legitimasi, salah satu argumen dalam hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial adalah ketika perusahaan memiliki laba
yang tinggi, perusahaan tidak perlu melaporkan hal-hal yang mengganggu informasi tentang suksesnya keuangan perusahaan. Sebaliknya pada saat tingkat
profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca good news kinerja perusahaan. Misalnya dalam lingkup sosial, ketika investor
membaca laporan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diharapkan mereka tetap berinvestasi di perusahaan tersebut. Namun hasil penelitian ini
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari 2012 yang menyatakan bahwa return on asset berpengaruh signifikan terhadap corporate
social disclosure, dimana semakin besar return on asset maka semakin besar corporate social disclosure yang dilakukan oleh perusahaan.
b. Pengaruh Return on Equity Terhadap Kinerja Sosial Perusahaan pada
Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 dan 2011
ROE merupakan salah satu pengukuran dari penghasilan income yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam
perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri net worth secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari
investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan Sawir, 2001:20. Secara umum semakin tinggi return atau
penghasilan yang diperoleh semakin baik tingkat kedudukan pemilik perusahaan Syamsuddin, 2009:64.
Pada penelitian ini diperoleh hasil analisis data bahwa hasil estimasi koefisien return on equity dengan t-hitung t-tabel yaitu 0.713600 1.696 dengan nilai
probabilitas return on equity di atas 0.05 yaitu 0.4810 artinya return on asset berpengaruh positif dan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja sosial GRI selama periode tahun 2010-2011. Return on equity memiliki nilai koefiesien sebesar 0.181529 maka apabila terjadi kenaikan return on equity
sebesar satu persen akan mengakibatkan peningkatan kinerja sosial GRI sebesar 0.181529. Sebaliknya setiap terjadi penurunan nilai return on equity sebesar
satu persen akan menyebabkan penurunan kinerja sosial GRI sebesar 0.181529. Artinya apabila perusahaan mampu meningkatkan return on equity,
maka kinerja sosial perusahaan akan mengalami peningkatan namun pengaruhnya tidak signifikan.
estimasi yang baik tidak semata-mata melihat adjusted R
2
yang tinggi, tetapi juga harus mempertimbangkan koefisien regresinya apakah sesuai dengan
harapan apriori. Hasil estimasi penelitian ini tidak signifikan namun hasil koefisien regresi dari return on equity adalah positif + sesuai dengan harapan
apriori, yaitu ketika perusahaan memperoleh laba dari modal yang diinvestasikan maka perusahaan akan meningkatkan tanggung jawabkinerja sosialnya sebab
dengan meningkatnya laba maka perusahaan mampu membiayai seluruh kegiatan tanggung jawab sosialnyakinerja sosialnya. Hubungan antara rasio return on
asset dengan kinerja sosial seharusnya positif dan signifikan dimana ketika perusahaan memperoleh laba atas modal yang diinvestasikan maka perusahaan
akan melakukan tanggung jawab sosial sebab perusahaan mampu membiayai seluruh aktivitas kegiatan tanggung jawab sosial dengan laba yang diperoleh.
Namun hasil penelitian return on equity tidak signifikan terhadap kinerja sosial mengindikasikan disebabkan kegiatan tanggung jawab sosial merupakan hal baru
di Indonesia sehingga perusahaan belum memiliki kesadaran penuh untuk melakukan tanggung jawab sosial selain itu pengungkapan kinerja sosial masih
bagian dari iklan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memiliki citra yang baik dimata para stakeholder-nya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Hackston dan Milne 1996 dan Yang et.al 2010 dimana return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap CSP. Hal ini menunjukan bahwa
tidak semua perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik akan memiliki kinerja sosial yang baik. Perusahaan akan melakukan tanggung jawab
sosialnya sesuai dengan kondisi lingkungan dan politik dimana perusahaan itu berada. Selain itu peran pemerintah dalam mengawasi kegiatan tanggung jawab
sosial di Indonesia juga menjadi salah satu faktor pendukung tingkat kinerja sosial yang dilakukan oleh perusahaan.
c. Pengaruh Size Terhadap Kinerja Sosial Perusahaan pada Perusahaan
Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 dan 2011
Menurut Waddock, Graves dan Itkonen dalam Fauzi 2008 ukuran perusahaan memiliki hubungan dengan kinerja sosial perusahaan, perusahaan yang lebih
besar cenderung berperilaku lebih bertanggungjawab sosial daripada perusahaan yang lebih kecil. CSP memliki keterkaitan dengan ukuran perusahaan. Pada
penelitian ini diperoleh hasil analisis data bahwa koefisien size t-hitung t-tabel yaitu 0.899181 1.696 dengan nilai probabilitas size di atas 0.05 yaitu sebesar
0.3757 artinya berpengaruh positif dan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja sosial GRI pada perusahaan tambang periode 2010-
2011. Size memiliki nilai koefisien sebesar 0.421753 maka apabila terjadi kenaikan size sebesar satu persen akan mengakibatkan peningkatan kinerja sosial
GRI sebesar 0.421753. Sebaliknya setiap terjadi penurunan nilai size sebesar satu persen akan menyebabkan penurunan kinerja sosial GRI sebesar
0.421753. Artinya apabila perusahaan mampu meningkatkan size, maka kinerja sosial perusahaan akan meningkatkan kinerja sosialnya namun pengaruhnya tidak
signifikan.
Hasil penelitian ini yang tidak signifikan namun estimasi koefisien size yang benilai positif + sesuai dengan harapan apriori, bahwa perusahaan yang
memiliki aset yang besar akan melakukan tanggung jawab sosial sebab dengan aset yang dimiliki, maka perusahaan akan cepat memperoleh tingkat keuntungan
yang lebih cepat sehingga perusahaan akan melakukan tanggung jawab sosialnyakinerja sosialnya. Hal ini dikarenakan semakin besar perusahaan maka
semakin besar risiko yang dimiliki oleh perusahaan terutama risiko lingkungan dimana perusahaan itu berada, sehingga perusahaan perlu untuk melakukan
tanggung jawab sosialkinerja sosialnya untuk meminimalisir risiko lingkungan. Akan tetapi hasil penelitian ini menunjukan bahwa size tidak signifikan terhadap
kinerja sosial pada perusahaan tambang periode 2010 dan 2011. Hal ini menunjukan bahwa tidak semua perusahaan yang memiliki nilai size yang besar
akan lebih bertanggung jawab terhadap para stakeholder-nya, sehingga