4 empat tahun berturut-turut konstan mulai periode 2010-2013.
3. Perusahaan harus menerbitkan laporan keuangan yang
mencantumkan nilai-nilai variabel yang akan diteliti yaitu CR, DER, ROA, TATO, PER, Dividend yield.
4. Laporan keuangan telah diaudit.
Universitas Sumatera Utara
42
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Dalam Indeks Lq45 2010-2013
No Kode
Populasi Kriteria
Sampel 1
2 3
4 5
1. AALI
Astra Agro Lestari Tbk. √
√ √
√ √ 1
2. ADRO Adaro Ebergu Tbk.
√ √
√ √ √
2 3.
ANTM Aneja Tambang Persero
Tbk. X
X √
√ √ 4.
ASII Astra Internasional Tbk.
√ √
√ √ √
3 5.
BBCA Bank Central Asia Tbk.
√ √
√ √ √
4 6.
BBNI Bank Negara Indonesia
Persero Tbk. √
√ √
√ √ 5
7. BBRI
Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk.
√ √
√ √ √
6 8.
BDMN Bank Danamon Tbk.
√ √
√ √ √
7 9.
BISI Bisi International Tbk.
X X
√ √ √
10. BLTA
Berlian Laju Tanker Tbk. X
X √
√ √ 11.
BMRI Bank Mandiri Persero Tbk.
√ √
√ √ √
8 12.
BNBR Bakrie Brothers Tbk.
X X
√ √ √
13. BAPT
Barito Pacific Tbk. X
X √
√ √ 14.
BTEL Bakrie Telecom Tbk.
X X
√ √ √
15. BUMI
Bumi Resources Tbk. √
√ X
√ √ 16.
DEWA Darma Henwa Tbk.
X X
√ √ √
17. ELSA
Elnusa Tbk. X
X √
√ √ 18.
ELTY Bakrieland Development
Tbk. X
X √
√ √ 19.
ENRG Energi Mega Persada Tbk.
X X
√ √ √
20. GGRM
Gudang Garam Tbk. √
√ √
√ √ 9
21. INCO
Intenational Nickel Indonesia Tbk.
√ √
√ √ √
10 22.
INDF Indofood Sukses Makmur
Tbk. √
√ √
√ √ 11
Universitas Sumatera Utara
43 23.
INDY Indika Energy Tbk.
X X
√ √ √
24. INKP
Indah Kiat Pulp Paper Tbk.
X X
√ √ √
25. INTP
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
√ √
√ √ √
12 26.
ISAT Indosat Tbk.
X X
√ √ √
27. ITMG
Indo Tambangraya Megah Tbk.
√ √
√ √ √
13 28.
JSMR Jasa Marga Persero Tbk.
√ √
√ √ √
14 29.
KLBF Kalbe Farma Tbk.
√ √
√ √ √
15 30.
LPKR Lippo Karaawaci
√ √
√ X
√ 31.
LSIP London Sumatera Plantation
Tbk. √
√ √
√ √ 16
32. MEDC
Medco Energi International Tbk.
X X
√ √ √
33. MIRA
Mitra Rajasa Tbk. X
X √
√ √ 34.
PGAS Perusahaan Gas Negara
Persero Tbk. √
√ √
√ √ 17
35. PNBN
Bank Pan Indonesia Tbk. X
X √
√ √ 36.
PTBA Tambang Batubara Bukit
Asam Persero Tbk. √
√ √
√ √ 18
37. SGRO
Sampoerna Agro Tbk. X
X √
√ √ 38.
SMCB Holcim Indonesia Tbk.
√ X
√ √ √
39. SMGR
Semen Gresik Persero Tbk. √
√ √
X √
40. TINS
Timah Persero Tbk. X
X √
√ √ 41.
TLKM Telekomunikasi Indonesia
Persero Tbk. √
√ √
√ √ 19
42. TRUB
Truba Alam Manunggal Engineering Tbk.
X X
√ √ √
43. UNSP
Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
X X
√ √ √
44. UNTR
United Tractors Tbk. √
√ √
√ √ 20
45. UNVR
Unilever Indonesia Tbk. √
√ √
√ √ 21
Universitas Sumatera Utara
44
3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian dibedakan menjadi dua yaitu variabel dependen terikat dan variabel independen bebas. Sebagai variabel
dependen dalam penelitian ini adalh return saham. Sedangkan variabel independen meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio
aktivitas, price earning ratio, dan dividend yield.
3.4.1. Variabel Independen
3.4.1.1. Rasio Likuiditas
Rasio ini menunjukkan berapa besar hutang lancar yang dijamin oleh aktiva lancar Semakin besar perbandingan aktiva
lancar dengan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban lancarnya.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: ����� ������ =
���� ������ ��������� ������
3.4.1.2. Rasio Leverage
Rasio ini digunakan untuk membandingkan total utang dengan modal pemilik ekuitas. Rasio ini juga digunakan untuk
mengetahui seberapa bagian dari setiap rupiah dari modal pemilik yang digunakan untuk menjamin utang. Rasio ini mengukur
seberapa banyak aset yang dibiayai oleh hutang. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
����� ����� ���� ����� = ����� �����
����� �������
Universitas Sumatera Utara
45
3.4.1.3. Rasio Profitabilitas
Return on assets adalah perbandingan antara keuntungan dengan seluruh aktiva atau kekayaan perusahaan. Rasio ini
menunjukkan kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang ada didalamnya untuk menghasilkan keuntungan, dengan
menggunakan data yang ada pada Neraca dan Perhitungan Laba Rugi pada perusahaan tersebut.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
������ �� ����� = ���� �����ℎ
����� ���� 3.4.1.4.
Rasio aktivitas
Total asset turnover ratio mengukur intensitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Ukuran penggunaan
aktiva paling relevan adalah penjualan, karena penjualan penting bagi laba. Rasio ini merupakan ukuran sampai seberapa jauh aktiva
telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau menunjukan berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : ����� ���� ���� ���� =
��������� ����� ����
3.4.1.5. Price Earning Ratio PER
Price Earnings Ratio PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Universitas Sumatera Utara
46 Bagi investor semakin kecil PER suatu saham, semakin bagus,
karena saham tersebut termasuk kategori murah. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
����� ������� ����� = ����� ��ℎ��
��� 3.4.1.6.
