Televisi sebagai Media Massa 4. Program Berita di Televisi Indonesia

4. Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak. 5. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal maupun non formal. 6. Memajukan kebudayaan, yakni menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran. 7. Hiburan, yakni media massa memberikan situasi yang menyenangkan atau hiburan bagi khalayaknya. Karena salah satu kebutuhan manusia adalah mendapatkan hiburan yang cukup. 8. Integrasi, yakni menjembatani perbedaan-perbedaan dari khalayak di seluruh tempat.

II.2. Televisi sebagai Media Massa

Salah satu media dalam komunikasi adalah televisi. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia Ardianto, 2004: 125. Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur- unsur kata, musik, dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu berupa unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan mengubah emosi dan pikiran pemirsanya Effendy, 1993:192 Universitas Sumatera Utara Menurut Effendy, televisi siaran merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya bersifat heterogen. Effendy, 2002:21. Marshall Mc. Luhan, yakin bahwa media elektronik, dalam hal ini televisi mampu membuat kita tergantung dan menciptakan kembali dunia dalam sebuah “desa global”.

II.2. 1. Karakteristik Televisi

Televisi memiliki kedudukan yang istimewa dalam budaya media, karena televisi mampu menghadirkan simbol-simbol berupa audio visual dengar dan pandang. Kemampuan televisi menghadirkan tanda-tanda yang menunjukkan karakteristik dari objek, membuat pemirsanya berada pada objek yang sesungguhnya. Disamping itu, televisi mampu menjadi “perpanjangan tangan”. Pengiriman pesan kepada penerima pesan. Dengan segala kecanggihan teknologinya, televisi secara stimultan atau serempak dapat menjangkau khalayaknya. Komunikasi massa dengan media televisi merupakan proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan massa melalui sebuah sarana, yaitu televisi Kuswandi, 1996:16. Kelebihan media televisi terletak pada kekuatannya menguasai jarak dan ruang. Menurut Effendy, seperti halnya media massa yang lain, televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi pokok berikut: 1. Fungsi penerangan the information function Televisi mendapat perhatian yang besar di kalangan masyarakat karena dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini didukung oleh 2 dua faktor, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Immediacy kesegaran Pengertian ini mencakup langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa saat peristiwa berlangsung. 2. Realism kenyataan Ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya secara audio visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan kejadian. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan, stasiun televisi menyiarkan informasi dalam bentuk pandangan mata atau berita yang dibacakan langsung oleh penyiar dilengkapi gambar yang mendukung. 2. Fungsi pendidikan the educational function Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak untuk meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat. Siaran televisi menyiarkan acara tersebut secara teratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika, ekonomi, politik, dan sebagainya. 3. Fungsi hiburan the entertainment function Sebagai media yang melayani kepentingan masyarakat luas, fungsi hiburan yang melekat pada televisi tampaknya lebih dominan daripada fungsi lainnya. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran televisi diisi oleh acara hiburan. Fungsi hiburan ini amat penting, karena menjadi salah satu kebutuhan manusia mengisi waktu luang mereka dari aktivitas luar rumah Effendy, 1984:27-30. Universitas Sumatera Utara Dalam menjalankan fungsinya sebagai media massa, televisi juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahan tersebut adalah sebagai berikut: Kelebihan televisi antara lain: 1. Efisiensi biaya bagi pengiklan Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif menyampaikan pesan komersialnya. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. 2. Dampak yang kuat Keunggulan lainnya adalah kemampuan menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada dua indera sekaligus: penglihatan dan pendengaran, televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi para pekerja yang kreatif dengan mengkombinasikan gerak, warna, drama dan humor. 3. Pengaruh yang kuat Televisi mempunyai pengaruh yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya untuk menonton televisi, sebagai sumber berita, hiburan dan sasaran pendidikan. Kebanyakan calon pembeli lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produk mereka di televisi daripada yang tidak sama sekali. Sedangkan kelemahan televisi adalah antara lain: 1. Biaya yang besar Kelemahan yang paling serius dalam beriklan di televisi adalah biaya absolute yang sangat besar untuk memproduksi ataupun menyiarkan siaran komersial. Biaya produksi, termasuk biaya pembuatan film dan artis yang terlibat, bisa Universitas Sumatera Utara menghabiskan jutaan rupiah. Belum lagi penyiarannya yang harus diulang pada jam siaran utama. 2. Khalayak yang tidak selektif Sekalipun berbagai teknologi telah diperkenalkan untuk menjangkau sasaran yang lebih selektif, televisi tetap sebuah media yang tidak selektif, segmentasinya tidak setajam surat kabar dan majalah. Jadi iklan-iklan yang disiarkan televisi memiliki kemungkinan menjangkau pasar yang tidak tepat. 3. Kesulitan teknis Media ini juga tidak luwes dalam pengaturan teknis. Iklan-iklan yang dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya, apalagi menjelang jam-jam penyiarannya.

