Penyakit Tidak Menular Sarana Air Bersih 1. Sumur

2 . Air Sebagai Sarang Vektor Penyakit Water Related Insecta Vector Air dapat berperan sebagai sarang insekta yang menyebarkan penyakit pada masyarakat. Insekta sedemikian disebut sebagai vektor penyakit. Vektor penyakit yang sedemikian dapat mengandung penyebab penyakit. Penyebab penyakit dalam tubuh vektor dapat berubah bentuk, berubah fase pertumbuhan atau pun bertambah banyak atau tidak mengalami perubahan apa-apa. Penyakit yang dapat muncul seperti filariasis, demam berdarah, malaria. 3. Kurangnya Penyediaan Air Bersih Water Washed Disease Kurang tersedianya air bersih untuk menjaga kebersihan diri, dapat menimbulkan berbagai penyakit kulit dan mata. Hal ini terjadai karena bakteri yang ada pada kulit dan mata mempunyai kesempatan untuk berkembang. Keluhan yang dapat muncul seperti kulit merah, gatal-gatal dan mata merah, gatal dan berair. 4. Air Sebagai Sarang Hospes Sementara Water Based Disease Penyakit ini memiliki host perantara yang hidup di dalam air. Penyakit yang dapat muncul adalah schistosomiasis dan dracontiasis.

2.1.6.2. Penyakit Tidak Menular

Air dapat menimbulkan kerugian dan gangguan yang disebabkan oleh bahan- bahan kimia atau zat radioaktif yang ada di dalam air, terutama logam berat. Logam- logam berat hasil buangan limbah industri menimbulkan kasus pada beberapa daerah atau negara, misalnya keracunan merkuri Hg yang menyebabkan cacat bawaan pada bayi yang dikenal sebagai penyakit Minamata di Jepang, logam kadmium Cd yang Universitas Sumatera Utara dapat menyebabkan kenaikan darah karena kadmium Cd mempengaruhi kinerja otot polos pembuluh darah secara langsung maupun tidak langsung lewat ginjal, bahkan kerusakan dan penghambatan kinerja sistem fisiologis tubuh, kerja paru-paru, liver, kemandulan, serta imunitas juga syaraf dan kerapuhan pada tulang Effendi, 2007. Besi Fe dan mangan Mn merupakan logam yang sering bersamaan keberadaannya di alam maupun dalam air. Logam ini dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil. Kelebihan logam ini dapat menimbulkan efek-efek kesehatan, seperti serangan jantung, gangguan pembuluh darah bahkan kanker hati. Logam ini bersifat akumulatif terutama di organ penyaringan sehingga dapat mengganggu fungsi fisiologis tubuh Wardhana, 2004. Senyawa kalsium banyak terdapat di alam sebagai batu kapur, gips dan kalsium klorida. Kalsium dalam kadar tertentu dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan gigi dan tulang. Pada kadar yang lebih besar dari 200 mg l pada air minum dapat menyebabkan pengerakan pada ketel-ketel pemanas, pipa distribusi air minum dan perabot rumah tangga. Adanya sulfat dalam jumlah besar yang berkaitan dengan magnesium pada air minum dapat menimbulkan reaksi laxative. Selain itu sifat korosif air terhadap logam akan lebih besar dengan adanya sulfat dengan kadar yang tinggi. Pada umumnya sulfat tidak dihilangkan pada proses pengolahan air minum, bahkan kadar sulfat ini dapat meningkat karena penggunaan alumunium sulfat untuk flokulasi kimiawi pada penjernihan air. Walau pengaruhnya tidak sebesar senyawa khlorida dan karbonat, sulfat juga mempengaruhi rasa air minum Slamet, 2004. Universitas Sumatera Utara

2.2. Pencemaran Air

Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya Wardhana, 2001. Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

2.2.1. Polutan Air

Menurut Effendi 2003, polutan dikelompokkan menjadi dua berdasarkan cara masuknya ke dalam lingkungan, yaitu : 1. Polutan Alamiah Polutan memasuki lingkungan badan air secara alami, misalnya akibat letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir, dan fenomena alam lainnya. 2. Polutan Antropogenik Polutan yang masuk ke lingkungan badan air akibat aktivitas manusia, misalnya kegiatan domestik rumah tangga, kegiatan perkotaan, maupun kegiatan industri. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Implementasi Program Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Langit Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

4 59 136

HUBUNGAN PERGAULAN DENGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG REMAJA USIA 14-16 TAHUN DI DESA MOMPANG KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN ANGKOLA JULU KOTA PADANGSIDIMPUAN.

0 2 23

Analisis Implementasi Program Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Langit Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

0 0 13

Analisis Implementasi Program Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Langit Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

0 0 2

Analisis Implementasi Program Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Langit Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

0 0 10

Analisis Implementasi Program Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Langit Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

0 0 30

Analisis Implementasi Program Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Langit Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

0 5 4

Analisis Implementasi Program Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Langit Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air 2.1.1. Pengertian Air - Analisa Kadmium (Cd) Pada Air Sumur di Sekitar Persawahan di Desa Mompang Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

0 0 38

Analisa Kadmium (Cd) Pada Air Sumur di Sekitar Persawahan di Desa Mompang Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

0 0 14