Bekicot Achatina Fulica Penentuan pH Dan Suhu Optimum Dari Aktivitas Ekstrak Kasar Enzim Selulase Hasil Isolasi Bekicot (Achatina fulica) Terhadap Hidrolisa Substrat Selulosa, Kertas HVS Dan Ampas Tebu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bekicot Achatina Fulica

Menurut taksonomi hewan, bekicot diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi : Mollusca Kelas : Gastropoda Ordo : Pulmonata Famili : Achatinidae Genus : Achatinidae Spesies : Achatina fulica http:neilstancwart.wordpress.com Bekicot berbeda dengan gastropoda lainnya, pertama dalam hal pernafasan ia sudah tidak memiliki Ctenidia yaitu semacam insang dan fungsinya telah diganti oleh bagian pillium yang tipis dan kaya dengan pembuluh darah. Gambar 2.1 Anatomi tubuh bekicot Universitas Sumatera Utara Kedua mengenai sistem Nervosium, ganglia yang utama terkumpul membentuk bangunan serupa cincin mengelilingi esophagus tanpa jaringan pengikat didalamnya.Sistem digestorium bekicot terdiri dari rongga mulut dengan alat – alatnya,esophagus,ingluvies,ventriculus,intestinum,rectum da anus. Pada dasar rongga mulut terdapat semacam lidah yang disebut radula dan otot – otot yang mengatur geraknya. Radula terjadi dari satu lapis membran basalis yang mengalami kornifikasi dan diatasnya melekat deretan – deretan gigi – gigi yang membengkok ke belakang. Radula ini tiap kali dibentuk baru,oleh sel – sel khusus di dalam kantong radula,karena yang lama telah rusak dipakai dan dilepaskan. Radula diperkuat dengan jaringan serupa cartilago,yang juga berguna untuk melekatnya otot.Rongga mulut dilanjutkan diri kedalam esophagus yang sempit,yang kemudian melebar membentuk ingluvies. Ingluvies berupa sebuah kantong besar dengan deretan glandulae salivales dalam sepanjang dindingnya dan saluran- salurannya bermuara di ujung anterior esophagus. Mereka menghasilkan lendir berair yang berisi enzim – enzim diastase,yaitu yang menguraikan hidrat arang. Ingluvies juga berisi cairan yang berasal dari glandulae digestoriae yang mengalir dari tempat keluarnya kedalam ventriculus. Cairan ini berisi enzim – enzim. Rupa – rupanya termasuk juga didalamnya ezim cytase yang mencerna selulosa,seperti halnya pada Helix,yaitu sejenis siput darat yang ada di Eropa. Penelitian Soedigdo et al, 1962 menunjukkan bahwa cytase itu berasal dari bakteri hidup di dalam intestinum dan ingluives. Enzim ini menghancurkan dinding sel tumbuh- tumbuhan sehingga isi sel dapat dilepaskan keluar.Bagian berikutnya setelah ingluives adalah ventriculus yang berupa kantong yag cukup luas tetapi sederhana,dilingkupi oleh glandulae digestoriae yang menggerombol di sekeliling kebanyakan alat – alat dalam. Glandulae digestoriae terdiri dari kumpulan tubuli yang bercabang – cabang dan berakhir buntu pada gerombolan sel – sel. Dikenal ada tiga macam sel,yaitu: 1. Sel – sel yang menghasilkan enzim- enzim untuk pencernaan ekstraseluler. 2. Sel – sel yang menyerap partikel- partikel makanan dan mencernakannya intra- seluler,juga menyerap hasil –hasil pencernaan di luar sel. 3. Sel – sel yang mengasilkan CaCO 3 , fungsinya terutama ialah untuk membetuk concha; lanjutan ventriculus ialah intestinum yang berjalan berkelok – kelok yang Universitas Sumatera Utara berakhir pada rektum yang bermuara keluar melalui anus. Penyerapan hasil – hasil pencernaan terutama berlangsung di dalam intestinum Radiopoetro, 1995. Bekicot adalah salah satu hewan yang hidupnya bergantung pada enzim selulolitik untuk mencerna makanannya. Pada tahun 1970,Soedigdo,dkk.melaporkan bahwa bekicot tidak memiliki enzim selulase,melainkan oleh mikroba selulolitik yang berasal dari luar tubuhnya.Mengenai jenis mikroba selulolitik maupun non selulolitik dalam saluran pencernaan bekicot,hingga kini belum pernah diungkap atau diteliti oleh para peneliti sebelumnya. Pada sistem pencernaan bekicot, selulosa dan senyawa polisakarida lainnya dicerna dalam lambung dan intestin, yang berarti bahwa mikroba selulolitik ditemukan banyak disekitar organ tersebut. Enzim yang diproduksi sebagian disimpan dalam hepatopankreas yang salurannya bermuara ke sistem pencernaan yang mungkin

Dokumen yang terkait

Penentuan Ph Dan Suhu Optimum Untuk Aktivitas Ekstrak Kasar Enzim Lipase Dari Kecambah Biji Karet (Hevea brasiliensis) Terhadap Hidrolisis PKO (Palm Kernel Oil)

0 74 47

Penentuan pH dan Suhu Optimum untuk Aktivitas Ekstrak Kasar Enzim Lipase dari Kecambah Biji Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) terhadap Hidrolisis RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil)

3 61 61

Penentuan pH Dan Suhu Optimum Untuk Aktivitas Ekstrak Kasar Enzim Lipase Dari Kecambah Biji Karet (Hevea Brasiliensis) Terhadap Hidrolisis PKO (Palm Kernel Oil)

6 63 60

Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Briket Biomassa Ampas Tebu Terhadap Kualitas Nilai Bakar Yang Dihasilkan

3 55 93

Penentuan Ph Dan Suhu Optimum Untuk Aktivitas Ekstrak Kasar Enzim Lipase Dari Kecambah Biji Jarak Kepyar (Ricinus communis L) Terhadap Hidrolisis Minyak Wijen

7 94 61

Semi Sintesis N,N-Bis(2-Hidroksietil)-3-(4-Metoksifenil) Akrilamida Dari Etil P-Metoksisinamat Hasil Isolasi Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga, L) Melalui Amidasi Dengan Dietanolamin

8 65 59

Senyawa Antrakuinon Hasil Isolasi Dari Umbi Bawang Sabrang (Eleutherine Palmifolia (L.) Merr).

32 176 87

Penentuan Sifat Kimia Fisika Senyawa Alkaloid Hasil Isolasi Dari Daun Bandotan (Ageratum Conyzoides Linn.)

0 26 3

Isolasi dan Pengukuran Aktivitas Enzim Bromelin dari Ekstrak Kasar Bonggol Nanas (Ananas comosus) pada Variasi Suhu dan pH

0 0 7

Penentuan pH Dan Suhu Optimum Untuk Aktivitas Ekstrak Kasar Enzim Lipase Dari Kecambah Biji Karet (Hevea Brasiliensis) Terhadap Hidrolisis PKO (Palm Kernel Oil)

0 0 12