II.2.2 Format Televisi

Penayangan sebuah program televisi bukan hanya bergantung pada konsep penyutradaraan atau kreatifitas penulisan naskah, melainkan sangat bergantung pada kemampuan profesionalisme dari seluruh kelompok kerja di dunia broadcast dengan seluruh mata rantai divisinya. Format acara televisi merupakan suatu perencanaan dasar suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam beberapa kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Jadi, harus dilakukan eksploitasi dalam format acara televisi yang terancang dan terencana. Ada tiga bagian dari format acara televisi yaitu: 1. Fiksi drama, yaitu acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dan kisah drama fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan Universitas Sumatera Utara 2. Non fiksi non drama, yaitu format acara televisi yang diproduksinya dan penciptanya melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dan realitas kehidupan tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Non drama bukanlah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Contohnya: konser musik, reality show, dan talkshow. 3. Berita, yaitu sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atau kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan sehari-hari. Format ini memerlukan nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independen. Contohnya, berita ekonomi, liputan siang dan laporan olahraga Naratama, 2004:62-66.

II.2.3 Perkembangan Televisi di Indonesia

Televisi bagi masyarakat di Indonesia tidak lagi dianggap sebagai barang mewah dan langka seperti yang terjadi beberapa puluh tahun yang lalu. Sekarang kita dapat mengecek sendiri hampir seluruh masyarakat Indonesia memiliki setidaknya satu televisi di rumah. Kini televisi telah menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat untuk mendapatkan suatu informasi. Peraturan Menteri Perhubungan No.76 Tahun 2003 tentang Penataan Penggunaan Frekuensi Radio untuk Televisi Siaran Terestrial di Indonesia, PP No.50 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Swasta, serta beberapa ketentuan yang secara langsung terkait dengan lembaga penyiaran seperti UU tentang HAKI, UU tentang HAM, UU tentang Monopoli Usaha, UU tentang KUH Perdata, KUH Pidana, UU Pers, dan lain-lain. Dalam UU di atas, diatur pula mengenai lembaga penyiaran. Dalam UU No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, misalnya, bentuk lembaga penyiaran yang diperbolehkan menyelenggarakan siaran Tv adalah yang berbentuk Universitas Sumatera Utara Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Komersial, Lembaga Penyiaran Komunitas, serta Lembaga Penyiaran Berlangganan. Sejarah pertumbuhan TV terestrial di indonesia menunjukkan perkembangan yang luar biasa di era tahun 2000-an. Keputusan Menteri Penerangan RI Nomor : 190 A KEP Menpen 1987 tentang siaran saluran terbatas, yang membuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi. Seiring dengan keluarnya Kepmen tersebut, pada tanggal 24 Agustus 1989 televisi swasta RCTI resmi mengudara, dan tahun-tahun