Dividend Yield
Dividend yield digunakan untuk mengukur jumlah dividen per saham relative terhadap harga pasar yang dinyatakan
dalam bentuk presentase. Semakin besar dividend yield yang dihasilkan maka akan menarik bagi investor.
Rasio ini dapat dihitung sebagai berikut : �������� ����� =
�������� ��� ��ℎ�� ℎ���� ��ℎ��
3.4.2. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham. Return yang diterima oleh investor, adalah tingkat
keuntungan yang didapat investor atas investasi saham yang dilakukan. Variabel return saham diukur dari perubahan harga saham. Return saham
dapat dihitung dengan menggunakan rumus Hartono, 2010 sebagai berikut:
������ ��ℎ�� = �-� − �� − 1
�� − 1 Dimana:
P
t
= Harga saham pada periode sekarang P
t-1
= Harga saham pada periode lal
Universitas Sumatera Utara
47
Tabel 3.2. Ringkasan Definisi Operasional dan Variabel Penelitian
No Variabel
Keterangan Indikator
Skala
1.
Ratio Likuiditas
X
1
Ratio ini menunjukkan berapa besar hutang lancar
yang dijamin oleh aktiva lancar
= ���� ������
��������� ������ Rasio
2. Rasio
leverage X
2
Rasio ini membandingkan utang dan ekuitas salam
pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan
modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya.
= ����� �����
����� ������� Rasio
3.
Rasio profitabil
itas X
3
Return on assets adalah perbandingan antara
keuntungan sebelum biaya bunga dan pajak EBIT =
Earning before interest and taxes dengan seluruh
aktiva atau kekayaan perusahaan.
= ���� �����ℎ
����� ���� Rasio
4. Rasio
aktivitas X
4
Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan
dana yang tertanam pada seluruh
aset dalam menghasilkan penjualan.
= ���������
����� ���� Rasio
5. Price
earning ratio
X
5
Rasio ini menunjukkan perbandingan harga saham
di pasar dengan pendapatan yang diterima.
= ����� ��ℎ��
��� Rasio
6. Dividend
yield X
6
Menunjukkan tingkat penghasilan berjalan yang
diperoleh dari investasi saham perusahaan
= �������� ��� ��ℎ��
ℎ���� ��ℎ��
Rasio
7. Return
saham Y
Keuntungan yang didapat dari investasi yang
dilakukan.
= �-� − �� − 1
�� − 1
Rasio
Universitas Sumatera Utara
48
3.5. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistic yang menggunakan regresi linear berganda dan menggunakan
SPSS 19. Tahapan yang dilakukan dalam analisis data penelitian ini adalah:
3.5.1. Uji Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi berganda mensyaratkan dilakukannya pengujian asumsi klasik untuk memperoleh hasil Best Linear Unbiased
Estimator BLUE dengan menggunakan metode Ordinary Least Square OLS atau pangkat kuadrat terkecil biasa. Model regresi dikatakan BLUE
jika memenuhi semua asumsi klasik. Berikut ini penjelasan mengenai uji asumsi klasik yang akan dilakukan.
3.5.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai
distribusi normal atau tidak Ghozali, 2005:110. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal.
Jadi, uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Pengujian normalitas dapat
menggunakan grafik P-P Plot dan uji Kolmogrov-Smirnov. Grafik P-P Plot dilihat apabila titik menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, sedangkan dasar pengambilan keputusan uji
Kolmogorov-Smirnov adalah melihat nilai signifikannya. Jika nilai
Universitas Sumatera Utara
49 signifikan 0,05, maka distribusi data normal. Sebaliknya, bila
nilai signifikan 0,05, maka distribusi data tidak normal.
3.5.1.2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan penganggu t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena ada observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainya. Masalah ini timbul
karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainya. Hal ini sering ditemukan pada data
runtut waktu atau times series, karena “gangguan” pada seorang individukelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada
individukelompok yang sama pada periode berikutnyaGhozali, 2005:95.
Mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, digunakan uji Durbin-Watson uji DW. Tabel Durbin Waston tersebut memuat
dua nilai batas, yaitu batas atas �
�
dan batas bawah �
�
, untuk berbagai nilai n dan k jumlah variabel bebas.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi: 1. 0d
W
�
�
, berarti ditolak karena tidak ada autokorelasi positif +
2. d
L
d
W
d
U
, tidak dapat disimpulkan
Universitas Sumatera Utara
50 3. d
U
d
W
4-d
U
, berarti diterima karena tidak ada autokorelasi 4. 4-d
U
d
W
4-d
L
, tidak dapat disimpulkan 5. 4-d
L
d
w
4, berarti ditolak karena tidak ada autokorelasi negatif -
3.5.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali 2005:105, uji heteroskedastistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat adatidaknya pola tertentu pada grafik Scatter Plot antara nilai
prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, dengan ketentuan:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas. b.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
51
3.5.1.4. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas independenGhozali, 2005:91. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya,
ketika terjadi korelasi antar variabel independen yang sangat tinggi, maka sulit untuk memisahkan pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Metode untuk menguji adanya multikolinearitas dapat
dilihat pada Tolerance Value T dan Variance Inflation Factors VIF. VIF adalah estimasi seberapa besar multikolinearitas
meningkatkan varian pada suatu koefisien estimasi sebuah variabel. Nilai T yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena
T=1VIF. Jika VIF 10 atau nilai T 0.10, maka tejadi multikolinearitas tinggi antar variabel bebas dengan variable bebas
lainnya.
3.6. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda, yakni model regresi yang memiliki lebih dari satu independen. Model regersi linear berganda
dikatan baik apabila memenuhi asumsi normalitas data serta bebas dari asumsi- asumsi klasik statistik baik autokorelasi, heterokedastisitas, multikolinearitas.
Universitas Sumatera Utara
52
3.6.1. Analisis Regresi Linier Berganda
Persamaan regresi linier berganda penelitian ini, yaitu: Y= a+b
1
X
1
+b
2
X
2
+b
3
X
3
+b
4
X
4
+b
5
X
5
+b
6
X
6
+e Keterangan :
Y = Return Saham
A = Konstanta
X
1
= Current Ratio X
2
= Debt to Equity Ratio X
3
= Return On Asset X
4
= Total Asset Turn Over X
5
= Price Earning Ratio X
6
= Dividend Yield b
1,
b
2
,b
3
,b
4
,b
5
,b
6
= Koefisien regresi e
= variabel penganggu 3.6.2.
