Manfaat Teoritis Definisi Work Engagement

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh negatif work family conflict terhadap work engagement pada Pegawai Negeri Sipil. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh negatif dimensi time based conflict, behaviour based conflict dan strain based conflict terhadap work engagament.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini memiliki manfaat baik secara teoritis maupun praktis :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang psikologi, khususnya dalam Psikologi Industri dan Organisasi dalam aplikasinya terutama mengenai pengaruh work family conflict terhadap work engagement. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menguji teori yang berkaitan dengan work family conflict dan work engagement pada pegawai negeri sipil.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai work engagement dan work family conflict bagi organisasi. b. Bagi akademis, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan acuan atau pertimbangan untuk dijadikan langkah awal bagi peneliti Universitas Sumatera Utara selanjutnya yang ingin melengkapi penelitian ini dan mengembangkan penelitian mengenai work engagement dan work family conflict.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Berisikan uraian singkat mengenai latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II : Landasan Teori Berisikan teori-teori yang berkaitan variable yang diteliti, pengaruh antar variable dan hipotesa. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang work family conflict dan work engagement. Bab III : Metode Penelitian Berisikan metode-metode dasar dalam penelitian yaitu identifikasi variabel, definisi operasional, subjek penelitian, instrumen dan alat ukur yang digunakan, metode pengambilan sampel dan metode analisis data. Bab IV :Membahas mengenai analisis data dan pembahasan yang berisikan gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian, dan Universitas Sumatera Utara pembahasan hasil penelitian yang merupakan perbandingan hipotesis dengan teori-teori atau hasil penelitian terdahulu. Bab V :Berisikan kesimpulan dan saran-saran. Pada bagian ini akan membahas mengenai kesimpulan hasil penelitian dan saran yang diberikan oleh peneliti baik itu untuk penyempurnaan penelitian ataupun untuk penelitian yang berhubungan dengan apa yang akan diteliti di masa mendatang serta saran untuk organisasi. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

A. Work Engagement

Konsep engagement pertama kali dikemukakan oleh Kahn pada tahun 1990 yang berawal dari asumsi bahwa individu dapat melibatkan berbagai tingkat energi fisik, kognitif dan emosi mereka pada performa peran yang melibatkan pekerjaan dan pengalaman. Semakin sering individu melibatkan diri dalam peran, maka akan semakin tinggi performa kerjanya. Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2004 konsep engagement secara komersil didukung oleh Organisasi Gallup yang menyatakan bahwa work engagement dapat memprediksi peningkatan kinerja karyawan, keuntungan, mempertahankan karyawan, kepuasan konsumen, serta keberhasilan organisasi Kular, Gatenby, Ress, Soane, Truss, 2008.

1. Definisi Work Engagement

Kata “engaged” memiliki berbagai makna dan banyak peneliti yang memiliki pengertian berbeda mengenai engagement ini Albrecht, 2010. Telah banyak studi yang dilakukan mengenai engagement, tetapi sampai saat ini belum ada definisi yang konsisten dan universal mengenai definisi dari engagement, termasuk juga dalam hal pengoperasionalisasian dan pengukurannya yang masih dalam cara yang berbeda-beda Kular, Gatenby, Rees, Soane, Truss, 2008. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu penggunaan istilah engagement yang dikemukakan oleh berbagai peneliti masih berbeda-beda, ada yang menyebut dengan istilah employee engagement seperti Saks 2006 dan istilah work engagement, seperti Schaufeli, Salanova, Gonzalez-Roma, Bakker 2002. Murnianita 2012 menyatakan bahwa istilah employee engagement dengan work engagement seringkali digunakan bergantian, tetapi work engagement dianggap lebih spesifik. Work engagement mengacu pada hubungan antara karyawan dengan pekerjaannya, sedangkan employee engagement terkait hubungan antara karyawan dengan organisasi Schaufeli Bakker, 2010. Ketika individu sangat peduli dengan apa yang ia lakukan dan berkomitmen untuk melakukan hal itu sebaik mungkin, ia akan merasa terdorong untuk berbuat daripada hanya diam, inilah bagian dari engagement Kahn,1990. Menurut Khan 1990 work engagement dalam pekerjaan dikonsepsikan sebagai anggota organisasi yang melaksanakan peran kerjanya, bekerja dan mengekspresikan dirinya secara fisik, kognitif dan emosional selama bekerja. Pendapat lain mengenai work engagement adalah sikap positif yang dimiliki oleh karyawan terhadap organisasi dan nilai-nilai yang berada di dalamnya. Karyawan yang engaged menyadari konteks bisnis dan bekerja dengan rekan-rekan sesama karyawan untuk meningkatkan kinerja dalam pekerjaan untuk kepentingan organisasi Robinson, Perryman Hayday, 2004. Lockwood 2007 memberi pengertian mengenai work engagement sebagai keadaan dimana seseorang mampu berkomitmen dengan organisasi baik secara emosional maupun secara intelektual. Lockwood 2007 mengemukakan bahwa Universitas Sumatera Utara work engagement sebagai penyataan dari individu secara emosional dan intelektual untuk komit terhadap organisasi, yang diukur melalui tiga perilaku utama: 1 berbicara positif mengenai organisasi kepada rekan kerja dan pekerja yang berpotensi serta kepada pelanggan, 2 memiliki gairah yang intens untuk menjadi anggota organisasi, meski sebenarnya mendapat peluang kerja di tempat lain, 3 menunjukkan usaha ekstra dan perilaku yang memiliki kontribusi terhadap kesuksesan organisasi. Schaufeli, Salanova, Gonzalez, dan Bakker 2002 mendefinisikan work engagement merupakan hal positif, yang terkait dengan keadaan pikiran yang ditandai dengan semangat, dedikasi dan absorbsi atau penyerapan Schaufeli et al., 2002. Vigor atau semangat mencerminkan kesiapan untuk mengabdikan upaya dalam pekerjaan seseorang, sebuah usaha untuk terus energik saat bekerja dan kecenderungan untuk tetap berusaha dalam menghadapi tugas kesulitan atau kegagalan. Dedikasi mengacu pada identifikasi yang kuat dengan pekerjaan seseorang dan mencakup perasaan antusiasme, inspirasi, kebanggaan, dan tantangan. Dimensi terakhir dari work engagement adalah penyerapan atau absorbsi. Absorpsi ditandai dimana seseorang menjadi benar-benar tenggelam dalam pekerjaan, dengan waktu tertentu ia akan merasa sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaannya. Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa work engagement merupakan hal positif yang terkait dengan bentuk ekspresi fisik, kognitif, dan emosi karyawan terhadap pekerjaan dan organisasi yang ditandai dengan semangat, dedikasi, dan absorpsi atau penyerapan. Universitas Sumatera Utara

2. Perbedaan Work Engagement dengan Konsep Lain