berikutnya bermunculan stasiun televisi swasta yang baru SCTV 24890, TPI 2311991, Anteve 731993, Indosiar 1111995, Metro TV 25112000, TV 7 2232000, Trans TV 25112001. Angka tersebut boleh dibilangt sedikit jika dibandingkan saat ini, ketika stasiun TV terestrial diperkirakan sudah lebih dari 50. Dan di masa mendatang akan terus bertambah. Komunikasi massa di Indonesia berkembang termasuk televisi, setelah peresmian satelit komunikasi Palapa pada tanggal 17 Agustus 1976 HUT RI ke 31. Satelit Palapa memiliki 12 transponder. Tiap transponder mampu meneruskan satu saluran televisi berwarna atau 400 saluran telepon secara bolak balik atau 800 telepon satu arah. Satelit tersebut dihubungkan dengan 40 buah statiun bumi, 27 diantaranya terletak di ibukota provinsi www.wikipedia.com. Sebagai tambahan, bukti berkembang pesatnya dunia pertelevisian di Indonesia adalah dengan hadirnya stasiun-stasiun televisi swasta yang dibarengi dengan deregulasi pertelevisian oleh pemerintah sejak tahun 1990 atau tepatnya sejak tanggal 24 Agustus 1990 , masyarakat memiliki alternative tontonan selain dari TVRI. Hingga saat ini saja bisa kita lihat di indonesia terdapat 11 stasiun televisi, dengan ciri khas mereka masing masing, misalnya TV One dan Metro TV yang identik dengan siaran yang informative dan edukative, Global TV dengan menyajikan Universitas Sumatera Utara mayoritas acara hiburan, dan masih banyak lagi ciri dari masing-masing stasiun televisi yang ada di Indonesia. Kini pun tidak hanya jenis stasiun televisi yang beragam tetapi jenis jenis model televisi pun sudah beragam, hal ini tergantung dari kocek masyarakat untuk memilih jenis tipe model pesawat televisinya http:kosmik.web.idilmu-komunikasipertelevisian-indonesia . Bisnis TV siaran diu Indonesia saat ini memiliki beberapa ciri dominan: padat modal, perkembangan teknologi yang sangat cepat, ajang pemasaran produk, urban segmented , marketing rules the show, konsep ratingshare, dan pendekatan memuaskan pendengar uses and gratification. Dari ciri-ciri tersebut, terlihat jelas bahwa sisi pasar memainkan peran yang besar dalam bisnis TV siaran. Maka wajar jika kemudian pelaku bisnis TV akan melakukan apa saja agar bisa meraih pasar yang banyak. Data Media Scene Magzine di akhir tahun 2007 menunjukkan hasil riset Nielsen Media Research Advertising Information Services. Lembaga ini merilis data pertumbuhan belanja iklan tahun 2007 mencapai Rp. 37 triliun dan setiap tahun diperkirakan tumbuh 10-15. Dari jumlah tersebut, belanja iklan TV sejak tahun 2002 sampai tahun 2007 masih stabil pada kisaran angka 60-70. Hal ini yang menjadikan bisnis penyelenggaraan TV siaran menarik bagi para pemodal. Apalagi, besarnya peluang bisnis di industri pertelevisian berdampak terhadap terciptanya peluang usaha yang cukup besar bagi para pelaku usaha-usaha yang mendukung bisnis TV siaran seperti rumah produksi, agensi periklanan, penyedia alat-alat siaran, hingga perusahaan jasa konsultan, jasa outsourcing alihdaya. http:bincangmedia.wordpress.com . Universitas Sumatera Utara

