Pengertian Remaja Religiusitas Remaja 1. Pengertian Religiusitas

24 Pandangan ini juga sering menimbulkan pertentangan antara remaja dengan orang dewasa. g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic. Pada masa ini remaja cenderung memandang dirinya dan orang lain sebagaimana yang diinginkan bukan sebagaimana adanya, lebih-lebih cita-citanya. Hal ini menyebabkan emosi meninggi dan apabila diinginkan tidak tercapai akan mudah marah. Semakin bertambahnya pengalaman pribadi dan sosialnya serta kemampuan berpikir rasional remaja memandang diri dan orang lain semakin realistik. h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Menjelang menginjak masa dewasa, mereka merasa gelisah untuk meninggalkan masa belasan tahunnya. Mereka belum cukup untuk berperilaku sebagai orang dewasa , oleh karena itu mereka mulai berperilaku sebagai status orang dewasa seperti cara berpakaian, merokok, menggunakan obat-obatan dll, yang dipandang dapat memberikan citra seperti yang diinginkan.

5. Batasan Usia Remaja

Terdapat batasan usia pada masa remaja yang difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa. Menurut Kartini Kartono 1995: 36 dibagi tiga yaitu: a. Remaja Awal 12-15 Tahun 25 Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif, sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun belum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini 14 remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa. b. Remaja Pertengahan 15-18 Tahun Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal ini rentan akan timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirnya. c. Remaja Akhir 18-21 Tahun Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah 26 mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.

6. Karakteristik Religiusitas Remaja

Pada hakikatnya masa remaja yang utama adalah masa menemukan diri, meneliti sikap gidup yang lama dan mencoba-coba yang baru untuk jadi pribadi yang dewasa. Elizabeth B. Hurlock Sururin, 2004: 63 menjelaskan bahwa masa remaja merupakan periode peralihan, sebagai usia bermasalah, masa mencari identitas, masa yang tidak realistik sebagai ambang masa depan. Usia remaja di mulai kira- kira pada usia 12 tahun atau 13 tahun. Masalah akhir remaja tidak sama. Dalam bidang agama, para ahli psikologi agama menganggap bahwa kemantapan beragama biasanya tidak terjadi sebelum usia 24 tahun. Secara umum masa remaja merupakan masa pancaroba, penuh dengan kegelisahan kegelisahan dan kebingungan. Pada masa ini, remaja juga mengalami permasalahan-permasalahan yang khas seperti, dorongan seksual, pekerjaan, hubungan dengan orang tua, pergaulan sosial, interaksi keudayaan, emosi, pertumbuhan pribadi dan sosial, problema sosial, penggunaan waktu luang, keuangan, kesehatan dan agama. Pada dasarnya remaja telah membawa potensi beragama sejak dilahirkan dan itu merupakan fitrahnya. Yang menjadi masalah selanjutnya adalah bagaimana remaja mengembangkan potensi tersebut. Ide-ide agama, dasar-dasar dan pokok-pokok agama pada umumnya 27 diterima seseorang pada masa kecilnya. Apa yang diterima sejak kecil, akan berkembang dan tumbuh subur, apabila anak remaja dalam menganut kepercayaan tersebut tidak mendapat kritikan. Pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan kecerdasan. Pengertian hal-hal yang abstrak yang tidak dapat dirasakan atau dilihat secara langsung seperti akhirat, surga, neraka dan sebagainya baru dapat diterima anak apabila pertumbuhan dan kecerdasannya telah memungkinkan untuk itu. Menurut Alfred Binet Sururin, 2004: 64 kemampuan untuk mengerti masalah-masalah yang abstrak secara sempurna perkembangannya sebelum mencapai usia 12 tahun. Kemampuan untuk mengambil kesimpulan yang abstrak dari fakta-fakta yang ada baru tampak pada usia 14 tahun. Oleh karena itu, anak pada usia 14 tahun telah dapat menolak saran-saran yang tidak dapat dimengerti dan mengkritik pendapat-pendapat tertentu yang berlawanan dengan kesimpulan yang diambilnya. a. Perkembangan kognitif, Pertumbuhan kognitif memberi kemungkinan terjadi perpindahan atau transisi dari agama yang lahiriah menuju agama yang batiniah. Dengan demikian, perkembangan kognitif memberi kemungkinan remaja untuk meninggalkan agama anak-anak yang diperoleh dari lingkungannya dan mulai memikirkan konsep serta bergerak menuju agama “iman” yang sifatnya sungguh-sungguh personal.

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Siswa SMA Negeri 5 Medan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja

2 48 50

Gambaran Sikap Siswa Internasional SMA St. Thomas 1 Medan terhadap Penggunaan Internet Sebagai Media Pembelajaran

0 29 96

PENGELOLAAN BIMBINGAN SOSIAL SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 SUKODONO SRAGEN Pengelolaan Bimbingan Sosial Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 1 Sukodono Sragen.

0 3 19

KARAKTER RELIGIUSITAS (Studi Kasus Pada Siswa Kelas X.1 di SMA Negeri 1 Polanharjo Karakter Religiusitas (Studi Kasus Pada Siswa Kelas X.1 Di Sma Negeri 1 Polanharjo Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013).

0 2 15

KARAKTER RELIGIUSITAS (Studi Kasus Pada Siswa Kelas X.1 di SMA Negeri 1 Polanharjo Karakter Religiusitas (Studi Kasus Pada Siswa Kelas X.1 Di Sma Negeri 1 Polanharjo Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013).

0 2 12

PENGARUH SALAT TAHAJUD TERHADAP TINGKAT STRES PADA SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA Pengaruh Salat Tahajud Terhadap Tingkat Stres Pada Siswa SMA Negeri 4 Surakarta.

0 1 14

PENGARUH SALAT TAHAJUD TERHADAP TINGKAT STRES PADA SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA Pengaruh Salat Tahajud Terhadap Tingkat Stres Pada Siswa SMA Negeri 4 Surakarta.

0 0 15

PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP TINGKAT STRES PADA REMAJA KELAS XII IPA 1 DAN XII IPA 6 DI SMA NEGERI 7 PADANG TAHUN 2010.

0 2 10

PENGARUH EFIKASI DIRI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 KALASAN.

10 38 178

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 TAKALAR

0 0 81