Eksplorasi Eksperimen Metode Penciptaan

42 simbolik dimana Lucia Hartini banyak menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan misalnya objek mata yang selalu mengawasi di beberapa lukisannya. Gambar 5: Lucia Hartini “Spying Lens” Cat minyak diatas kanvas, 1986 Sumber : http:tutidipo.wixsite.comtuti-dipolucia-hartini

2. Agus Suwage

Agus Suwage lahir di Purworejo, Jawa Tengah, pada 14 April 1959. Tahun 1986, Agus lulus dari Institut Tegnologi Bandung ITB jurusan Desain Grafis. Seniman ini kerap menggunakan foto dirinya, dalam berbagai pose dan latar belakang, untuk menyampaikan kritik atas isu sosial politis disekitarnya. Karyanya kerap menyajikan 43 pendekatan apropriasi berkelanjutan dari karya seniman lain maupun karya lamanya sendiri yang terus menerus dibuat dan dikembangkan dalam lapisan yang berbeda. http: biennalejogja.org2013artisagussuwage-idn. Agus Suwage merupakan salah satu seniman kontemporer terkemuka di Indonesia saat ini. Sejak akhir tahun 1980-an ia mulai aktif berkiprah dalam peta seni rupa kontemporer. Karya-karya Agus Suwage dianggap berhasil menghidupkan kembali jenis seni rupa yang nyaris diabaikan selama ini yaitu gambar drawing. Agus Suwage menghadirkan persoalan ketegangan antara kesadaran individu pada karya- karyanya, seperti pernyataannya yang menyatakan pandangannya bahwa “Ada bermacam-macam paksaan yang tidak bisa ditolak dan membuat kita tidak punya pilihan. Paksaan itu tidak bisa dibilang jahat, tapi kenyataannya mengikat, menyakitkan, bahkan menakutkan.” Potret-diri self-portrait merupakan “trademark” karya seni rupa Agus Suwage yang merupakan hasil pengolahannya yang intens untuk menghadirkan sejumlah persoalan; tubuh, gender, seni rupa, citra fotografi, persoalan sosial-politik, sejarah, eksistensi diri manusia, kritik sosial, hingga kritik diri http:arsip.galeri-nasional.or.idpelaku_seniagus-suwage. Agus Suwage dengan lukisan komtemporer yang banyak menerapkan potret dirinya sendiri dalam tema lukisannya menginspirasi penulis, bedanya penulis menggunakan potret publik figur yaitu Gus Dur dalam karya lukisan penulis. Disamping itu Agus suwage juga sering menggunakan teknik pewarnaan translucent