II.2. 4. Program Berita di Televisi Indonesia

Secara bahasa berita berasal dari bahasa sansekerta “vrit”, yang berarti “ada” atau terjadi. Kemudian dikembangkan dalam bahasa inggris menjadi “write” yang berarti menulis Paryati Sudarman, 2008:74-75. Berbagai macam program yang ditawarkan oleh stasiun televisi, salah satunya adalah program berita. Masing-masing stasiun televisi di Indonesia memiliki program berita yang ditayangkan dengan berbagai macam format penyajian berita sesuai dengan karakteristik stasiun televisi itu sendiri. Pada bulan Maret 2010 penonton berita naik menjadi 20, Sejumlah peristiwa nasional yang mewarnai layar televisi di awal bulan Maret telah mengangkat jumlah pemirsa berita, khususnya hardnews dan liputan khusus, hingga mencapai rata-rata 30 ribu orang di 10 kota. Jumlah ini lebih tinggi 20 dibandingkan bulan Februari. Sidang Paripurna DPR terkait kasus Bank Century dan penembakan tersangka teroris Dulmatin adalah beberapa peristiwa yang menarik perhatian pemirsa. www.agbnielsen.co.id Dalam program berita yang ada di stasiun televisi, hampir semua content berita memiliki nilai-nilai berita yang menjadi acuan dalam penyampaian berita kepada pemirsanya Usman Ks, 2009:20 : a. Aktual Aktualitas dalam berita televisi dihitung berdasarkan dimensi waktu yang lebih ketat dibanding media cetak. Jika aktualitas berita koran adalah 1 x 24 jam, maka aktualitas berita televisi adalah per detik. Makin cepat suatu berita televisi ditayangkan maka semakin tinggi nilainya. Universitas Sumatera Utara b. Berguna impact Berita televisi harus berguna serta memberi pengaruh bagi penonton. Dengan kekuatan gambarnya, berita televisi, menurut para pakar punya pengaruh yang lebih besar daripada media cetak. c. Menonjol prominent Berita televisi harus menonjol agar mampu menarik perhatian pemirsa. Misalkan, koran dan televisi samam-sama memberitakan soal gempa tentu saja Televisi akan lebih menonjol karena kekuatan gambarnya. d. Kedekatan proximity Berita tentang unjuk rasa menolak kenaikan BBM di Istana Negara tentu akan menarik bagi pemirsa. Namun, dengan adanya berita televisi yang memiliki gambar jika terdapat berita tentang konflik di Timur Tengah tentu saja akan menarik perhatian di Indonesia, karena memiliki kesamaan agama. Gambar juga dapat membuat penonton merasa makin dekat dengan suatu peristiwa. e. Konflik conflict Konflik mulai dari rumah tangga, selebritas, hingga perang senantiasa menarik perhatian juga menjadi salah satu nilai tersendiri dalam penyajian berita di televisi. Universitas Sumatera Utara f. Sedang menjadi pembicaraan currency Intinya adalah untuk mengangkat suatu berita yang menjadi pembicraa di tengah masyarakat atau publik. Dengan kekuatan gambarnya televisi akan lebih menjadi pembicaraan dibading berita media cetak. g. Mengandung unsur manusiawi human interest Tidak ada kisah yang menarik selain kisah tentag manusia. Berita televisi yang baik adalah menulis pertama-tama tentang dampak peristiwa atau kejadian tersebut terhadap manusia.

II.2. 5. Format Penulisan Berita di Televisi

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Peraturan Program Sistem Stasiun Jaringan Pada Lembaga Penyiaran Televisi Swasta Lokal Di Sumatera Utara Dalam Perspektif Tanggung Jawab Sosial Media

1 59 136

OBJEKTIVITAS BERITA DALAM INFOTAINMENT DI STASIUN TELEVISI SWASTA (Analisis Isi Program Tayangan Entertainment News Pada Stasiun Televisi NET Tv)

7 15 26

Analisis Isi Naskah Berita Program Bewara Siang Di Padjajaran TV Ditinjau Dari Kualitas Berita

1 53 118

PENDAHULUAN KOMPETISI PROGRAM BERITA SORE PADA STASIUN TELEVISI NASIONAL (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Kompetisi Program Berita Sore pada Stasiun Televisi Nasional Berdasar Post Hoc Positioning dengan Menggunakan Perceptual Mapping pada Pria Dewas

0 2 50

OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN KOMPETISI PROGRAM BERITA SORE PADA STASIUN TELEVISI NASIONAL (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Kompetisi Program Berita Sore pada Stasiun Televisi Nasional Berdasar Post Hoc Positioning dengan Menggunakan Perceptual Mappin

0 4 20

PENUTUP KOMPETISI PROGRAM BERITA SORE PADA STASIUN TELEVISI NASIONAL (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Kompetisi Program Berita Sore pada Stasiun Televisi Nasional Berdasar Post Hoc Positioning dengan Menggunakan Perceptual Mapping pada Pria Dewasa di

0 2 55

Proses produksi program berita liputan 6 siang di PT. Surya Citra Televisi (SCTV) Jakarta 3360

1 27 68

PEREMPUAN DALAM BISNIS MEDIA MASSA (Studi pada Perempuan di Televisi Swasta Lokal Surabaya dalam Perspektif Gender) SKRIPSI

0 0 20

Perspektif Kaum Perempuan dalam Media Televisi

0 0 8

ANALISIS DINAMIKA KOMPETISI PLATFORM VIDEO BERDASARKAN TEORI NICHE

0 0 8