Definisi Operasional Analisis Data

xxxvi II. Pengambilan data untuk menilai tingkat kepuasan pasien dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada pasien yang datang ke apotek untuk menebus resep. Penilaian tingkat kepuasan pasien ditentukan berdasarkan variabel-variabel kehandalan, ketanggapan, keyakinan, empati, dan bukti langsung. Selanjutnya, kuesioner yang telah diisi oleh pasien dikumpulkan kembali dan diberi nilai berdasarkan hasil jawaban pasien.

3.5 Definisi Operasional

a. Mutu pelayanan kesehatan adalah kesesuaian pelayanan kesehatan dengan standar minimal dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara baik, sehingga semua kebutuhan pasien dan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dapat tercapai. Mutu pelayanan ini diamati dari beberapa indikator, yaitu: - Rata-rata waktu penyiapan obat - Rata-rata waktu penyerahan obat - Persentase jumlah obat yang diserahkan sesuai resep - Persentase jumlah item obat yang diserahkan sesuai resep - Persentase penggantian item obat - Persentase etiket yang ditulis secara lengkap - Persentase hasil konseling b. Kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien tentang pelayanan kefarmasian di apotek dan terbagi dalam tiga kategori yaitu: Kategori I = tidak puas Kategori II = puas Kategori III = sangat puas 23 Universitas Sumatera Utara xxxvii Tingkat kepuasan pasien dapat diamati berdasarkan beberapa variabel, yaitu: - Kehandalan, dalam hal ini adalah melayani secara cepat, kelengkapan obat, keramahan petugas, kesiapan petugas untuk membantu. - Ketanggapan, dalam hal ini adalah cepat dan tepat dalam menghadapi permintaan, mampu memberikan solusi terhadap masalah pengobatan yang dihadapi pasien, komunikasi yang efektif antara petugas dan pasien, serta kelengkapan informasi obat yang diberikan petugas kepada pasien. - Keyakinan, dalam hal ini adalah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan jasa, kualitas obat yang baik, dan kesesuaian produk obat dengan kebutuhan pasien. - Empati, dalam hal ini adalah perhatian yang diberikan kepada pasien, memberikan pelayanan tanpa memandang statu sosial pasien, memberikan kenyamanan kepada pasien selama menunggu. - Bukti langsung, dalam hal ini adalah kebersihan dan kerapian apotek, kenyamanan ruang tunggu, penampilan eksterior dan interior ruangan, serta kebersihan dan kerapian petugas. 3.6 Variabel Penelitian dan Cara Pengukuran Variabel 3.6.1 Variabel penelitian a. Variabel terikat: 1. Mutu pelayanan 2. Tingkat kepuasan 24 Universitas Sumatera Utara xxxviii b. Variabel bebas: 1. Mutu Pelayanan i. Waktu Penyiapan Obat Pengukuran dilakukan mulai resep masuk ke loket sampai nama pasien dipanggil, hal ini berhubungan dengan waktu tunggu pasien. ii. Waktu Penyerahan Obat Pengukuran dilakukan mulai dari nama pasien dipanggil sampai pasien meninggalkan loket, hal ini berhubungan dengan adanya informasi atau kelengkapan informasi yang diberikan. iii. Jumlah Obat Pengukuran dilakukan dengan mengamati apakah obat yang diserahkan kepada pasien cukup, jumlahnya sesuai atau kurang dari yang dimaksudkan dalam resep. Pengukuran ini dapat menggambarkan tingkat kecukupan obat di apotek. iv. Jumlah Item Obat Pengukuran dilakukan dengan mengamati apakah obat yang diserahkan kepada pasien cukup jumlah item sesuai yang dimaksudkan dalam resep. Pengukuran ini dapat menggambarkan tingkat kecukupan obat di apotek. v. Penggantian Item Obat Pengukuran dilakukan dengan mengamati berapa banyak item obat dalam resep yang diganti baik oleh petugas maupun oleh penulis resep karena alasan obat tidak tersedia atau habis. 25 Universitas Sumatera Utara xxxix vi. Etiket Pengukuran dilakukan dengan mengamati kelengkapan etiket dari ditulisnya nomor urut resep, tanggal, nama pasien, aturan pakai, serta cara pakaiperingatan lain dengan nilai setiap item 1 dan nilai maksimal 5. Nilai 1 diperoleh apabila hanya mencantumkan aturan pakai pada etiket. Nilai 2 diperoleh apabila mencantumkan aturan pakai dan nama pasien. Nilai 3 diperoleh apabila mencantumkan aturan pakai, nama pasien, dan cara pakaiperingatan lain. Nilai 4 diperoleh apabila mencantumkan aturan pakai, nama pasien, cara pakaiperingatan lain, dan tanggal. Nilai 5 diperoleh apabila mencantumkan aturan pakai, nama pasien, cara pakaiperingatan lain, tanggal, dan nomor urut resep. vii. Hasil Konseling Pengukuran ini dimaksud untuk melihat apakah ada diberikan informasi kepada pasien tentang obat yang diterimanya sehubungan dengan aturan pakai, cara pakai, dan peringatan lainnya dan seberapa jauh informasi yang diberikan tersebut dapat diterimadimengerti oleh pasien, dan diberikan nilai pada setiap item pertanyaan. Nilai berkisar antara 1 sampai 3. Nilai 1 diberikan apabila pasien hanya dapat menjawab 1 pertanyaan dengan benar. Nilai 2 diberikan apabila pasien dapat menjawab 2 pertanyaan dengan benar. Nilai 3 diberikan apabila pasien mampu menjawab 3 pertanyaan dengan benar. 2. Tingkat Kepuasan i. Responsiveness daya tanggap, yaitu keinginan para karyawanstaf membantu semua pelanggan serta berkeinginan dan melaksanankan pemberian 26 Universitas Sumatera Utara xl pelayanan dengan tanggap. Dalam hal ini adalah sikap dari penyedia jasa yang penuh perhatian, cepat dan tepat dalam menghadapi permintaan. ii. Reliability kehandalan, yaitu kemampuan memberikan pelayanan dengan segera, tepat akurat, dan memuaskan. Dalam hal ini adalah melayani secara benar. iii. Assurance jaminan, yaitu karyawanstaf memiliki kompetensi, kesopanan dan dapat dipercaya, bebas dari bahaya, serta bebas dari risiko dan keragu- raguan. Dalam hal ini adalah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan jasa. iv. Emphaty empati, yaitu karyawanstaf mampu menempatkan dirinya pada pelanggan, dapat berupa kemudahan dalam menjalin hubungan dan komunikasi termasuk perhatiannya terhadap para pelanggannya, serta dapat memahami kebutuhan dari pelanggan. Dalam hal ini adalah perhatian yang diberikan kepada pelanggan. v. Tangibles bukti langsung, dapat berupa ketersediaan sarana dan prasarana termasuk alat yang siap pakai serta penampilan karyawanstaf yang menyenangkan Bustami, 2011.