Uji Parsial uji t
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen
Ghozali, 2005:127. Pengujian dilakukan dengan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi
sebesar α = 5 atau 0,05, agar kemungkinan terjadinya risiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak
hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya 5. Degree of freedom df = n – k n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen dan
dependen.
Universitas Sumatera Utara
53 Kesimpulan diterima atau ditolaknya H
dan H
a
sebagai pembuktian adalah:
i. Jika nilai signifikansi t α = 0,05, maka H
ditolak dan H
a
diterima. Berarti variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
ii. Jika nilai signifikansi t
α = 0,05, maka H diterima dan H
a
ditolak. Berarti variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Selain itu, dapat pula dilakukan dengan kriteria pengambilan keputusan yang lain dengan ketentuan sebagai berikut:
i. H
ditolak, jika t
hitung
t
tabel
atau -t
hitung
-t
tabel
. ii.
H diterima, jika t
hitung
t
tabel
atau -t
hitung
-t
tabel
.
3.6.3. Uji Pengaruh Simultan Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependenterikat Ghozali, 2005:84. Pengujian dilakukan dengan uji dua sisi dengan
tingkat signifikansi α sebesar 5, agar kemungkinan terjadinya risiko
salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya 5. Degree of freedom pembilang df
1
= k - 1 dan
Universitas Sumatera Utara
54 Degree of freedom penyebut df
2
= n – k n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen dan dependen.
Kesimpulan diterima atau ditolaknya H dan H
a
sebagai pembuktian adalah:
i. Jika nilai signifikansi F α = 0,05, maka H
ditolak dan H
a
diterima. Berarti variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
ii. Jika nilai signifikansi F α = 0,05, maka H
diterima dan H
a
ditolak. Berarti variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Selain itu, dapat pula dilakukan dengan kriteria pengambilan keputusan yang lain dengan ketentuan sebagai berikut:
i. H
ditolak, jika F
hitung
F
tabel.
ii. H
diterima, jika F
hitung
F
tabel.
3.6.4. Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksikan variasi variabel dependen Ghozali, 2005:83.
Universitas Sumatera Utara
55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum dan Deskriptif Statistik Obyek Penelitian
Pada subbab ini akan dijelaskan gambaran umum tentang obyek penelitian yaitu perusahaan – perusahaan yang termasuk dalam kategori LQ45 pada bursa
efek Indonesia periode 2010 sampai tahun 2013. Deskriptif statistik dari obyek penelitian termasuk didalamnya hubungan antara variabel rasio likuiditas, rasio
leverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, price earnings ratio, dan dividen yield terhadap return saham.
4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masuk dalam jajaran
Indeks LQ 45 selama periode pengamatan dimulai dari tahun 2010 sampai dengan 2013.
Pemilihan sampel data dilakukan secara purposive sampling. Sampel penelitian adalah saham perusahaan yang berada dalam kategori
saham LQ 45 dan harus memiliki data harga penutupan bulanan closing price saham yang lengkap selama periode pengamatan tahun 2010 sampai
dengan 2013. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan untuk memilih sampel tersebut, maka dapat diperoleh jumlah sampel sebanyak 21
Universitas Sumatera Utara
56 perusahaan. Sampel yang termasuk dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1. Sampel Perusahaan Lq45 di Bursa Efek Indonesia
No Nama perusahaan No Nama perusahaan
1 Astra Agro Lestari Tbk.
12 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk.
2 Adaro Ebergu Tbk.
13 Indo Tambangraya Megah
Tbk.
3
Aneka Tambang Persero Tbk.
14
Jasa Marga Persero Tbk.
4 Astra Internasional Tbk.
15 Kalbe Farma Tbk.
5 Bank Central Asia Tbk.
16 London Sumatera Plantation
Tbk.
6 Bank Negara Indonesia
Persero Tbk. 17
Perusahaan Gas Negara Persero Tbk.
7
Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk.
18
Tambang Batubara Bukit Asam Persero Tbk.
8 Bank Mandiri Persero Tbk. 19
Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk.
9 Gudang Garam Tbk.
20 United Tractors Tbk.
10 Intenational Nickel Indonesia
Tbk. 21
Unilever Indonesia Tbk.
11
Indofood Sukses Makmur Tbk.
Sumber : IDX 2010-2013 Bursa Efek Indonesia BEI akan memantau secara rutin
perkembangan komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ 45. Penggantian saham dilakukan setiap enam bulan sekali. Apabila
terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria, maka saham tersebut
Universitas Sumatera Utara
57 dikeluarkan dari perhitungan indeks dan digantikan oleh saham lainnya
yang memenuhi kriteria. Data yang dianalisis meliputi data harga saham penutupan closing
price dari tahun 2010-2013, data rasio likuiditas per tahun, data rasio leverageper tahun, data rasio profitabilitas per tahun, data rasio aktivitas
per tahun, data price earnings ratio per tahun dan data dividend yield per tahun. Data tersebut diperoleh dari Indonesian Directory Exchange IDX
Statistic tahun 2010-2013.
4.1.2. Deskriptif Statistik Obyek Penelitian
Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik, maka didalam tabel 4.2 berikut akam ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan didalm
penelitian ini meliputi: jumlah sampel N, rata-rata sampel mean, nilai maksimum, nilai minimum serta standar deviasi untuk masing-masing
variabel. Pada tabel 4.2 juga menunjukkan bahwa jumlah pengamatan dalam penelitian ini sebanyak 84 hasil perkalian sebanyak 4 periode
pengamatan dengan jumlah sampel sebanyak 21 perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Data
Sumber: Data sekunder yang diolah
Return saham merupakan tingkat pengembalian atas investasi yang diharapkan oleh investor atas investasi yang dilakukannya. Semakin tinggi
return saham maka semakin tinggi pula laba yang diterima oleh pemegang saham. Perusahaan kategori LQ45 di BEI yang dijadikan sampel dengan
return terendah minimum adalah PT Astra international Tbk pada tahun 2012 yaitu -0.90. Hal ini menunjukkan bahwa saham perusahaan tersebut
mengalami penurunan harga saham atau kerugian. Perusahaan kategori LQ45 di BEI yang dijadikan sampel dengan return tertinggi maksimum
adalah PT Kalbe Farma Tbk pada tahun 2010 yaitu 1.50. Hal ini menunjukkan bahwa saham perusahaan tersebut mengalami peningkatan
harga saham atau keuntungan. Dari data diatas dapat juga dilihat bahwa return saham rata-rata mean mengalami perubahan sebesar 0.0849 atau
8,49. Standar deviasi return saham sebesar 0
.
