1. Tinjauan Teoritis 1. 1. Usaha Perasuransian 1. Risk Base Capital RBC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Tinjauan Teoritis

2. 1. 1. Usaha Perasuransian

Pengertian asuransi menurut Undang-Undang Nomor 2 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 1992 adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana pihak penanggung mengikat diri kepada tertanggung, dengan menerima pembayaran premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena mengalami kerugian, kerusakan, kehilangan, atau timbulnya tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang diderita tertanggung dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan pembayaran yang didasarkan atas hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Usaha asuransi merupakan usaha jasa keuangan yang menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi, dan memberikan manfaat perlindungan keuangan kepada masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan asuransi. Unsur pokok jaminan asuransi adalah adanya insurable interest yakni hak untuk mengasuransikan objek pertanggungan yang timbul dari hubungan keuangan dengan tertanggung yang diakui secara sah oleh hukum. Fungsi usaha asuransi adalah menanggung pengalihan resiko dari pemegang polis asuransi tertanggung kepada perusahaan asuransi penanggung. Perusahaan asuransi akan menjamin atau melindungi objek atau kepentingan keuangan yang dimiliki pemegang polis asuransi terhadap kemungkinan terjadinya resiko kerugian, sehingga akan memberikan ketenangan peace of mind bagi tertanggung pengguna jasa asuransi atas kemungkinan terjadinya resiko kerugian. Universitas Sumatera Utara 2. 1. 2. Risk Base Capital RBC Risk Base Capital RBC adalah jumlah modal yang harus dipertahankan atau dimiliki perusahaan asuransi berdasarkan risiko inheren yang dihadapin perusahaan asuransi, risiko inheren adalah resiko penurunan nilai aktiva, resiko kredit dari piutang, resiko underwriting, resiko off balance Tabroni dan Sebayang; 2008: 4. Risk Base Capital RBC digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kesehatan keuangan sebuah perusahaan asuransi untuk memastikan perusahaan asuransi dan reasuransi dapat memenuhi kewajibannya dan menentukan besarnya kebutuhan modal sesuai dengan tingkat resiko yang dihadapi perusahaan, serta metode dalam mengelola kekayaan dan kewajiban dalam industri asuransi. Peran Risk Base Capital RBC dalam industri asuransi sangat penting, karena mengatur batas tingkat solvabilitas minimum bagi industri asuransi sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424KMK.062003 tanggal 30 September 2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi. Berdasarkan keputusan tersebut menteri keuangan menetapkan tingkat solvabilitas yang berlaku saat ini bagi perusahaan asuransi dan reasuransi adalah minimal sebesar 120 dari beban klaim dan kewajiban. Apabila suatu perusahaan asuransi tidak dapat memenuhi tingkat solvabilitas tersebut maka akan berdampak pada ketidakmampuan dalam membayar beban klaim dan kegagalan pengelolaan modal perusahaan yang berdampak pada nilai pengembalian investasi. Manajemen resiko yang dilakukan perusahaan asuransi untuk mencegah hal tersebut adalah melalui reasuransi dan retensi sendiri. Reasuransi adalah suatu metode manajemen resiko perusahaan asuransi dengan cara mengasuransikan kembali resiko yang diterimanya kepada perusahaan asuransi lain atau perusahaan reasuransi, dan pengertian retensi sendiri adalah perusahaan asuransi tidak boleh mereasuransikan seluruh resiko yang diterimanya dari tertanggung. Universitas Sumatera Utara Solvabilitas adalah kemampuan untuk menghasilkan pendapatan di masa datang dan memenuhi kewajiban jangka panjang Subramanyam dan Wild; 2012: 409. Perusahaan asuransi harus mampu membayar kewajiban-kewajibannya dan menghadapi resiko-resiko opersional perusahaan, artinya perusahaan asuransi harus memiliki kekayaan lebih besar dibandingkan kewajibannya. Solvabilitas pada industri asuransi berbeda dengan industri lain, pada industri asuransi menghitung tingkat solvabilitasnya dengan menggunakan metode Risk Base Capital RBC. Aset perusahaan asuransi sebagian besar dalam bentuk piutang yang memainkan peranan paling penting dalam perhitungan solvabilitas perusahaan. Dalam upaya mendongkrak tingkat solvabilitas umumnya perusahaan asuransi mengeinvestasikan sebagian premi yang dihimpun dan sebagian dana lagi digunakan sebagai cadangan teknis untuk membayar kewajiban dan membayar retensi sendiri beban klaim. Dalam industri asuransi, perusahaan asuransi menjual jasa berbentuk jaminan atas pertanggungan kerugian nasabah karena terjadinya resiko kerugian yang dijamin dalam polis. Resiko adalah kerugian karena kejadian yang tidak diharapkan terjadi Sunaryo; 2007: 11. Setiap orang atau perusahaan perlu mengidentifikasi faktor-faktor resiko dari usahanya, mengukur atau mengestimasi besarnya resiko, merencanakan dan menerapkan manajemen resiko. Besarnya tingkat resiko dan frekuensi terjadinya resiko menuntut adanya manajemen resiko. Manajemen resiko dapat terbagi 2 dua cara yaitu menahan sendiri resiko yang akan terjadi risk retention atau menngalihkan resiko kepada pihak lain, yakni perusahaan asuransi risk transfer. Perusahaan