84
4.4 Hasil uji Persyaratan Analisis Uji Asumsi
4.4.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan analisa grafik histogram, grafik normal p-p plot of regression
standardized residual, dan uji one sample Kolmogorow Smirnow. Pada analisa grafik, normalitas dideteksi dengan melihat
penyebaran data titik pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Adapun dasar pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut: Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas Ghozali, 2009.
85
Gambar 4.1 Histogram Tampilan histogram Gambar 4.1 di atas memperlihatkan
bahwa terdapat pola distribusi normal sebab gambar histogram memperlihatkan grafik yang mengikuti sebaran kurva normal,
berbentuk loncengbell shapped curve yang tidak melenceng ke kiri atau ke kanan.
86
Gambar 4.2 Berdasarkan Gambar 4.2 terlibat bahwa sebaran data
berupa titik berada di atas garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal tersebut, sehingga asumsi
normalitas terpenuhi. Uji normalitas data dapat dilakukan secara statistik
dengan menggunakan uji Kolmogorow-Smirnow. Data dikatakan terdistribusi secara normal, bila nilai signifikansi pada ouput
Kolmogorow-Smirnow di atas nilai alpha p0,05. Adapun hasil uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorow-Smirnow
ditunjukkan dengan Tabel 4.6
87
Tabel 4.6
Uji Kolmogorow-Smirnow Contoh Tunggal
Residual yang tak terbakukan
N 78
Parameter Normal
a
Rerata 0,0000000
SD 8,15542036
Perbedaan Paling Ekstrim Absolut
0,086 Positif
0,086 Negatif
-0,069 Kolmogorov-Smirnov Z
0,756 Asymp. Sig. 2-tailed
0,617
Dari Tabel di atas terlihat bahwa nilai residual hasil uji regresi memiliki koefisien Kolmogorow Smirnow sebesar 0,756
dengan nilai signifikansi Asymp.Sig 2-tailed sebesar 0,617. Oleh karena nilai signifikansi lebih dari 0,005 0,617 0,05
maka dapat disimpulkan data nilai residual terdistribusi normal. Secara
keseluruhan, dengan
menggunakan metode
histogram, grafik normal p-p plot of regression standardized residual, dan uji kolmogorov-smirnov contoh tunggal dapat
dinyatakan bahwa data penelitian ini memenuhi asumsi normalitas dan model regresi ini layak untuk digunakan.
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians
residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar
regresi linear, yaitu bahwa variasi variabel sama untuk semua
88
pengamatan atau disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas
Santoso, 2000. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan analisis grafik Diagram Pencar dengan kinerja sebagai variabel
dependennya. Dasar pengambilan keputusan adalah jika titik-titik pada output tersebut membentuk suatu pola tertentu yang teratur
maka terjadi heterokedastisitas. Bentuk grafik diagram pencar yang dihasilkan dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.3 Scatterplot
Gambar 4.3 Scatterplot
Gambar 4.3 Diagram Pencar
Gambar Diagram Pencar di atas memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola-pola tertentu
yang jelas, serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas, sehingga model regresi dapat dipakai untuk memprediksi variabel motivasi berprestasi berdasarkan dukungan
sosial orangtua dan kepercayaan diri.
89
4.4.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan linear secara sempurna atau mendekati sempurna
antara variabel bebas independen dalam model regresi. Asumsi klasik yang digunakan pada model regresi berganda adalah
bahwa tidak adanya masalah multikolinearitas dalam hal ini tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pedoman yang
digunakan dalam pengujian ini adalah nilai Toleransi dan VIF Variance Inflation Factor. Multikolinearitas terjadi apabila nilai
tolerance ≤ 0.10 dan VIF ≥10 Ghozali, 2009.
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas
Koefisien
a
Model Statistik Kolinearitas
1 Konstanta Dukungan
Kepercayaan Toleransi
VIF 0,759
0,759 1,317
1,317
Peubah Gayut: Motivasi Berprestasi
Dari Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai toleransi dari kedua peubah tak gayut lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil
dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas pada variabel yang digunakan.
