Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam mempersiapkan diri menghadapi era perdagangan bebas, banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi perdagangan internasional. Di situlah akan terjadi persaingan di antara bangsa-bangsa. Salah satu hal yang menjadi persoalan adalah di sektor sumber daya manusia SDM. Permasalahan yang terjadi adalah kualitas dari SDM itu sendiri. Saat ini kualitas SDM yang dimiliki Indonesia tergolong masih rendah jika di bandingkan dengan negara lain, untuk itu perlu adanya perbaikan kualitas SDM dalam menghadapi era perdagangan bebas. Hal ini penting karena kita harus mampu bersaing dengan SDM dari negara lain agar kita dapat tetap eksis dalam persaingan di dunia global. Bidang pendidikan merupakan bagian terpenting dalam menghasilkan SDM yang nantinya akan terjun di dunia kerja. Kita tahu kualiatas pendidikan di Indonesia juga masih tergolong rendah. Sampai saat ini usaha–usaha dalam memperbaiki mutu pendidikan terus diupayakan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Perlu adanya kerjasama dari semua pihak dalam menciptakan sistem pendidikan yang bermutu dan berkualitas sehingga mampu menghasilkan out put SDM yang unggul dan handal pula. Berpijak dari tuntutan di atas, usaha pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu sistem untuk menghasilkan manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional, yang diharapkan dapat berkembang dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Usaha menciptakan manusia yang berkualitas melalui pendidikan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan belajar dari individu tersebut sebagai peserta didik. SMK Muhammadiyah Prambanan adalah sekolah kejuruan yang berada di desa Gatak, Bokoharjo, Sleman, Yogyakarta. SMK Muhammadiyah Prambanan terbagi menjadi tiga jurusan yaitu teknik mesin, teknik elektronika industri, dan teknik otomotif. Sekolah ini mempunyai siswa dengan jumlah yang cukup banyak dan dengan latar belakang yang beranekaragam baik dari sisi ekonomi, maupun kemampuan siswanya. Kelas XI jurusan teknik otomotif di SMK Muhammadiyah Prambanan terdiri dari 4 kelas yaitu kelas XI TKA, XI TKB, XI TKC, dan XI TKD. Masing-masing kelas tersebut terdiri dari 36 siswa. Dalam setiap kelas siswa laki-laki yang lebih dominan. Berdasarkan dari observasi yang dilakukan selama kegiatan PPL dan wawancara yang dilakukan dengan guru otomotif, rata-rata siswa dalam pembelajaran masih tergolong kurang memahami pada mata pelajaran listrik otomotif. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada saat pembelajaran berlangsung, siswa hanya pasif dalam belajar. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Dari realitas permasalahan pendidikan di atas yang menjadi perhatian adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia. Situasi tersebut menjadi tuntutan pemerintah atau lembaga pendidikan pada khususnya untuk dapat meningkatkan kualitas dan menghasilkan lulusan yang berkompeten atau berkualitas dari proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, perlu secara terus menerus mendapatkan perhatian dari penanggung jawab sistem pendidikan. Pembelajaran terkesan satu arah, siswa jarang dalam mengajukan pertanyaan ke guru Pada proses pembelajaran, siswa hanya terbatas pada apa yang siswa peroleh dari paparan guru. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata mata pelajaran listrik otomotif kelas paralel yaitu 62,14 padahal di SMK Muhammadiyah Prambanan menetapkan kriteria ketuntasan minimal KKM sebesar 75. Hal ini tentu belum mencapai KKM yang diterapkan. Dengan ditetapkan KKM sebesar 75, persentase siswa yang mencapai nilai tuntas hanya sebesar 14. Hasil ini didapatkan dari nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran listrik otomotif. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih tergolong metode konvensional, karena hanya mengandalkan ceramah, mencatat, dan pemberian tugas, sedikit sekali menggunakan tanya jawab ataupun diskusi. Tipe belajar yang mereka lakukan hanya mengandalkan kemampuan audio visual saja. Hal tersebut mengakibatkan prestasi belajar kurang karena apa yang di dapat siswa hanya bersumber dari paparan guru. Pembelajaran yang baik dapat dilihat dengan hasil belajar siswa yang meningkat Strategi peta konsep telah banyak digunakan untuk penelitian dan juga telah digunakan dalam mengajar. Menurut Pangat 2007 dalam penelitiannya menyatakan bahwa strategi peta konsep yang diterapkan dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran fisika teknik. dan juga matematika. strategi peta konsep juga pernah diterapkan pada mata pelajaran matematika. Menurut Sudaryanti,dkk 2005 dalam penelitiannya menunjukkan bahwa peta konsep dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam proses pembelajaran matematika dan IPA. Hasil belajar dan juga kualitas pembelajaran dapat tercapai dengan baik melalui strategi peta konsep. Strategi ini juga pernah digunakan dalam pembelajaran otomotif, yaitu pada mata pelajaran chasis. Menurut Hadi 2011 dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan metode mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran chasis. Untuk memahami materi pada pembelajaran listrik otomotif dibutuhkan penalaran, sehingga perlu diterapkan penggunaan strategi peta konsep. Pelaksanaan strategi peta konsep ini, pada pelaksanaannya membutuhkan penalaran yang dirasa efektif dalam pembelajaran listrik otomotif. Untuk itulah strategi peta konsep ini akan diterapkan dalam pembelajaran listrik otomotif pada kompetensi dasar pengapian konvensional guna mengetahui sejauh mana efektifitas strategi tersebut.

B. Identifikasi Masalah