Pada PJR akut, gambaran elekrokardiogram EKG tidak sangat berarti dalam diagnosis. Untuk menegakkan diagnosis PJR perlu dicari kelainan
konduksi, tanda keterlibatan miokardium dan perikardium juga tanda-tanda adanya hipertrofi atrium atau ventrikel. Cacat pada katup merupakan kelainan
tersering yang disebabkan oleh PJR. Cacat katup yang terlalu lama dapat mengakibatkan perubahan anatomi jantung. Perubahan anatomi ini dapat dideteksi
dengan pemeriksaan elektrokardiogram Wahab, 1993. Menurut Rivenes et al. 2003 dalam Rijnbeek et al. 2008, sensitifitas
elektrokardiogram untuk mendiagnosa hipertrofi ventrikel kiri 20 dan spesifisitasnya 88-90. Sedangkan menurut Fogel et al. 1995 dalam Rijnbeek
et al. 2008, untuk mendiagnosa stenosis aorta, elektrokardiogram mempunyai sensitifitas yang lebih baik, yakni 67 dan spesifisitas 95.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana gambaran elektrokardiogram pada anak
dengan penyakit jantung rematik di RSUP Haji Adam Malik Medan?”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran elektrokardiogram pada anak dengan penyakit jantung rematik di RSUP Haji
Adam Malik.
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah : a. Mengetahui gambaran irama jantung anak dengan penyakit jantung
rematik. b. Mengetahui gambaran frekuensi jantung anak dengan penyakit jantung
rematik.
Universitas Sumatera Utara
c. Mengetahui gambaran komponen interval PR, QRS dan QT pada elektrokardiogram anak dengan penyakit jantung rematik.
d. Mengetahui gambaran morfologi gelombang P pada elektrokardiogram anak dengan penyakit jantung rematik.
e. Mengetahui gambaran kompleks QRS dan aksis jantung pada elektrokardiogram anak dengan penyakit jantung rematik.
f. Mengetahui gambaran morfologi segmen ST dan gelombang T pada elektrokardiogram anak penyakit jantung rematik.
h. Mengetahui gambaran kadar laju endap darah LED, C reaktif protein dan jumlah leukosit pada anak dengan penyakit jantung rematik.
i. Mengetahui gambaran kadar ASTO Anti Streptolisin O pada anak dengan penyakit jantung rematik.
j. Mengetahui manifestasi mayor dan manifestai minor yang muncul pada anak dengan penyakit jantung rematik.
1.4. Manfaat penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat, yakni: a. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan mengenai penyakit jantung rematik. b. Bagi peneliti, menambah wawasan dalam melakukan penelitian juga
meningkatkan pengetahuan peneliti tentang elektrokardiogram dan penyakit jantung rematik serta sebagai syarat kelulusan dari Fakultas
Kedokteran USU. c. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi pihak lain yang akan melanjutkan penelitian ini ataupun penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Demam Rematik
2.1.1. Definisi Demam Rematik
Demam rematik merupakan penyakit autoimun yang menyerang multisistem akibat infeksi dari Streptokokus
β-hemolitikus grup A pada faring faringitis yang biasanya menyerang anak dan dewasa muda. Demam rematik
menyebabkan terjadinya peradangan yang biasanya terjadi pada jantung, kulit dan jaringan ikat. Pada daerah endemik, 3 pasien yang mengalami faringitis oleh
Streptokokus berkembang menjadi demam rematik dalam 2 - 3 minggu setelah infeksi saluran nafas bagian atas tersebut RHD Australia, 2012.
2.1.2. Etiologi Demam Rematik
Streptokokus adalah bakteri gram positif yang ciri khasnya berpasangan atau membentuk rantai selama pertumbuhannya. Terdapat sekitar dua puluh
spesies Streptokokus, termasuk Streptococcus pyogenes grup A, Streptococcus agalactie
grup B dan Enterococci grup D. Secara morfologi, Streptokokus merupakan bakteri berbentuk batang atau ovoid dan tersusun seperti rantai yang
membentuk gambaran diplokokus atau terlihat seperti bentuk batang. Panjang rantai sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan Brooks et.al.,
2004. Dinding sel Streptokokus mengandung
protein antigen M, R, dan T, karbohidrat spesifik untuk tiap grup, dan peptidoglikan. Pada Streptokokus grup
A, terdapat juga pili yang tersusun dari sebagian besar protein M yang dilapisi asam lipoteikoat. Pili ini berperan penting dalam perlekatan Streptokokus ke sel
epitel Brooks et.al., 2004. Banyak
Streptokokus mampu menghemolisa sel darah merah secara in vitro
dengan berbagai derajat. Apabila Streptokokus menghemolis sempurn sel darah merah yang ditandai dengan adanya area yang bersih clear zone disebut
sebagai β-hemolitikus. Sedangkan apabila hemolisa dari sel darah merah tidak
Universitas Sumatera Utara