penyokong dana dari ayah Mozart saat itu. Dia bernama Ferdinand De Jean, seorang pemain flute yang bekerja di ”Dutch East India Company”. Karya
tersebut harus selesai dalam 2 bulan, namun Saat itu Mozart berada di pelabuhan industri Mannheim, Jerman.
Pada bulan Februari 1778 De Jean hanya menerima separuh dari karya yang dia pesan dari mozart. Karena karya yang belum selesai tersebut baru
selesai setengahnya, Mozart pun juga hanya menerima setengah dari upahnya. Setelah kejadian itu, Mozart segera melanjutkan pesanan karya quartet flute
dari de jean tersebut. Mozart memulai komposisi bagian pertama dengan tempo allegro yang riang dan penuh kegembiraan. Bagian kedua adagio
ditulis dalam relative minor dari D mayor. Di bagian ke dua ini, Mozart lebih memperlihatkan kejeniusannya
mengolah nada dan melodi dalam permainan flute. Dengan iringan permainan pizzicato dari violin, viola, dan cello, membuat suasana semakin
dramatis dan menyedihkan dalam tangga nada minor di bagian ke dua. Kemudian di bagian ke tiga yaitu rondo kembali dihadirkan suasana yang
lebih riang dari bagian pertama dan menjadi akhir dari karya tersebut
Henken, 2015. Format musik seperti Quartet in D Mayor ini sering disebut
dengan musik kamar atau chamber musik. Musik kamar adalah jenis format musik yang diciptakan dan dimainkan
dalam ansambel intrumen kecil. Pada era klasik musik kamar hanya dimainkan di dalam kamar ruangan, dan tempat-tempat resepsi. Kemudian
seiring perkembangan zaman, musik kamar mulai dimainkan dan dapat
diperdengarkan di tempat-tempat yang lebih umum, seperti concert hall dan tempat–tempat terbuka lainnya. Adapun jenis-jenis dari berbagai musik
kamar ialah duet, trio, quartet, quintet, dll Homer, 2013. Melihat bentuknya, karya Quartet in D Mayor ini dirasa unik karena
karya ini dimainkan oleh 4 instrumen yang berasal dari keluarga yang berbeda Woodwind dan String. Di dalam karya ini instrumen flute
menggantikan peran violin 1 yang biasanya dalam quartet string menggunakan violin sebagai instrumen pokoknya, tetapi di dalam karya ini
peran violin diambil alih oleh flute. Instrumen flute dapat berperan penting di dalamnya walaupun memiliki register berbeda dengan string.
Bagi mahasiswa yang mengambil atau menempuh kuliah praktik instrument mayor flute di Universitas Negeri Yogyakarta, karya ini sangat
menarik dan wajib dimainkan, karena selain teknik-teknik dan bentuk musik dari karya komposisi Quartet in D Mayor yang menarik, mahasiswa flute di
Universitas Negeri Yogyakarta jarang sekali berlatih dengan bahan yang dimainkan secara ansambel di kampus, kecuali ketika kuliah orkestra ataupun
symphonic band yang ada di kampus. Mahasiswa PIM flute mayor 5 atau 6 dianjurkan memainkan karya tersebut. selain untuk berlatih teknik flute,
memainkan karya ini akan membantu melatih kualitas permainan flute secara lebih mendalam, serta melatih kita bermain dalam ansambel kecil yang lebih
sulit dari pada ansambel besar. Dengan mempertimbangkan beberapa ulasan atau pendapat diatas,
penulis merasa tertarik untuk menganalisis bentuk karya besar Mozart yang
berbentuk Sonata ini khususnya bagian 3, karena Sonata bagian 3 ini, merupakan bagian yang paling rumit untuk dimainkan dan mempunyai
bentuk dan struktur musik yang dirasa penulis menarik untuk dibahas.
B. Fokus Masalah
Fokus masalah dalam penulisan ini adalah Bagaimana bentuk komposisi Quartet in D Mayor bagian ketiga karya Wolfgang Amadeus Mozart.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini yaitu mendiskripsikan bentuk komposisi Quartet in D Mayor bagian ketiga karya Wolfgang Amadeus Mozart, yang dimainkan
oleh instrument flute, violin, viola, dan violincello.
D. Manfaat Penulisan
Hasil dari penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain adalah:
1. Secara Teoritis:
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan pemahaman permainan flute bagi mahasiswa jurusan seni musik Fakultas
Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, dalam memainkan maupun menganalisa komposisi Quartet in D Mayor bagian ketiga karya
Wolfgang Amadeus Mozart. 2.