38884 atau 38.88 yang
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum
Mean Std.
Deviation CR
84 .14
6.99 1.9657
1.70986 DER
84 .08
10.02 2.2100
2.83620 ROA
84 .02
.62 .1392
.11153 TATO
84 .04
2.30 .7325
.57135 PER
84 8.13
85.10 18.4977 11.07035
DY 84
.01 .10
.0285 .01654
RS 84
-.90 1.50
.0849 .38884
Valid N listwise 84
Universitas Sumatera Utara
59 melebihi rata-rata return saham yaitu 8,49. Dengan besarnya simpangan
data menunjukkan tingginya fluktuasi data variabel return saham selama periode pengamatan.
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu dengan asset
lancar yang tersedia. Rasio yang digunakan adalah current ratio. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan kewajiban lancar semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban lancarnya. Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas terendah minimum adalah PT Bank Central
Asia Tbk pada tahun 2010 yaitu sebesar 0.14. Hal ini menunjukkan bahwa setiap 0.14 asset lancar digunakan untuk membayar kewajiban lancar.
Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas tertinggi maksimum adalah PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk pada tahun 2011 sebesar 6.90. Hal ini
menunjukkan perusahaan ini memilki current ratio tertinggi untuk membayar kewajiban lancarnya. Standar deviasi current ratio sebesar
1.70986 lebih kecil dibandingkan dengan rata – rata mean current ratio sebesar 1.9657. Dengan rendahnya simpangan data, menunjukkan
rendahnya fluktuasi data variabel rasio likuiditas. Rasio leverage memnunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain untuk mengetahui apakah kegiatan usaha perusahaan lebih banyak didanai oleh kewajiban
atau ekuitas. Rasio yang digunakan adalah debt to equity ratio. Rasio debt to equity ratio menunjukkan perbandingan kewajiban dan ekuitas dalam
Universitas Sumatera Utara
60 pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan ekuitas perusahaan
sendiri untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Debt to equity ratio terendah minimum selama periode penelitian ini adalah sebesar 0.08
yaitu pada perusahaan PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk pada tahun 2011 atau penggunaan modal terendah untuk memenuhi
kewajibannya. Debt to equity ratio tertinggi maksimum adalah pada PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk pada tahun 2010 sebesar 10.02 yang
menunjukkan penggunaan modal tertinggi untuk memenuhi kewajibannya. Standar deviasi debt to equity ratio adalah sebesar 2.83620 lebih besar
dibandingkan dengan rata-rata mean debt to equity ratio yaitu sebesar 2.2100. Dengan besarnya simpangan data, menunjukkan tingginya
fluktuasi data variabel rasio leverage. Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset ROA. Semakin tinggi return on asset maka akan
menunjukkan semakin efisien operasional dari suatu perusahaan dan sebaliknya. Return on asset terendah minimum selama penelitian ini
adalah sebesar 0.02. Return on asset tertinggi maksimum adalah sebesar 0.62 yaitu pada PT Jasa Marga Persero Tbk dimana perusahaan ini
memiliki tingkat efsiensi tertinggi dalam penggunaan asset untuk menghasilkan laba dibandingkan dengan perusahaan LQ 45 lainnya.
Standar deviasi return on asset adalah sebesar 0.11153 lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata mean return on asset yaitu sebesar
Universitas Sumatera Utara
61 0.1392. Dengan kecilnya simpangan data, menunjukkan rendahnya
fluktuasi data variabel return on asset. Rasio aktivitas menunjukkan hubungan antara tingkat operasi
perusahaan sales dengan asset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan tersebut. Rasio yang digunakan dalam
penelitian ini adalah total asset turnover TATO. Total asset turnover menunjukkan efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh
asset dalam menghasilkan penjualan. Total asset turnover terendah minimum selama penelitian adalah sebesar 0.04, sedangkan total asset
turnover tertinggi maksimum adalah sebesar 2.30 yaitu pada PT Uniliver Indonesia Tbk. Standar deviasi total asset turnover adalah sebesar 0.57135
lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata mean total asset turnover sebesar 0.7325. Dengan kecilnya simpangan data, menunjukkan rendahnya
fluktuasi data total asset turnover. Price earnings ratio merupakan perbandingan antara harga pasar
suatu saham market price dengan earnings per share EPS. Dengan meningkatnya price earnings ratio berarti harga saham di pasar modal
akan meningkat, sehingga return saham juga meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh price earning ratio terendah selama periode penelitian
adalah sebesar 8.13 yaitu pada PT Bank Negara Indonesia persero Tbk tahun 2013. Sedangkan yang tertinggi selama periode penelitian adalah PT
London Sumatera Plantation Tbk pada tahun 2010 yaitu sebesar 85.10. Standar deviasi price earnings ratio sebesar 11.07035 lebih kecil
Universitas Sumatera Utara
62 dibandingkan dengan nilai rata-rata mean sebesar 18.4977. Dengan
kecilnya simpangan data, menunjukkan rendahnya fluktuasi data variabel price earnings ratio.
Dividend yield merupakan rasio yang menghubungkan dividen yang dibayar dengan harga saham biasa. Investor menggunakan dividend
yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai suatu penyaring investasi. Dividend yield terendah minimum adalah sebesar 0.01 dan dividend yield
tertinggi maksimum adalah sebesar 0.10. standar deviasi dividend yield sebesar 0.01654 lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata mean
yaitu sebesar 0.0285. Dengan kecilnya simpangan data, menunjukkan rendahnya fluktuasi data dividend yield.
4.2. Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda. Dalam analisis regresi ini, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih,
juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen Ghozali, 2006. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return
saham sedangkan variabel independen meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, price earnings ratio, dan dividend yield.
4.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Pengujian terhadap normalitas data dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik dan uji statistik Kolmogorov
Universitas Sumatera Utara
63 Smirnov Z. Ghozali 2006, memberikan pedoman pedoman pengambilan
keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov yang dapat dilihat dari:
1. Nilai signifikan atau probabilitas 0.05, maka distribusi data
adalah tidak normal. 2.
Nilai signifikan atau probabilitas 0.05, maka distribusi data adalah normal.