Selain melihat nilai toleransi dan VIF, matriks korelasi antar variabel independen zero order correlation matrix juga
dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi, jika antar variabel bebas independen ada
90
korelasi yang tinggi umumnya di atas 0,90 maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas Ghozali, 2009.
Hasil uji zero order correlation matrix dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji
Zero Order Correlation Matrix
Correlations
MB DSOT
KD Motivasi
Korelasi Parsial
1 .543
.629 Sig. 2-tailed
.000 .000
N 78
78 78
Dukungan Korelasi
Parsial .543
1 .491
Sig. 2-tailed .000
.000 N
78 78
78 Kepercayaan
Korelasi Parsial
.629 .491
1 Sig. 2-tailed
.000 .000
N 78
78 78
. Korelasi bermakna pada tingkat kenyataan 0.01 2-ekor. Keterangan: MB=Motivasi Berprestasi; DSOT=Dukungan
Sosial Orangtua; KD=Kepercayaan Diri. Keterangan ini juga berlaku untuk tabel 4.9 dan 4.10
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa besaran koefisien korelasi antar variabel dukungan sosial orangtua dan kepercayaan
diri berada di bawah 0,90 yaitu, 0,543. Berpijak dari kedua model uji multikolinearitas di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
1.4.1 Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk
mengetahui signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan
91
tersebut. Hasil uji linearitas terhadap variabel dukungan sosial orangtua, kepercayan diri dan motivasi berprestasi dinyatakan
pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil uji Linearitas
Dukungan Sosial Orangtua dengan Motivasi Berprestasi
Tabel DASIRA DAftar Sidik Ragam
db JK
KT F
Sig.
MB DSOT
Antar Kelompok
Gabungan 35
5394,462 154,127 1,529
0,094 Linieritas
1 2835,810 2835,810
28,125 0,000 Simpangan
dari Linieritas 34
2558,652 75,254 0,746
0,809 Dalam Kelompok
42 4234,833 100,829
Total 77
9629,295 Keterangan: JK=Jumlah Kuadrat Sum of Square, db=derajat bebas, KT= Kuadrat
Tengah Mean Square. Keterangan ini juga berlakuk untuk Tabel 4.10 dan 4.11
Dari tabel 4.9 terlihat bahwa nilai F sebesar 28,125 dengan signifikansi 0,000 p0,05, dengan nilai F-beda sebesar
0,746 dengan p0,05 p:0,809 yang berarti dukungan sosial orangtua dengan motivasi berprestasi terdapat hubungan yang
linear.
Tabel 4.10 Hasil Uji Linearitas Kepercayan diri dengan Motivasi
Berprestasi
Tabel DASIRA DAftar Sidik Ragam
db JK
KT F
Sig. MB
KD Antar
Kelompok Gabungan
42 7364,378 175,342
2,710 0,002
Linieritas 1
3814,798 3814,798 58,950 0,000
Gabungan 41
3549,580 86,575 1,338
0,19 Dalam Kelompok
35 2264,917 64,712
Total 77
9629,295
92
Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai F sebesar
58,950 dengn
signifikansi 0,000 0,05 dan nilai F-beda sebesar
1,338 dengan p0,05 p:0,19, yang berarti kepercayaan diri dengan motivasi
berprestasi terdapat hubungan yang linear. Secara keseluruhan hasil uji asumsi klasik menunjukkan
bahwa model regresi dapat digunakan untuk menguji hipotesis penelitian karena memenuhi beberapa persyaratan analisis yaitu
data terdistribusi secara normal, tidak terjadi heteroskedastisitas, seluruh
variabel independen
tidak terdapat
problem multikolinearitas, dan adanya hubungan linear antara variabel
independen terhadap variabel dependen.
4.5 Uji Hipotesis