3.6.2 Cara pengukuran variabel

1. Mutu Pelayanan Mutu pelayanan kefarmasian diukur berdasarkan rata-rata waktu penyiapan obat, rata-rata waktu penyerahan obat, persentase jumlah obat yang diserahkan sesuai resep, persentase jumlah item obat yang diserahkan sesuai resep, persentase 27 Universitas Sumatera Utara xli penggantian item obat, persentase etiket yang lengkap, dan persentase hasil konseling. 2. Tingkat Kepuasan Kuesioner yang dibagikan kepada pasien terdiri dari 18 pertanyaan, dimana cara penilaian untuk tiap pertanyaan dengan memberikan nilai pada masing-masing pilihan jawaban berdasarkan skala Lickert Supranto, 2006. a. Jawaban sangat baik diberi nilai 5 b. Jawaban baik diberi nilai 4 c. Jawaban cukup baik diberi nilai 3 d. Jawaban kurang baik diberi nilai 2 e. Jawaban tidak baik diberi nilai 1 Kemudian nilai-nilai tersebut dijumlahkan dan hasil yang diperoleh dibagi atas tiga katagori untuk menentukan tingkat kepuasan pasien, yaitu: a. Kategori I dengan total nilai 0 - 30 berarti tidak puas b. Kategori II dengan total nilai 31 - 60 berarti puas c. Kategori III dengan total nilai 61 - 90 berarti sangat puas

3.7 Analisis Data

Data mutu pelayanan kefarmasian di Klinik Telkom Medan diolah dengan program microsoft excel dan dianalisis dengan membandingkan kenyataan yang diperoleh dengan ketentuan yang ada. Sementara itu, data yang diperoleh dari hasil kuesioner diolah dengan program SPSS dan dianalisis tingkat kepuasan pasien di Klinik Telkom Medan. 28 Universitas Sumatera Utara xlii

3.8 Prosedur Penelitian