Apabila distribusi data tidak normal, maka perlu dilakukan transformasi data atau menambah atau mengurangi data. Hasil uji
normalitas untuk penelitian ini adalah:
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
84 Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation
.33952394 Most Extreme
Differences Absolute
.093 Positive
.093 Negative
-.065 Kolmogorov-Smirnov Z
.855 Asymp. Sig. 2-tailed
.458 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber : Data Sekunder yang Diolah
Universitas Sumatera Utara
64 Berdasarkan hasil pada Tabel 4.3 diatas, menunjukkan bahwa data
terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.855 dan signifikansi pada 0.458 yang lebih
besar dari 0.05. Hasil diatas juga didukung hasil analisis grafiknya, yaitu dari grafik histogram maupun grafik Normal Probability Plot-nya seperti
pada gambar 4.1 dan 4.2 dibawah ini:
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Universitas Sumatera Utara
65 Pada tampilan grafik histogram terlihat bahwa grafik memberikan
pola distribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari bentuk kurva yang memilki kemiringan yang cenderung seimbang, baik sisi kiri maupun sisi
kanan, serta berbentuk lonceng yang hampir sempurna.
Gambar 4.2 Normal probability plot
Universitas Sumatera Utara
66 Berdasarkan hasil analisis grafik, terlihat bahwa data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, hal ini berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4.2.2. Uji multikoliniearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear yang
sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melihat nilai Tolerance dan VIF. Metode pengambilan keputusan untuk uji multikolinearitas yaitu jika semakin kecil nilai Tolerance dan semakin
besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinearitas. Dalam kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa jika
Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Berdasarkan hasil penelitian pada output SPSS, hasil uji
multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil uji multikolinieritas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
CR .570
1.755 DER
.404 2.476
ROA .539
1.854 TATO
.483 2.070
PER .831
1.203 DY
.859 1.164
a. Dependent Variable: RS Sumber : Data Sekunder yang Diolah
Universitas Sumatera Utara
67 Berdasarkan Tabel 4.5 tidak terdapat variabel independen yang
mempunyai nilai VIF 10 dan nilai Tolerance variabel independen lebih dari 0,1, artinya kedua variabel independen tersebut tidak terjadi gejala
multikolinieritas.
4.2.3. Uji Autokorelasi
Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian diuji dengan uji Durbin-Watson
DW-test. Uji Durbin-Waston yaitu dengan
membandingkan. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara: du DW 4-dU maka Ho diterima tidak terjadi autokorelasi, DW dL atau
DW 4-dL maka Ho ditolak terjadi autokorelasi, dl DW dU atau 4- dU DW 4-dL maka tidak ada keputusan yang pasti. Besarnya angka
Durbin-Watson ditunjukkan pada Tabel 4.6 yang menunjukkan hasil dari residual statistik.
Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin Watson DW
Model Summary
b
Model Durbin-
Watson 1
2.351 a. Predictors: Constant, DY, CR,
PER, TATO, ROA, DER b. Dependent Variable: RS
Sumber : Data Sekunder yang Diolah
Universitas Sumatera Utara
68 Berdasarkan hasil hitung Durbin-Watson sebesar 2.351;
sedangkan dalam tabel DW untuk “k”=6 dan N=84 besarnya DW-tabel: dl batas luar = 1,4962; du batas dalam = 1,8008; 4 – du = 2,1992; dan
4 – dl = 2,5038. Hasil perhitungannya dapat disusun dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi
Nilai dl Nilai du
Nilai DW Nilai 4-du
Nilai 4-dl 1,4962
1,8008 2,351
2,1992 2,5038
Sumber : Data Olahan Berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai durbin Watson test
sebesar 2,351 yang lebih besar dari 4 - 1,8008 4-du dan lebih besar dari 4 - 1,4962 4-dl, sehingga di dalam model regresi ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat problem autokorelasi atau terdapat autokorelasi. Ada beberapa penyebab munculnya masalah autokorelasi dalam analisis
regresi yaitu Suliyanto, 2011: a. Adanya kelembaman
Data observasi pada periode sebelumnya dan periode sekarang, kemungkinan besar akan mengandung saling ketergantungan.
b. Bias spesifikasi model kasus variabel yang tidak dimasukkan Hal ini disebabkan oleh tidak dimasukkannya variabel yang
menurut teori ekonomi sangat penting perannya dalam menjelaskan variabel tak bebas.
Universitas Sumatera Utara
69 c. Manipulasi data
Dalam analisis empiris, terutama pada data time-series, seringkali terjadi manipulasi data.
Untuk memperoleh hasil terbaik maka dilakukan transformasi data dengan menggunakan natural logarithm Ln Ghozali, 2006 yaitu
Lnk-x dimana K adalah konstanta. Nilai konstanta yang digunakan adalah 1. Hasil pengujian autokorelasi yang kedua diperoleh tampak
dalam Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.7 Data setelah transformasi Ln
Model Summary
b
Model Durbin-
Watson 1
2.158 a. Predictors: Constant, DY, CR, PER, TATO, ROA, DER
b. Dependent Variable: LNRS
Berdasarkan hasil hitung Durbin-Watson sebesar 2.158; sedangkan dalam tabel DW untuk “k”=6 dan N=82 besarnya DW-tabel: dl batas luar
= 1,4883; du batas dalam = 1,8008; 4 – du = 2,1992; dan 4 – dl = 2,5017. Hasil perhitungannya dapat disusun dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Setelah Transformasi Ln
Nilai dl Nilai du
Nilai DW Nilai 4-du
Nilai 4-dl 1,4883
1,8008 2,158
2,1992 2,5017
Sumber : Data Olahan Sumber: Data Sekunder yang Diolah
Universitas Sumatera Utara
70 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai durbin Watson test
sebesar 2,158 yang lebih besar dari batas atas du 1,8008 dan kurang dari 4 - 1,8008 4-du, sehingga di dalam model regresi ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
4.2.4. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain itu tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel
dependen dengan ZPRED dengan nilai residunya SRESID. Dasar pengambilan keputusan adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Sedangkan, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- titik menyebar diatas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat ditunjukkan dalam gambar 4.3
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
71
Gambar 4.3 Grafik scatterplot setelah transformasi Ln
Sumber : Data Sekunder yang Diolah Hasil uji heteroskedastisitas tersebut menunjukkan bahwa grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED menujukkan bahwa pola penyebaran, dimana titik-titik menyebar diatas dan dibawah 0 pada
sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.3.Hasil penelitian
Bentuk model persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen yaitu rasio
likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Price
Universitas Sumatera Utara
72 Earnings Ratio, dan Dividend Yield terhadap Return Saham adalah sebagai
berikut: Y= a+b
1
X
1
+b
2
X
2
+b
3
X
3
+b
4
X
4
+b
5
X
5
+b
6
X
6
+e
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Regresi Parsial Setelah Transformasi Ln
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-.135 .226
-.597 .553
CR .008
.038 .028
.196 .845
DER -.007
.027 -.040
-.243 .809
ROA .128
.596 .031
.214 .831
TATO -.094
.128 -.113
-.734 .465
PER -.009
.005 -.227
-1.959 .054
DY 7.529
3.189 .270
2.361 .021
a. Dependent Variable: LNRS Sumber : Data Sekunder yang Diolah
Dengan melihat Tabel 4.9 diatas, dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y= -0,135+0,008X
1
-0,007X
2
+0,128X
3
-0,094X
4
-0,009X
5
+7,529X
6
+e
1. Konstanta a sebesar -0,135 menyatakan bahwa, jika variabel
independen dianggap konstan, maka rata-rata Return saham
berkurang sebesar 0,135.
