BAB II GAMBARAN UMUM
TENTANG PEMBENTUKAN KATA DALAM BAHASA JEPANG
2.1 Morfem Dalam Bahasa Jepang
Morfem keitaiso merupakan satuan bahasa terkecil yang memiliki makna dan tidak bisa dipecahkan lagi ke dalam satuan makna yang lebih kecil lagi. Misalnya,
kata daigaku ‘universitas’ terdiri atas dua huruf kanji yaitu ‘dai’ dan ‘gaku’. Banyak kosakata lainnya yang dibentuk dengan menggunakan kedua huruf tersebut, misalnya
daijin ‘mentri’, kakudai ‘pembesaran’, gakkou ‘sekolah’, gakusie ‘mahasiswa’, dan sebagainya. Dilihat dari hurufnya kata DAIGAKU úniversitas’, terdiri atas dua satuan
yaitu dai ‘besar’dan gaku ‘sekolah’, tetapi kedua satuan tersebut tidak bisa dipecahkan lagi menjadi satuan yang lebih kecil yang mengandung makna. Satuan
terkecil yang secara leksikal bermakna ‘besar’ dan yang secara leksikal bermakna ‘belajarilmu’masing-masing merupakan satu morfem
Dalam bahasa jepang, ada kata yang hanya terdiri dari satu suku kata seperti ka ‘nyamuk’dan wa ’gelangring’. Ini pun merupakan satu kata morfem, tetapi kata
kawa ‘sungai’meskipun terdiri dari dua silabis, yaitu ka dan wa , tetap merupakan satu morfem, karena ka dan wa pada kata {kawa} tidak mengandung suatu makna.
Lain halnya dengan verba atau adjektiva dapat terdiri atas beberapa morfem . misalnya, verba kaku ‘menulis’dan adjektiva takai ‘tinggimahal’terdiri atas dua
bagian yaitu bagian depan yang ditulis dengan huruf kanji ‘ka’ dan ‘taka’ tidak mengalami perubahan yang disebut dengan gokan ‘suku kata depan. sedangkan
bagian belakang yang biasa ditulis dengan huruf hiragana yaitu ‘ku’ dan ‘i’
mengalami perubahan bentuk dan disebut dengan gobi ‘suku kata terkhir ending’. Kedua bagian tersebut masing-masing merupakan satu morfem.
Akan tetapi, jika diubah ke dalam bentuk yang lain misalnya bentuk menyangkal,kedua kata tersebut menjadi kakanai dan takakunai yang masing-masing
menjadi tiga buah morfem. Morfem tersebut masing-masing adalah : {ka}—{ki}— {masu} dan {taka}—{ku}—{nai}. Dengan demikian, kosakata dalam bahasa jepang
ada yang terdiri atas satu morfem dan ada juga yang terdiri atas dua morfem atau lebih. Hal ini akan dibahas pada bagian berikut.
1. Nomina atau meishi yaitu kata benda nomina yang bisa berfungsi sebagai
sabjek atau objek dalam kalimat, bisa di awali dengan kata tunjuk ‘kono..., sono..., ano..., ...ini, ...itu... sana...’dan bisa berdiri sendiri.
Sebelum melihat jenis-jenis morfem dalam bahasa jepang, terlebih dahulu akan dilihat tentang jenis kata dalam bahasa jepang. Secara garis besarnya, pembagian
jenis kata atau hinshi bunrui dalam bahasa jepang ada enam bagian besar seperti berikut :
2. Verba atau doushi yaitu kata yang bisa berfungsi menjadi predikat dalam suatu
kalimat, mengalami perubahan bentuk atau katsuyou, dan bisa berdiri sendiri. 3.
Adjektiva atau keiyoushi yaitu kata yang mengalami perubahan bentuk dan bisa berdiri sendiri.
4. Adverbia atau fukushi yaitu kata keterangan, tidak mengalami perubahan
bentuk. 5.
Kopula atau jodshi yaitu kata kerja bantu, mengalami perubahan bentuk, tetapi tidak bisa berdiri sendiri.
6. Partikel atau joshi yaitu kata bantu atau partikel, tidak bisa berdiri sendiri dan
tidak mengalami perubahan bentuk.