14 c. Komponen Perilaku atau Konaktif
Komponen konaktif menunjukan bagaimana perilaku atau kecenderungan seseorang dalam berperilaku terhadap objek sikap. Komponen konaktif adalah
bentuk perilaku yang tidak dapat hanya dilihat saja tetapi juga meliputi pernyataan atau perkataan yang diucapkan seseorang.
Ketiga komponen ini harus berjalan seragam agar terjadi keselarasan dan konsistensi. Apabila terjadi ketidakselarasan antara ketiga komponen sikap
tersebut maka akan terjadi perubahan sikap. Kepercayaan yang merupakan komponen kognitif, perasaan sebagai komponen afektif dan tendensi perilaku
sebagai komponen konaktif merupakan landasan dalam pengambilan kesimpulan mengenai objek sikap.
Berdasarkan uraian di atas bahwa komponen sikap kognitif pada pendidikan inklusif adalah dasar bagi pemahaman guru untuk memahami konsep pendidikan
inklusif, apabila guru sudah memahami konsep pendidikan inklusif maka akan terbentuk kepercayaan sehingga menjadi dasar pengetahuan bagi guru. Sikap
afektif tercermin dari perasaan yang timbul dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus sehingga guru dapat membina hubungan terhadap peserta didik. Sikap
konaktif ditunjukan dari perilaku yang muncul dalam melaksanakan pendidikan inklusif baik perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi, serta dalam
menghadapi kendala dan solusi.
3. Faktor-Faktor Pembentuk Sikap
Sikap bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir, namun sikap diperoleh sejalan dengan perkembangan hidup. Individu dalam interaksi sosialnya akan membentuk
15 suatu pola sikap terhadap suatu objek. berbagai faktor yang mempengaruhi
pembentukan sikap menurut Saifuddin Azwar 2015:30-38 adalah sebagai berikut:
a. Pengalaman Pribadi Penghayatan yang kuat akan apa yang telah kita alami dapat menjadi dasar
dalam pembentukan sikap. Pengalaman pribadi yang melibatkan emosional dan penghayatan yang mendalam akan memudahkan terbentuknya sikap.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Orang lain merupakan salah satu komponen sosial yang mempengaruhi sikap.
Seseorang cenderung memiliki sikap yang searah dengan orang lain yang dianggap penting, yaitu seseorang dapat meniru sikap dari orang yang dianggap
penting. c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan di mana seseorang tinggal akan berpengaruh terhadap pembentukan sikap. Lingkungan sangat berpengaruh dalam membentuk
kepribadiaan seseorang. d. Media masa
Media masa sebagai sarana komunikasi membawa sugesti-sugesti yang dapat mengarahkan pendapat seseorang. Apabila sugesti tersebut cukup kuat, akan
berpengaruh terhadap pembentukan sikap. e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Melalui lembaga pendidikan dan lembaga agama seseorang diajarkan mengenai moral. Lembaga pendidikan dan lembaga agaman meletakan dasar pada
16 diri seseorang untuk menentukan kepercayaan seseorang. Sehingga kepercayaan-
kepercayaan tersebut yang akan membentuk sikap seseorang. f. Pengaruh faktor emosional
Sikap bukan hanya dibentuk oleh kebudayaan yang ada dalam suatu lingkungan tetapi juga emosi yang ada pada diri seseorang. Sikap yang muncul
pada seseorang dapat berupa sikap yang didasari oleh emosi Proses pembentukan sikap terjadi secara bertahap diawali dengan proses
belajar yaitu belajar dari pengalaman-pengalaman yang diperolehnya, kemudiaan pengaruh yang kuat dari orang lain. Kebudayaan yang ditanamkan pada diri
seseorang, sugesti-sugesti yang didapat dari media masa serta proses belajar di lembaga pendidikan dan agama serta emosi yang muncul dalam diri seseorang
dapat membentuk sikap seseorang. Sikap guru dalam pelaksanaan pendidikan inklusif dapat dipengaruhi oleh
pengalaman-pengalaman pribadi karena pengalaman pribadi merupakan dasar dari pembentukan sikap, pengaruh kebudayaan dimana guru tinggal yang akan
membetuk kebiasaan dan menentukan emosi seseorang, melalui media masa guru akan mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan pendidikan inkluif, lembaga
sekolah meletakan dasar bagi guru untuk melaksanakan pendidikan inklusif.
4. Fungsi Sikap