2. Koefisien regresi untuk b1 sebesar 0.008 dan bertanda postif, hal
ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan rasio likuiditas dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka return saham
akan mengalami peningkatan sebesar 0,008.
Universitas Sumatera Utara
73 3.
Koefisien regresi untuk b2 sebesar 0,007 dan bertanda negatif, hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan rasio
leverage dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka return saham akan mengalami penurunan sebesar 0,007.
4. Koefisien regresi untuk b3 sebesar 0,128 dan bertanda positif, hal
ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan rasio profitabilitas dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka return
saham akan mengalami peningkatan sebesar 0,128. 5.
Koefisien regresi untuk b4 sebesar 0,094 dan bertanda negatif, hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan rasio
aktivitas dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka return saham akan mengalami penurunan sebesar 0,094.
6. Koefisien regresi untuk b5 sebesar 0,009 dan bertanda negatif, hal
ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan rasio price earnings ratio dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka return
saham akan mengalami penurunan sebesar 0,009. 7.
Koefisien regresi untuk b6 sebesar 7,529 dan bertanda positif, hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan rasio
dividend yield dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka return saham akan mengalami peningkatan sebesar 7,529.
Universitas Sumatera Utara
74
4.3.1. Uji t
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen
Ghozali, 2005:127. Pengujian dilakukan dengan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi
sebesar α = 5 atau 0,05, agar kemungkinan terjadinya risiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak
hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya 5. Degree of freedom df = n – k n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen dan
dependen. Kesimpulan diterima atau ditolaknya H
dan H
a
sebagai pembuktian adalah:
iii. Jika nilai signifikansi t α = 0,05, maka H
ditolak dan H
a
diterima. Berarti variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
iv. Jika nilai signifikansi t
α = 0,05, maka H diterima dan H
a
ditolak. Berarti variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Selain itu, dapat pula dilakukan dengan kriteria pengambilan keputusan yang lain dengan ketentuan sebagai berikut:
iii. H ditolak, jika t
hitung
t
tabel
atau -t
hitung
-t
tabel
. iv. H
diterima, jika t
hitung
t
tabel
atau -t
hitung
-t
tabel
.
Universitas Sumatera Utara
75
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Regresi Parsial Uji T
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-.135 .226
-.597 .553
CR .008
.038 .028
.196 .845
DER -.007
.027 -.040
-.243 .809
ROA .128
.596 .031
.214 .831
TATO -.094
.128 -.113
-.734 .465
PER -.009
.005 -.227
-1.959 .054
DY 7.529
3.189 .270
2.361 .021
a. Dependent Variable: LNRS Sumber : Data Sekunder yang Diolah
Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial pengaruh variabel independen rasio likuiditas terhadap variabel dependen return saham
menunjukkan bahwa hasil t hitung 0,196 t tabel 1,992 jadi hipotesis nol diterima, kesimpulannya yaitu rasio likuiditas tidak berpengaruh
terhadap return saham. Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial pengaruh variabel
independen rasio leverage terhadap variabel dependen return saham menunjukkan bahwa hasil -t hitung -0,243 -t tabel -1,992 jadi
hipotesis nol diterima, kesimpulannya yaitu rasio leverage tidak berpengaruh terhadap return saham.
Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial pengaruh variabel independen rasio profitabilitas terhadap variabel dependen return saham
menunjukkan bahwa hasil t hitung 0,214 t tabel 1,992 jadi hipotesis
Universitas Sumatera Utara
76 nol diterima, kesimpulannya yaitu rasio profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap return saham. Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial pengaruh variabel
independen rasio aktivitas terhadap variabel dependen return saham menunjukkan bahwa hasil -t hitung -0.734 -t tabel -1,992 jadi
hipotesis nol diterima, kesimpulannya yaitu rasio aktivitas tidak berpengaruh terhadap return saham.
Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial pengaruh variabel independen price earnings ratio terhadap variabel dependen return saham
menunjukkan bahwa hasil t hitung -1,959 t tabel 1,992 jadi hipotesis nol diterima, kesimpulannya yaitu price earnings ratio tidak berpengaruh
terhadap return saham. Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial pengaruh variabel
independen dividend yield terhadap variabel dependen return saham menunjukkan bahwa hasil t hitung 2,361 t tabel 1,992 jadi hipotesis
nol ditolak, kesimpulannya yaitu dividend yield berpengaruh terhadap return saham.
4.3.2. Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependenterikat Ghozali, 2005:84. Pengujian dilakukan dengan uji dua sisi dengan
Universitas Sumatera Utara
77 tingkat signifikansi
α sebesar 5, agar kemungkinan terjadinya risiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar
sebanyak-banyaknya 5. Degree of freedom pembilang df
1
= k - 1 dan Degree of freedom penyebut df
2
= n – k n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen dan dependen.
Kesimpulan diterima atau ditolaknya H dan H
a
sebagai pembuktian adalah:
iii. Jika nilai signifikansi F α = 0,05, maka H
ditolak dan H
a
diterima. Berarti variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. iv.
