Aspek Penguasaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang

42 banyaknya media baik cetak maupun elektronik yang memuat materi bahan ajar dianggap sebagai peluang paling besar untuk dimanfaatkan, yaitu dengan bobot tidak 0,5 dan skor 4. Tawaran bea siswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi hanya diberi skor 1. Hal ini tidak terlepas dari minimnya tawaran dan kesempatan yang bisa dimanfaatkan Ancaman terbesar berdasarkan matrik di atas ialah tidak adanya sanksi yang tegas dan mengikat bagi guru yang tidak mengembangkan penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Dianggap ancaman utama, faktor ini diberi bobot dan skor yang cukup tinggi, yaitu 0,5 dan 5. Rotasi mengajar dengan pelajaran yang berbeda juga dianggap sebagai ancaman sebab guru harus mendalami materi baru, faktor ini diberi bobot cukup besar yaitu 0,4 dengan skor 3. Selain itu, mahalnya biaya untuk mengembangkan wawasan keilmuan melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu S-2 juga dianggap sebagai kendala bagi guru meskipun faktor ini diberi skor yang cukup rendah, yaitu 1.

4.1.3. Aspek Penguasaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang

Diampu Matrik IFAS aspek Penguasaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang Diampu dapat dilihat dari analisis faktor kekuatan dan 43 kelemahan hasil temuan wawancara serta pemberian skor dan bobot hingga perhitungan akhir pada fgd, yang disajikan dalam tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Internal Factors Analisis Summary Aspek Penguasaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang Diampu Internal Factors Analisis Summary IFAS No Kekuatan Bobot Skor Total 1 Guru telah mengikuti bedah kurikulum 0,3 3 1,25 2 Guru telah biasa membuat administrasi pembelajaran 0,4 5 0,75 3 Guru mendapat pelatihan membuat admnistrasi pembelajaran 0,3 4 0,75 TOTAL 1,0 11 2,75 No Kelemahan Bobot Skor Total 1 Guru membuat administrasi pembelajaran mengcopy tahun sebelumnya 0,5 5 2,5 2 Guru membuat administrasi pembelajaran mencontoh sekolah lain 0,3 3 0,9 3 Guru mendownload administrasi pembelajaran sekolah lain tanpa edit yang memadai 0,2 3 0,6 TOTAL 1 11 4,0 Total Skor Akhir Kekuatan-Kelemahan -1,25 Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2014 Berdasarkan hasil analisis data matrik IFAS di atas, diperoleh bahwa faktor kekuatan yaitu guru telah biasa membuat administrasi pembelajaran diberi bobot 44 dan skor tinggi, yaitu 0,4 dan 5. Peserta fgd berpendapat semestinya guru tidak mengalami kesulitan dalam menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, sebab Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus dibuat rutin setiap tahun. Faktor lain yang mendukung adalah adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam membuat administrasi pembelajaran yang menyumbang fakor kekuatan guru meskipun hanya memiliki bobot 0,3 dan diberi skor masing-masing 3 dan 4. Meskipun telah mendapatkan pelatihan, tetapi kecenderungan guru hanya mengcopy adminstrasi pembelajaran tahun sebelumnya dan melakukan edit sekedarnya menyebabkan guru sulit untuk mengembangkan pengusaaan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. Kelemahan guru tersebut diberi skor dan bobot cukup tinggi, yaitu 0,5 dan 5. Selain hal tersebut, guru yang membuat adminstrasi pembelajaran dengan hanya mencontoh milik sekolah lain atau hanya dengan mendownload dari internet dengan hanya mengedit nama sekolah dan nama guru saja juga merupakan faktor kelemahan guru dalam hal menguasai standar kompetensi, meski hanya diberi bobot dan skor masing- masing 0,3 dan 3 serta 0,2 dan 3. Matrik EFAS Penguasaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang Diampu dapat dilihat dari analisis faktor peluang dan ancaman hasil temuan wawancara serta pemberian skor dan 45 bobot hingga perhitungan akhir hasil fgd, yang disajikan dalam tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Eksternal Factors Analisis Summary Aspek Penguasaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang Diampu Eksternal Factors Analisis Summary EFAS No Peluang Bobot Skor Total 1 Ada diklat program tahunan dari Diknas Kota Salatiga 0,2 2 0,4 2 Ada anggaran untuk IHT kurikulum yang diberikan komite sekolah 0,5 5 2,5 3 Ada review dan sinkronisasi kurikulum dengan dunia usaha dunia industri 0,3 3 0,9 TOTAL 1,0 3,8 No Ancaman Bobot Skor Total 1 Diklat dari Diknas hanya formalitas melaksanakan program 0,2 2 0,4 2 Kurikulum berubah-ubah 0,3 3 0,9 3 Kurikulum pusat bersifat mengikat, kurang sesuai dengan tuntutan dunia usaha dunia industri 0,5 4 2,0 TOTAL 1,0 3,3 Total Skor Akhir Kekuatan-Kelemahan 0,5 Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2014 Dari hasil analisis data matrik EFAS, para guru menyatakan anggaran yang disediakan komite sekolah untuk mengadakan IHT kurikulum setiap tahun dapat dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan 46 kompetensi guru. Faktor ini dianggap utama dengan diberi bobot 0,5 dan skor 5. Selanjutnya, para guru juga berpendapat bahwa peluang yang bisa dimanfaatkan adalah adanya review dan sinkronisasi kurikulum yang diadakan dengan dunia usaha dan dunia industri, yang diberi bobot 0,3 dan skor 3. Peluang lain adalah adanya program tahunan dari Dinas Pendidikan Kota Salatiga yaitu peningkatan kompetensi guru dalam hal pembuatan soal ujian, tetapi karena pesertanya sangat terbatas hanya diberi bobot 0,2 dan skor 2. Analisis matrik EFAS pada hal-hal yang bisa menjadi kendala bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya terhadap penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, kurikulum dari pusat yang bersifat mengikat dan kurang sesuai dengan tuntutan dunis usaha dunia industri menyumbang bobot dan skor yang cukup tinggi, yaitu 0,5 dan 4. Hal lain yang bisa menghambat adalah sering berubahnya kurikulum, yang diberi bobot dan skor 0,3 dan 3. Adanya diklat dari Dinas Kota Salatiga dianggap sebagai diklat yang hanya formalitas belaka untuk melaksanakan program akhir tahun guna menghabiskan anggaran, diberi bobot 0,2 dan skor 2 oleh para guru. 47

4.1.4. Aspek Pengembangkan Materi Pembelajaran yang Diampu Secara Kreatif

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Sertifikasi Guru dalam Peningkatan Kompetensi Profesional dikalangan Guru SMK Pelita Salatiga

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pemasaran SMK Negeri 2 Salatiga (Pasca Pembubaran RSBI) T2 942011042 BAB IV

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Kualitas Kompetensi Profesional Guru Produktif SMK Negeri 2 Salatiga T2 942011058 BAB II

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Kualitas Kompetensi Profesional Guru Produktif SMK Negeri 2 Salatiga T2 942011058 BAB V

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Kualitas Kompetensi Profesional Guru Produktif SMK Negeri 2 Salatiga

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Kualitas Kompetensi Profesional Guru Produktif SMK Negeri 2 Salatiga

0 0 7

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kualitas Pelayanan Perpustakaan Sekolah Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) Studi Di SMA Negeri 2 Salatiga T2 BAB IV

0 1 68

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Di SMK Negeri 1 Sayung T2 BAB IV

0 0 62

T2__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Di SMK Negeri 1 Sayung T2 BAB III

0 0 13

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Di SMK Negeri 1 Sayung T2 BAB II

0 0 21