asuransi harus dapat memenuhi seluruh kewajibannya, didasarkan pada kondisi keuangan perusahaan asuransi tersebut, apakah cukup sehat dalam menjalankan usahanya sehingga dapat memberikan hasil investasi yang tinggi bagi para investornya. Kepercayaan atas sebuah perusahaan asuransi dari pihak investor dan nasabahnya, dilandasi Universitas Sumatera Utara pada faktor kesehatan keuangan perusahaan asuransi tersebut, agar dapat memberikan ganti rugi yang sesuai atas kerugian yang diderita oleh nasabahnya. Tabroni 2008: 152 mengindikasikan bahwa solvabilitas pada industri asuransi adalah Risk Base Capital RBC. Mengukur Risk Base Capital RBC harus diketahui selisih antara aktiva bersih dengan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum BTSM terlebih dahulu. Batas tingkat solvabilitas minimum menunjukkan pengelolaan kekayaan dan kewajiban. Pengelolaan kekayaan perusahaan asuransi harus relatif aman berdasarkan faktor resiko investasi dan perusahaan asuransi harus memenuhi BTSM sebesar syarat Peraturan Pemerintah No.81 tahun 2008. Peraturan Pemerintah No.81 tahun 2008 mengatur tentang persyaratan permodalan minimum BTSM bagi perusahaan asuransi di Indonesia, menurut Peraturan Pemerintah No.81 setiap perusahaan asuransi harus mempunyai kemampuan untuk melunasi seluruh kewajibannya likuiditas, baik kewajiban lancar maupun jangka panjang. Konsep ini mengharuskan setiap perusahaan perasuransian memiliki kekayaan lebih besar dibandingkan dengan kewajibannya. Batas Tingkat Solvabilitas Minimum BTSM terdiri dari 4 komponen yaitu : 1. Kegagalan pengelolaan kekayaan 2. Ketidak seimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam mata uang asing 3. Perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan 4. Ketidakmampuan pihak reasuradur untuk memenuhi kewajiban membayar klaim Tabroni dan Sebayang; 2008: 5 Selanjutnya untuk menghitung Risk Base Capital RBC digunakan rumus sebagai berikut : Risk Base Capital RBC = Aktiva – Kewajiban Batas Tingkat Solvabilitas Minimum BTSM Universitas Sumatera Utara Keterangan : BTSM : Batas modal terhadap total resiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban menurut peraturan pemerintah. Tabroni dan Sebayang; 2008: 154. Salah satu hal yang diatur dalam dalam Peraturan Pemerintah No.81 tahun 2008 adalah tenggang waktu pemenuhan persyaratan permodalan minimum bagi perusahaan asuransi, dan besaran permodalan minimum yang harus dipenuhi oleh perusahaan asuransi, bila perusahaan asuransi tidak dapat memenuhi persyaratan permodalan minimum tersebut, akan dikenakan sanksi pencabutan ijin usaha atau dikenakan pembatasan kegiatan usaha. Maka, mulai pada tahun 2008 setiap perusahaan asuransi di Indonesia harus dapat memenuhi peraturan pemerintah tersebut dalam memenuhin Batas Tingkat Solvabilitas Minimum BTSM sehingga mencapai tingkat Risk Base Capital RBC lebih dari atau sebesar 120. Nilai Risk Base Capital RBC bertujuan untuk mengestimasi nilai solvabilitas terhadap kemampuan pengembalian investasi. Batas Tingkat Solvabilitas Minimum BTSM yang harus dipenuhi berdasarkan syarat peraturan pemerintah tersebut adalah : - Mulai tanggal 31 Desember 2010 = Rp. 40 Milyar. - Mulai tanggal 31 Desember 2012 = Rp. 70 Milyar. Kirmizi; 2011: 392 Risk Base Capital RBC menggambarkan tingkat kesehatan keuangan perusahaan asuransi dalam memenuhi persyaratan pemodalan minimum yang ditetapkan oleh pemerintah untuk membayar kewajiban dan menghadapi resiko opersional perusahaan. Tabel 2. 1 menggambarkan tingkat Risk Base Capital RBC pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Tingkat Risk Base Capital RBC Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia sumber : diolah peneliti dari publikasi laporan keuangan perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia; website www.idx.co.id di akses tanggal 25 November 2012

2. 1. 3. Pertumbuhan Premi Neto

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Investment dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 59 82

Pengaruh Firm Size, Leverage, Return On Investment (Roi) Free Cash Flow (Fcf), Dividend Payout Ratio (Dpr),Dan Price Earning Ratio (Per) Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Manufakturyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 60 114

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

1 33 127

Pengaruh Return On Investment (Roi) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 55 90

Penerapan Metode Groos margin Return On Investment Dalam Menentukan Nilai Balik Persediaan Barang Pada PT. Prima Indah Santon Medan

4 89 49

Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 38 88

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Tinjauan Teoritis 2. 1. 1. Usaha Perasuransian - Pengaruh Risk Base Capital (RBC) Dan Pertumbuhan Premi Neto Terhadap Return On Investment (ROI) Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 3 19

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian - Pengaruh Risk Base Capital (RBC) Dan Pertumbuhan Premi Neto Terhadap Return On Investment (ROI) Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 8

Pengaruh Risk Base Capital (RBC) Dan Pertumbuhan Premi Neto Terhadap Return On Investment (ROI) Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 9