Jika nilai signifikansi F α = 0,05, maka H diterima dan H
a
ditolak. Berarti variabel independen secara simultan tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Selain itu, dapat pula dilakukan dengan kriteria pengambilan
keputusan yang lain dengan ketentuan sebagai berikut: iii. H
ditolak, jika F
hitung
F
tabel.
iv. H diterima, jika F
hitung
F
tabel
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Regresi Simultan
ANOVA
b
Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig. Regression
2.761 6
.460 2.372
.037
a
Residual 14.537
75 .194
17.298 81
a. Predictors: Constant, DY, DER, PER, ROA, TATO, CR b. Dependent Variable: LNRS
Universitas Sumatera Utara
78 Sumber : Data Sekunder yang Diolah
Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh nilai F hitung sebesar 2,372 sedangkan nilai F tabel yang diperoleh dari tabel statistik
pada signifikansi 0,05 adalah sebesar 2,34. Karena nilai dari F hitung 2,372 F tabel 2,34 jadi hipotesis nol ditolak, berarti terdapat pengaruh
yang signifikan variabel rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, price earnings ratio, dan dividend yield secara bersama-
sama terhadap variabel return saham.
4.3.3. Koefisien determinasi R2
Koefisien determinasi R
2
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat dari adjusted R square. Dipilihnya adjusted R square agar data tidak bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel indepnden, maka R square pasti meningkat
tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Ghozali,2005.
Universitas Sumatera Utara
79
Tabel 4.12 Hasil perhitungan koefisien determinasi R2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.399
a
.160 .092
.44026 2.158
a. Predictors: Constant, DY, DER, PER, ROA, TATO, CR b. Dependent Variable: LNRS
Sumber : Data Sekunder yang Diolah Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari hasil perhitungan
diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,092. Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independent yaitu perubahan rasio
likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, price earnings ratio, dan dividend yield terhadap variabel dependen yaitu return saham
yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 9,2 dan sisanya sebesar 90,8 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam variabel regresi.
4.4. Pembahasan
Hasil analisis berganda menunjukkan bahwa rasio likuidtas tidak berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk variabel rasio likuiditas sebesar 0,196 dan untuk nilai t tabel menunjukkan nilai sebesar 1,992.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
80 terhadap return saham, dan menandakan bahwa H
diterima dan H
a
ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Malintan 2010 yang menyatakan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh terhadap return saham. Namun hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ulupui 2005 yang menyatakan bahwa rasio likuiditas berpengaruh terhadap return saham.
Berdasarkan penelitian yang didapat, peneliti menyimpulkan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh terhadap return saham, ini berarti
bahwa besarnya rasio likuiditas tidak mempengaruhi naik turunnya return saham, sehingga dalam penentuan kebijakan mengenai pertimbangan rasio
likuiditas akan dampak terhadap return saham tidak begitu berarti. Hasil
ini sesuai dengan pernyataan Herfert yang menyatakan bahwa investor
lebih menyukai untuk membeli saham – saham yang memiliki nilai rasio likuiditas yang rendah sehingga return yang diberikan ringgi.
Hasil ini menunjukkan bahwa dari sudut likuiditas, informasi yang diberikan kurang menarik bagi pihak investor. Hal ini disebabkan karena
rasio ini hanya memberikan informasi yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban lancarnya dengan asset lancar
perusahaan, tetapi tidak bisa memberikan sinyal positif terhadap keterlanjutan investasi yang ditanamkan oleh investor. rasio likuiditas
sangat penting bagi manajemen karena menunjukkan besar kecilnya keuntungan tergantung pada pengelolaan dana likuiditas serta piutang.
Universitas Sumatera Utara
81 Investor lebih tertarik pada hasil pengelolaan tersebut dan bukan pada cara
pengelolaannya. Samsul, 2006 Hasil analisis berganda menunjukkan bahwa rasio leverage tidak
berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk variabel rasio leverage
sebesar -0,243 dan untuk nilai t tabel menunjukkan nilai sebesar 1,992. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio leverage tidak berpengaruh
terhadap return saham, dan menandakan bahwa H diterima dan H
a
ditolak. Berdasarkan penelitian yang didapat, peneliti menyimpulkan
bahwa rasio leverage tidak berpengaruh terhadap return saham, ini berarti bahwa besarnya rasio leverage tidak mempengaruhi naik turunnya return
saham, sehingga dalam penentuan kebijakan mengenai pertimbangan rasio leverage akan dampak terhadap return saham tidak begitu berarti. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Malintan 2010 dan Suharli 2004 yang menyatakan bahwa rasio leverage tidak
berpengaruh terhadap return saham. Ang dalam Hidayat 2009 menyatakan bahwa semakin tinggi DER menunjukkan tingginya
ketergantungan permodalan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Selanjutnya, tingginya DER akan
mempengaruhi minat investor dalam melakukan investasi. Investor akan tertarik untuk melakukan investasi pada perusahaan yang sahamnya tidak
menanggung terlalu banyak beban utang.
Universitas Sumatera Utara
82 Hasil analisis berganda menunjukkan bahwa rasio profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk variabel rasio
profitabilitas sebesar 0,214 dan untuk nilai t tabel menunjukkan nilai sebesar 1,992. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap return saham, dan menandakan bahwa H diterima dan H
a
ditolak. Berdasarkan penelitian yang didapat, peneliti menyimpulkan bahwa
rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap return saham, ini berarti bahwa besarnya rasio profitabilitas tidak mempengaruhi naik turunnya
return saham, sehingga dalam penentuan kebijakan mengenai pertimbangan rasio profitabilitas akan dampak terhadap return saham tidak
begitu berarti. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Malintan 2010 dan Ulupui 2005 yang menyatakan
bahwa ROA berpengaruh terhadap return saham. Tidak berpengaruhnya ROA terhadap return saham menunjukkan bahwa investor tidak
memperhatikan ROA dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi karena ROA memiliki kelemahan yaitu cenderung berfokus pada tujuan
jangka pendek dan bukan tujuan jangka panjang. ROA tidak menunjukkan prospek ke depan suatu perusahaan sehingga investor tidak dapat
memperkirakan keuntungan yang akan didapatkannya di masa depan. Selain itu, pertimbangan investor lebih kepada faktor lain seperti inflasi,
nilai tukar dan faktor makro lainnya.
