Deskripsi lukisan berjudul “Asam-manis Hidup Gus Dur”

77 pewarnaan kulit digunakan warna ochre, burnt umber, burnt sienna dan putih. Untuk warna pakaian Gus Dur sendiri menggunakan warna merah, burnt umber, orange, dan putih. Pada objek Gus Dur digambarkan dengan teknik opaque dan translucent agar lukisan terlihat lebih detail. Sedangkan pada bagian background digambarkan dengan warna merah dan kuning menggunakan teknik aquarel yang dicampurkan dengan medium minyak agar mendapatkan efek tekstur. Pada bagian background juga terdapat figur-figur pahlawan nasional Indonesia dengan warna yang sama dengan background. Hal ini dimaksudkan agar kesan kesan kesederhanaan simplicity tercapai. Irama rhythm juga dicapai dengan pengulangan objek pahlawan dan tekstur di bagian background. Aksentuasi point of interest didapat dengan menggunakan perbedaan ukuran dan proporsi Gus Dur yang lebih besar daripada objek yang lain. Selain itu aksentuasi juga didapat dengan adanya kontras warna antara figur Gus Dur dengan background, sehingga point of interest terlihat dengan jelas. Lukisan ini menggambarkan tentang peranan seorang Gus Dur dalam sejarah bangsa Indonesia, namun tidak banyak diketahui dan seringkali menerima kritik dari masyarakat Indonesia. Pemikiran Gus Dur tentang demokrasi dan pluralisme dimulai sejak pemerintahan otoriter di masa orde baru. Sebelum masa pemerintahan Gus Dur, hak-hak dan pendapat kaum minoritas seringkali diabaikan oleh pemerintah, akan tetapi setelah Gus Dur menjadi presiden Gus Dur sering mengambil tindakan dengan mendukung hak-hak dan pendapat mereka. Hal ini bukanlah kebiasaan yang dilakukan seorang pemimpin Indonesia, akan tetapi Gus Dur telah melakukannya 78 dengan baik walaupun dengan berbagai kritik pedas terhadap tindakannya. Dan sebagai efeknya pada masa sekarang seluruh masyarakat Indonesia telah bergabung menjadi satu karena pemikiran tentang pluralisme oleh Gus Dur. Dari hal inilah Gus Dur pantas untuk disebut secret hero atau pahlawan tersembunyi atau tak dikenali.

7. Deskripsi lukisan berjudul “Joke’s Master”

Gambar 22 : Judul: “Joke’s Master” Cat akrilik di atas kanvas, ukuran 140 x 110 cm, tahun 2016 79 Lukisan ini menggambarkan figur Gus Dur tang terletak di bagian kanan lukisan. Di bagian kiri lukisan terdapat cermin yang digambarkan dengan pantulan bayangan sosok Gus Dur yang ada di depannya. Bayangan Gus Dur di dalam cermin digambarkan dengan wajah yang menggunakan properti dan menyerupai badut. Sedangkan pada bagian bawah digambarkan pula wastafel dimana posisi Gus Dur sedang bertumpu dengan tangannya pada wastafel tersebut. Hal ini menambahkan kesan kesatuan unity yang saling berkaitan antar unsur-unsur lukisan ini. Objek- objek yang digambarkan dalam lukisan ini digambarkan secara representatif atau sesuai dengan objek aslinya di dunia nyata. Penempatan atau komposisi yang digunakan dalam lukisan ini menggunakan prinsip keseimbangan balance informal atau asimetris, yaitu keseimbangan yang memiliki berat tidak sama di semua sisi- sisinya. Warna pada lukisan ini menggunakan warna biru, hijau, burnt umber, kuning, orange, dan putih. Pada figur Gus Dur, menggunakan warna biru, hijau, dan burnt umber dan kulit menggunakan warna ochre, burnt sienna, burnt umber, dan putih sebagai warna representasi alam. Bagian background digambarkan dengan warna biru, hijau, orange, dan kuning. Sedangkan teknik yang digunakan dengan menggunakan teknik opaque dan translucent pada bagian objek utama dan wastafel. kemudian pada bagian background menggunakan teknik pewarnaan aquarel secara ekpresif dan dikolaborasikan dengan minyak untuk mendapatkan tekstur. Harmoni dalam lukisan ditampilkan dengan memberikan warna semu biru dan hijau pada figur Gus Dur, wastafel serta cermin.