2.2.5 Penanganan Kesulitan Makan pada Anak
Beberapa langkah yang harus dilakukan pada penatalaksanaan kesulitan makan pada anak adalah:
1. Pastikan apakah betul anak mengalami kesulitan makan, kemudian cari
penyebab kesulitan makanan pada anak 2.
Identifikasi adakah komplikasi yang terjadi 3.
Pemberian pengobatan terhadap penyebab 4.
Bila penyebab gangguan saluran cerna seperti alergi, intoleransi atau celiac, hindari makanan tertentu yang menjadi penyebab gangguan.
Gangguan fungsi pencernaan kronis pada anak merupakan salah satu penyebab paling penting dalam kesulitan makan.
Menurut Judawanto 2007, gangguan fungsi saluran cerna kronis yang terjadi seperti alergi makanan, intoleransi makanan, dan sebagainya. Reaksi
simpang makanan tersebut tampaknya sebagai penyebab utama gangguan- gangguan tersebut. Hal ini bisa dilihat dengan timbulnya permasalahan kesulitan
makan ini terbanyak saat usia diatas 6 bulan ketika mulai dikenalkannya variasi makanan tambahan baru.
2.2.6 Pengaturan Makan Bayi dan Balita
A. Tujuan Pengaturan Makan Bayi dan Balita
Pengaturan makan untuk bayi dan balita berbeda dengan pengaturan pada orang dewasa karena pada masa ini bayi dan anak balita masih dalam tahap
pertumbuhan dan perkembangan.
Universitas Sumatera Utara
Terdapat 2 tujuan pengaturan makan untuk bayi dan balita, yaitu: a.
Memberikan zat gizi yang cukup bagi kebutuhan hidup, yaitu untuk pemeliharaan danatau pemulihan serta peningkatan kesehatan, pertumbuhan
dan perkembangan fisik dan psikomotor, serta melakukan aktifitas fisik. b.
Untuk mendidik kebiasaan makan yang baik, menyukai dan menentukan makanan yang dibutuhkan.
Menurut Titi dalam Mayurnani 2010 menguraikan tujuan pengaturan makan atau tujuan upaya gizi pada bayi dan balita ada 3 yaitu:
1. Tujuan fisiologis:
Memberikan kalori dan zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi dan balita untuk bergerak, tumbuh dan berkembang.
2. Tujuan psikologis:
Memberikan kepuasan kepada bayi dan balita menikmati makanan yang diberikan.
3. Tujuan edukatif:
- Mendidik keterampilan mengkonsumsi makanan.
- Membina kebiasaan waktu makanjadwal makan sarapan, makan siang dan
makan soremalam. -
Membina selera terhadap makanan yang baik, khususnya yang merupakan selera dan kebiasaan keluarga.
B. Syarat untuk Makanan pada Bayi dan Balita
Menurut Maryunani 2010, syarat-syarat untuk makanan bayi dan balita, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai dengan umur.
b. Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bahan makanan
yang tersedia setempat, kebiasaan makan dan selera terhadap makanan. c.
Bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan keadaan faal bayibalita.
d. Memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan.
2.3 Balita 2.3.1 Pengertian Balita