Teoritis Praktis Manfaat Penelitian

11 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Kebudayaan

Koentjaraningrat 2003: 72 menyebutkan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar. Menurut Tilaar yang dikutip oleh Suwardi Endraswara 2010: 30, kebudayaan merupakan suatu arena terjadinya berbagai artikulasi dunia yang bukan tidak mungkin saling bertentangan, saling berjalan, dan searah. Kebudayaan memiliki pengertian yang sangat luas, menurut GBHN dalam Sujamto 1997: 97 kebudayaan merupakan : Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, rasa dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian pembangunan nasional merupakan pembangunan yang berbudaya. Jadi kebudayaan merupakan keseluruhan sistem, tindakan dan hasil karya manusia yang dapat saling bertentangan, saling berjalan dan searah guna memberikan wawasan dan makna terhadap pembangunan agar menjadi pembangunan bangsa yang berbudaya. Kebudayaan tersebut juga berfungsi sebagai bentuk eksistensi alamiah nilai-nilai budaya yang dihayati oleh masyarakat banyak.

1. Unsur-Unsur Kebudayaan

Kebudayaan memiliki makna dan aspek yang begitu luas, didalamnya terdapat unsur-unsur kebudayaan yang universal, dimana 12 unsur-unsur tersebut ada dan dapat ditemukan pada semua kebudayaan yang ada dari semua bangsa. Koentjaraningrat 2003: 81 membagi unsur- unsur kebudayaan tersebut menjadi bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi dan kesenian. a. Bahasa Bahasa merupakan identitas suatu bangsa. Di Indonesia sendiri yang terdiri dari berbagai suku, memiliki banyak bahasa daerah. Koenjtaraningrat 2002: 18 menyebutkan bahwa hampir setiap suku bangsa memiliki bahasa daerah masing-masing. Pada bahasa dari suatu suku bangsa terutama suku bangsa yang besar dan terdiri dari beberapa juta pengujar pun senantiasa terjadi variasi-variasi, karena adanya perbedaan daerah geografi atau karena adanya perbedaan lapisan dan lingkungan sosialnya. Menurut Sujamto 1997: 109 bahasa daerah perlu terus dibina dan dilestarikan dalam rangka mengembangkan serta memperkaya perbendaharaan bahasa dan khazanah kebudayaan nasional sebagai salah satu unsur kepribadian bangsa. Pembinaan tersebut diperlukan agar bahasa daerah tetap terjaga sehingga suatu daerah tidak akan kehilangan bahasa sebagai suatu identitas bagi masyarakat daerah tersebut.