Relativitas Newton Prinsip Relativitas

dengan r adalah vektor posisi. ii Vektor gaya pada suatu partikel sama dengan hasil kali massanya dengan vektor percepatan : F = m.a iii Gaya dari aksi dan reaksi adalah sama dan berlawanan; sebagai contoh, jika partikel A memberikan gaya F pada partikel B, maka B memberikan suatu gaya –F pada A. Hukum fisika biasanya dinyatakan relatif terhadap kerangka acuan, yang mengijinkan kuantitas fisika seperti kecepatan, medan listrik dan lain-lain, untuk didefinisikan. Diantara kerangka yang lebih disukai adalah kerangka tegar yang inersial. Selanjutnya hukum Newton diaplikasikan didalamnya. Hukum pertama Newton menyajikan untuk memilih kerangka inersial di antara kerangka tegar : kerangka tegar disebut kerangka inersial jika partikel bebas bergerak tanpa percepatan relatif terhadapnya. Dan selama kehadirannya, hukum Newton digunakan secara sama dalam semua kerangka inersial. Bagaimanapun, Newton mempostulatkan keberadaan dari ruang mutlak dimana dia berpikir pusat massa dari sistem tata surya adalah dalam keaadaan diam dan baginya, ini adalah daerah utama untuk mekanikanya. Bahwa hukum-hukum yang secara sama sah dalam semua kerangka acuan lain yang bergerak secara seragam terhadap ruang mutlak kerangka inersial adalah teorema yang menarik baginya. Wolfgang Rindler, 2006

2.2.2 Relativitas Newton

Dengan mengingat bahwa suatu kerangka inersial adalah suatu kerangka tegar yang mana hukum pertama Newton berlaku. Anggap kerangka S pada Gambar 2.1 adalah inersial. Karena, menurut transformasi Galileo kecepatan tetap dalam S bertransformasi ke Universitas Sumatera Utara kecepatan konstan dalam �′, dapat dilihat bahwa semua partikel bebas dalam S bergerak secara seragam dalam �′, yang oleh karena itu juga inersial. Dengan kata lain, hanya kerangka yang bergerak secara seragam relatif ke S yang dapat menjadi inersial. Untuk titik tetap dalam setiap kerangka inersial adalah partikel bebas potensial, sehingga semuanya harus bergerak secara seragam relatif terhadap S. S v x,y,z,t x’,y’,z’,t’ Y’ X’ y x x’ vt x S’ z Z’ O O’ Gambar 2.1 Kerangka S′ Bergerak dengan Kecepatan Konstan Terhadap Kerangka S. Ronald Gautreau, 2002 Dalam transformasi koordinat Galilean, hubungan antara pengukuran �, �, �, � milik O dengan pengukuran � ′ , � ′ , � ′ , � ′ milik O’ untuk sebuah kejadian tertentu dipeoleh dengan mengkaji gambar 2.1 diatas adalah : � ′ = � − �� ; � = � ′ ; � ′ = � ��� � = �′ 2.7 Sekarang, dari invariansi percepatan dapat dilihat bahwa semua yang dibutuhkan agar tiga hukum Newton invarian diantara kerangka inersial adalah i suatu aksioma bahwa massa m adalah invarian, dan ii aksioma bahwa setiap gaya adalah invarian. Kedua asumsi ini tentu saja bagian dari teori Newton. Menghasilkan sifat dari mekanika Newton bahwa hal ini berlaku sama pada semua kerangka inersial yang disebut relativitas Newtonian atau Galilean. Wolfgang Rindler, 2006 Universitas Sumatera Utara Dalam mekanika Newton, dianggap bahwa massa inersial dari benda tidak bergantung pada kecepatan benda. Maka massa benda di S sama seperti di �′. Sehingga gaya �′, diukur dalam �′ adalah � ′ = � �� ′ �� ′ = � �� �� = � 2.8 Oleh karena itu, gaya di �′ sama seperti di S. Hasil ini mungkin digambarkan dengan mengatakan bahwa hukum kedua Newton invarian dibawah transformasi Galliean; yaitu ditulis dalam cara yang sama dalam setiap kerangka acuan Galilean inersial. Dengan kata lain, prinsip relatvitas Newtonin Galilean menyatakan bahwa ‘setiap sistem mekanika akan berkelakuan dalam cara yang sama dalam semua kerangka Galilean inersial’. Grøn Ø., Hervik S., 2007

2.3 Teori Relativitas Umum Einstein