Universitas Sumatera Utara
83 Hasil analisis berganda menunjukkan bahwa rasio aktivitas tidak
berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk variabel rasio aktivitas
sebesar -0,734 dan untuk nilai t tabel menunjukkan nilai sebesar 1,992. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio aktivitas tidak berpengaruh
terhadap return saham, dan menandakan bahwa H diterima dan H
a
ditolak. Berdasarkan penelitian yang didapat, peneliti menyimpulkan bahwa
rasio aktivitas tidak berpengaruh terhadap return saham, ini berarti bahwa besarnya rasio aktivitas tidak mempengaruhi naik turunnya return saham,
sehingga dalam penentuan kebijakan mengenai pertimbangan rasio aktivitas akan dampak terhadap return saham tidak begitu berarti. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Ulupui 2005 yang menyatakan bahwa rasio aktivitas tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa informasi mengenai rasio aktivitas perusahaan tidak memberikan daya tarik kepada para investor dalam
melakukan investasinya. Meskipun informasi yang digambarkan menunjukkan bagaimana aktiva yang terdapat pada perusahaan dapat
dikembalikan dari hasil aktivitasnya berupa pendapatan atau penjualan bersih perusahaan tersebut. Rasio aktivitas sangat penting bagi manajemen
bukan bagi investor. bagi manajemen rasio aktivitas menunjukkan tingkat keuntungan atas pengelolaan persediaan atau lebih menunjukkan tingkat
keberhasilan manajemen atas pengelolaan asset perusahaan. Investor lebih
Universitas Sumatera Utara
84 tertarik pada hasil dari pengelolaan tersebut bukan cara pengelolaannya.
Samsul, 2006 Hasil analisis berganda menunjukkan bahwa price earnings ratio
tidak berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk variabel price
earnings ratio sebesar -1,959 dan untuk nilai t tabel menunjukkan nilai sebesar -1,992. Sehingga dapat disimpulkan bahwa price earnings ratio
tidak berpengaruh terhadap return saham, dan menandakan bahwa H diterima dan H
a
ditolak. Berdasarkan penelitian yang didapat, peneliti menyimpulkan bahwa
price earnings ratio tidak berpengaruh terhadap return saham, ini berarti bahwa besarnya price earnings ratio tidak mempengaruhi naik turunnya
return saham, sehingga dalam penentuan kebijakan mengenai pertimbangan price earnings ratio akan dampak terhadap return saham
tidak begitu berarti. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Raharjo 2004, Malintan 2010 dan Margaretha dan
Damayanti 2008 yang menyatakan price earnings ratio berpengaruh terhadap return saham. Price earnings ratio yang tinggi menunjukkan
prospektus harga saham dinilai semakin tinggi oleh para investor terhadap pendapatan per lembar sahamnya. Namun, hasil penelitian menunjukkan
price earnings ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal ini disebabkan karena tidak stabilnya harga saham dan naik turunnya laba
perusahaan. Penurunan price earnings ratio mengindikasikan bahwa para
Universitas Sumatera Utara
85 investor khawatir dengan kondisi pertumbuhan perusahaan. Adanya
perbedaan antar price earnings ratio suatu perusahaan dengan perusahaan yang lain dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti, stabilitas
penghasilan, perkembangan penghasilan, dan persepsi terhadap potensi pertumbuhan prusahaan.
Rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio altivitas, dan price earning ratio merupakan analisis laporan keuangan atau disebut
juga analisis fundamental. Dari hasil analisis berganda analisis fundamental tidak mempengaruhi return saham. Hal ini menunjukkan
bahwa investor kurang memperhatikan fundamental perusahaan, melainkan lebih memperhatikan faktor eksternal perusahaan. Secara
umum, terdapat dua faktor yang membuat harga saham berfluktuatif di bursa, yakni faktor fundamental yang terkait dengan kinerja emiten dan
faktor sentimen pasar. faktor sentimen lebih disebabkan oleh faktor eksternal yang tidak terkait dengan kinerja emiten BEI, Lebih Bijak
Berorientasi Fundamental, 2013. Menurut Ito Warsito, Direktur Utama BEI, fenomena yang terjadi di pasar lebih disebabkan oleh faktor
sentiment bukan faktor fundamental. Sementara dari sisi fundamental, kinerja emiten justru mengalami peningkatan. Kekhawatiran pasar global
akan kelanjutan stimulus ekonomi Amerika Serikat oleh The Fed membuat pasar panik dan memicu penjualan saham besar-besaran, meskipun tidak
ada masalah serius dengan kondisi emiten.
Universitas Sumatera Utara
86 Hasil analisis berganda menunjukkan bahwa dividend yield
berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk variabel dividend yield
sebesar 2,361 dan untuk nilai t tabel menunjukkan nilai sebesar 1,992. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dividend yield berpengaruh terhadap
return saham, dan menandakan bahwa H ditolak
dan H
a
diterima. Berdasarkan penelitian yang didapat, peneliti menyimpulkan bahwa
dividend yield berpengaruh terhadap return saham, ini berarti bahwa besarnya dividend yield mempengaruhi naik turunnya return saham,
sehingga dalam penentuan kebijakan mengenai pertimbangan dividend yield akan dampak terhadap return saham begitu berarti. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Margaretha dan damayanti 2008 yang menyatakan bahwa dividend yield berpengaruh
terhadap return saham. Besaran dividend yield tergantung pada profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi profitablitias perusahaan maka
dividen yang diterima oleh investor akan meningkat sehingga return yang akan diterima perusahaan akan tinggi pula.
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, price earnings ratio, dan
dividend yield bersama-sama berpengaruh terhadap return saham.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 2,374 dan untuk nilai F tabel menunjukkan nilai sebesar
2,34. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan rasio likuiditas,
Universitas Sumatera Utara
87 rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, price earnings ratio, dan
dividend yield bersama-sama berpengaruh terhadap return saham, dan
menandakan bahwa H ditolak dan H
a
diterima. Hal ini menunjukkan semakin meningkat rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas,
rasio aktivitas, price earnings ratio, dan dividend yield maka return saham akan meningkat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, peneliti menyimpulkan bahwa tingkat rasio likuiditas, rasio leverage, rasio
profitabilitas, rasio aktivitas, price earnings ratio, dan dividend yield
bersama-sama berpengaruh terhadap return saham yang dihasilkan
perusahaan LQ 45.
Universitas Sumatera Utara
88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan