Deskripsi lukisan berjudul “Secret Hero”
79
Lukisan ini menggambarkan figur Gus Dur tang terletak di bagian kanan lukisan. Di bagian kiri lukisan terdapat cermin yang digambarkan dengan pantulan bayangan
sosok Gus Dur yang ada di depannya. Bayangan Gus Dur di dalam cermin digambarkan dengan wajah yang menggunakan properti dan menyerupai badut.
Sedangkan pada bagian bawah digambarkan pula wastafel dimana posisi Gus Dur sedang bertumpu dengan tangannya pada wastafel tersebut. Hal ini menambahkan
kesan kesatuan unity yang saling berkaitan antar unsur-unsur lukisan ini. Objek- objek yang digambarkan dalam lukisan ini digambarkan secara representatif atau
sesuai dengan objek aslinya di dunia nyata. Penempatan atau komposisi yang digunakan dalam lukisan ini menggunakan prinsip keseimbangan balance informal
atau asimetris, yaitu keseimbangan yang memiliki berat tidak sama di semua sisi- sisinya.
Warna pada lukisan ini menggunakan warna biru, hijau, burnt umber, kuning, orange, dan putih. Pada figur Gus Dur, menggunakan warna biru, hijau, dan burnt
umber dan kulit menggunakan warna ochre, burnt sienna, burnt umber, dan putih sebagai warna representasi alam. Bagian background digambarkan dengan warna
biru, hijau, orange, dan kuning. Sedangkan teknik yang digunakan dengan menggunakan teknik opaque dan translucent pada bagian objek utama dan wastafel.
kemudian pada bagian background menggunakan teknik pewarnaan aquarel secara ekpresif dan dikolaborasikan dengan minyak untuk mendapatkan tekstur. Harmoni
dalam lukisan ditampilkan dengan memberikan warna semu biru dan hijau pada figur Gus Dur, wastafel serta cermin.
80
Proporsi dalam lukisan ini menampilkan penggambaran Gus Dur dengan proporsi ukuran paling besar. Di sekitar Gus Dur digambarkan objek dengan ukuran
yang meyesuaikan figur Gus Dur tersebut. Penggunaan proporsi ukuran ini juga membuat aksentuasi point of interest dapat dicapai yaitu pada penggambaran Gus
Dur dengan proporsi ukuran paling besar. Selain itu, irama rhythm juga ditampilkan dengan pengulangan tektur berupa gelembung-gelembung pada bagian background.
Lukisan ini dapat digolongkan ke dalam jenis lukisan metafora dengan perbandingankomparasi antara Gus Dur dan bayangan Gus Dur di dalam cermin
yang menganalogikan sosok badut yang humoris. Lukisan yang berjudul
“Joke’s Master” ini terinspirasi dari salah satu sifat luar biasa Gus Dur. Sebagai seorang presiden, sifat humoris yang ditunjukkan oleh Gus
Dur kerap kali mengundang kritik karena dianggap Gus Dur kurang serius dalam menanggapi suatu permasalahan. Akan tetapi menurut Gus Dur sifat humorisnya akan
mendekatkan diri kepada masyarakat, dan hal ini juga membuat masyarakat menyukainya karena merasa dekat dengan presiden Indonesia layaknya masyarakat
biasa. Konsep pluralisme dan demokrasi juga terwujud dengan sukses, akan tetapi sifat humoris yang berlebihan dari seorang pemimpin Negara dapat juga menjadi
boomerang untuk semua kritik-kritik pedas karena masalah yang terabaikan. Sifat humoris Gus Dur juga dapat mengurangi kehormatan seorang pemimpin Negara.
81