Secara Praktis:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemain flute, baik yang sudah pernah membaca dan melatih karya ini, maupun yang baru
akan memulai, khususnya ketika proses latihan. Karena dengan mengetahui analisa bentuk komposisi dari karya tersebut dengan benar,
diharapkan dapat membantu mempermudah dalam menghafal dan menginterpretasikan karya tersebut.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1.
Analisis
Menurut Moeliono 1990:43, analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagianya dan penelaahan bagian itu sendiri serta
hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Komarudin 2001:53 berpendapat bahwa
analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen,
hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan terpadu. Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia 1988:19
dijelaskan bahwa analisis adalah memeriksa sesuatu masalah untuk menemukan semua unsur-unsur yang bersangkutan.
Menurut Poerwadarminta 2001:43 menganalisis suatu bentuk karya musik memerlukan ide yang sangat bervariasi, karena dalam karya-
karya musik terdapat suatu susunan nada yang saling terkait satu sama lain, sehingga dapat diuraikan dengan teliti dan seksama melalui
proses membagi nada-nada tesebut dimulai dari keseluruhan hingga pada bagian-bagian terkecil agar dapat memperoleh hasil atau
pemahaman secara keseluruhan dengan tepat.
Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan dari Tambahjong 1922:11 yang menyatakan bahwa “analisis adalah suatu disiplin ilmiah
antara ilmu jiwa, ilmu hitung, dan filsafat untuk menguraikan musik melalui rangkaian jalinan nada, irama, dan harmoni dengan membahas
unsur gejala sadar dan tidak sadar pada kesatuan komposisi.
9
Dari berbagai kesimpulan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, analisis karya musik adalah suatu proses penelaahan atau identifikasi dari
suatu karya komposisi musik menjadi elemen-elemen kecil dan unsur- unsur musik dari suatu karya sehingga dapat diketahui bentuk maupun
strukturnya.
2. Komposisi
Komposisi adalah bentuk tertulis karya musik Ensiklopedi Musik, 1997:85. Sedangkan menurut Prier 2014:92 “komposisi musik adalah
Suatu karya yang diciptakan oleh seorang komponis dan dicatat dengan pasti melalui not, sedemikian hingga dapat dibunyikan juga oleh orang
lainkehadiran komponis.” Dari sumber diatas dapat disimpulkan bahwa komposisi adalah suatu karya musik yang diciptakan oleh seorang
komposer dalam bentuk tekstual sehingga dapat diperdengarkan kembali.
3. Unsur-Unsur Musik
Dalam pembentukan musik, terdapat beberapa unsur-unsur sehingga menjadi sebuah kesatuan bentuk musik yang sempurna. Menurut Jamalus
1988:7 “...pada dasarnya unsur-unsur musik itu dapat dikelompokan, unsur-unsur pokok yaitu: tempo, dinamik, dan warna nada tersebut.”
Adapun unsur-unsur musik yang perlu dalam bahan penelitian ini yaitu: harmoni, irama, melodi atau struktur lagu, serta unsur-unsur ekspresi
yaitu: tempo, dinamik, dan warna nada.
Kemudian di bawah ini akan dijelaskan unsur-unsur musik secara lebih mendalam.
a. Melodi adalah susunan rangkaian nada bunyi dengan getaran
teratur yang terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan atau ide Jamalus, 1996:16. Dalam penelitian ini,
melodi memiliki pengertian nada-nada pokok tema lagu tersebut diluar nada-nada iringan.
b. Irama adalah pola ritme tertentu yang dinyatakan dengan nama,
seperti Wals, mars, bosanova dan lain-lain Banoe 2003:198, sedangkan menurut Jamalus 1988:8 irama adalah urutan yang
menjadi rangkaian unsur dasar dalam musik. c.
Harmoni merupakan perihal keselarasan bunyi. Secara teknis meliputi susunan, peranan dan hubungan dari sebuah paduan bunyi
dengan sesamanya atau dengan bentuk keseluruhannya Syafiq, 2003: 133.
d. Tanda-tanda ekspresi musik
Untuk menyusun rangkaian nada-nada sehingga menghasilkan melodi dan irama yang senada, diperlukan tanda-tanda ekspresi
musik yang bertujuan memperindah dan memberikan tempo agar lagu terdengar harmonis. dibawah ini adalah tanda-tanda ekspresi
dalam musik: