Langkah Pelaksanaan Pengembangan/Implementasi E-Government Provinsi Riau

3.1 Langkah Pelaksanaan Pengembangan/Implementasi E-Government Provinsi Riau

Pengembangan E-Government harus dilaksanakan secara harmonis dengan mengoptimalkan hubungan antara inisiatif masing-masing instansi dan penguatan kerangka kebijakan untuk menjamin keterpaduannya dalam suatu jaringan sistem manajemen dan proses kerja.

Pendekatan ini diperlukan untuk membentuk sinergi dua kepentingan yaitu:

1. Kepentingan pendayagunaan pemahaman dan pengalaman masing- masing instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau tentang pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat

2. Kepentingan untuk penataan sistem manajemen dan proses kerja yang terpadu.

Setiap instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau harus menyusun Rencana Strategis Pengembangan E-Government di lingkungannya masing- masing.

Rencana Strategis Pengembangan E-Government itu dengan jelas menjabarkan hal-hal berikut:

1. Lingkup dan sasaran pengembangan E-Government yang ingin dicapai

2. Kondisi yang dimiliki pada saat ini

3. Strategi dan tahapan pencapaian sasaran yang ditentukan

4. Kebutuhan dan rencana pengembangan sumber daya manusia

5. Rencana investasi yang diperlukan Untuk menghindari pemborosan anggaran pemerintah, penyusunan rencana

investasi harus disertai dengan analisis kelayakan investasi terhadap manfaat sosial-ekonomi yang dihasilkan.

Dalam upaya menjamin transparansi pelayanan publik serta keterpaduan dan interoperabilitas jaringan sistem pengelolaan serta pengolahan dokumen dan informasi elektronik yang mendukungnya maka perencanaan dan pengembangan sistem informasi di setiap instansi harus berorientasi pada kerangka arsitektur E-Government yang dirancang dalam Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau.

Unit kerja yang bertanggung jawab di bidang pengolahan data elektronik, komunikasi dan informasi memiliki kewajiban untuk mengkoordinasikan penyusunan kebijakan, peraturan, standarisasi dan panduan yang diperlukan untuk melandasi perencanaan serta pelaksanaan pengembangan E- Government.

Beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah:

1. Kebijakan tentang pengembangan tata pemerintahan yang baik dengan berlandaskan manajemen modern.

2. Kebijakan tentang pemanfaatan, kerahasiaan, dan keamanan informasi pemerintah dan perlindungan informasi publik

3. Kebijakan tentang kelembagaan dan otorisasi pemanfaatan dan pertukaran informasi pemerintah secara on-line.

4. Kebijakan tentang peran serta sektor swasta dalam penyelenggaraan E-Government.

5. Kebijakan tentang pendidikan E-Government.

6. Ketentuan tentang standar kelayakan dan interoperabilitas situs informasi dan pelayanan publik

7. Panduan tentang sistem manajemen informasi dan dokumen elektronik

8. Panduan tentang aplikasi, mutu, dan jangkauan pelayanan masyarakat

9. Panduan tentang perencanaan, pengembangan dan pelaporan proyek E-Government.

10. Standarisasi yang berkaitan dengan interoperabilitas pertukaran dan transaksi informasi antar situs pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah.

11. Standarisasi dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen informasi dan dokumen elektronik, termasuk pengembangan dan pengelolaan meta-data yang berkaitan dengan informasi dan dokumen elektronik tersebut. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk pengamanan informasi serta pengembangan sistem otentikasi dan public key infrastructure.

12. Pengembangan aplikasi perangkat lunak sistem informasi yang mengelola seluruh data dari setiap sektor pemerintahan dan pembangunan.

13. Pengembangan dan pengelolaan jaringan intra pemerintah yang handal dan aman.

14. Kebijakan, peraturan dan perundang-undangan, standarisasi dan panduan tersebut membentuk kerangka pelaksanaan kebijakan E- Government yang terpadu dan konsisten.

Dalam hal ini Badan Pengolahan Data Elektronik Pemerintah Provinsi Riau memiliki kewajiban untuk mengkoordinasikan pelaksanaan pengembangan E- Government

permasalahan- permasalahannya kepada para pemegang keputusan.

Sedangkan Sekretariat Daerah Provinsi Riau bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur memiliki kewajiban untuk memfasilitasi perencanaan dan perubahan sistem manajemen maupun proses kerja setiap unit kerja Pemerintah Provinsi Riau.

Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam hal ini antara lain adalah:

1. Perencanaan perubahan sistem manajemen dan prosedur kerja tersebut harus dilandaskan pada konsep manajemen modern dan menuju pada sistem manajemen organisasi jaringan yang memungkinkan distribusi serta interoperabilitas kewenangan dan kewajiban secara optimal sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku serta terbentuknya lini pengambilan keputusan yang lebih pendek dan pengelolaan rentang kendali yang lebih luas.

2. Perencanaan perubahan sistem manajemen dan proses kerja harus berorientasi pada pemanfaatan teknologi informasi secara optimal.

3. Di dalam perumusan peraturan yang berkaitan dengan perubahan sistem manajemen dan proses kerja, semua instansi pemerintah harus dilibatkan dan diminta memberikan konsep perubahan sistem manajemen dan prosedur kerja di lingkungannya masing-masing. Sehingga dalam hal ini rumusan peraturan dan ketentuan pelaksanaannya harus merupakan kesepakatan antar instansi.

4. Pandangan dan saran dari dunia usaha yang telah terbukti berhasil menerapkan sistem manajemen modern perlu diusahakan.

Unit kerja yang bertanggung jawab di bidang perhubungan berkewajiban untuk mendorong partisipasi dunia usaha dalam pengembangan jaringan komunikasi dan informasi di seluruh wilayah Provinsi Riau.

Untuk keperluan itu peraturan dan ketentuan Pemerintah Provinsi Riau yang menghambat perlu segera diperbaiki sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Unit kerja yang bertanggung jawab di bidang perhubungan juga harus merumuskan kebijakan dan merencanakan pengembangan community telecenter di wilayah-wilayah yang pangsa pasarnya belum cukup ekonomis bagi investasi dunia usaha sebagai bagian dari pelaksanaan Universal Service Obligation.

Unit kerja yang bertanggung jawab di bidang riset dan teknologi berkewajiban untuk mengkoordinasikan kemampuan teknologi yang ada di lembaga penelitian dan pengembangan dan perguruan tinggi untuk menyediakan dukungan teknologi bagi keperluan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi dalam pengembangan E-Government serta pengembangan industri teknologi informasi dan telekomunikasi .

Sedangkan unit kerja yang bertanggung jawab di bidang perencanaan pembangunan daerah dan di bidang keuangan berkewajiban untuk menganalisis kelayakan pembiayaan rencana strategis E-Government dari masing-masing instansi pemerintah serta memfasilitasi dan mengintegrasikan rencana tersebut ke dalam rencana pengembangan E-Government secara menyeluruh.

Beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian khusus adalah:

1. Arah dan sasaran penggunaan anggaran pemerintah untuk menstimulasi pencapaian tujuan strategis E-Government

2. Prinsip-prinsip dan kriteria pembiayaan yang harus diterapkan agar pelaksanaan strategi pengembangan E-Government

3. dapat berjalan dengan baik.

4. Kerangka alokasi anggaran pemerintah untuk pengembangan E- Government .

5. Ketentuan dan persyaratan pembiayaan proyek E-Government.

6. Keterkaitan aspek-aspek tersebut membentuk kerangka kebijakan anggaran pengembangan E-Government Provinsi Riau.

Dalam hal ini Badan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau memiliki tanggung jawab sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan kemampuan menghadapi semua bentuk perubahan yang tengah kita alami saat ini maka Badan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau memiliki kewajiban untuk mengkoordinasikan pelaksanaan pengembangan E-Government serta melaporkan kemajuan dan permasalahan-permasalahannya.

Dalam hal ini setiap unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau harus dapat berfungsi secara efektif sesuai dengan kewenangannya masing-masing dalam suatu jaringan interaksi yang responsif, handal dan terpercaya.

2. Dengan demikian semua instansi harus dilibatkan di dalam penyusunan kebijakan, peraturan dan perundang-undangan, standarisasi, panduan yang diperlukan, sesuai dengan kewenangan dan kompetensi yang dimiliki.

Pelaksanaan kegiatan di atas merupakan titik tolak untuk melonggarkan sekat-sekat birokrasi yang merupakan persyaratan mutlak bagi pembentukan tata pamong yang baik.

Dalam hal ini peran serta dunia usaha yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan E-Government dapat mempercepat pencapaian tujuan strategis pengembangan E-Government.

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

Dari Penangkapan Ke Budidaya Rumput Laut: Studi Tentang Model Pengembangan Matapencaharian Alternatif Pada Masyarakat Nelayan Di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur

2 37 2

Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Implikasinya pada Model Pengembangan Strategi Perusahaan di masa Depan

0 38 1

Pengembangan infrastruktur jaringan clint-server Kelurahan Bintaro

17 108 114

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Tinjauan atas pembuatan laporan anggaran Bulan Agustus 2003 pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung

0 76 64

Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E Filling (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Soreang)

12 68 1

PENGARUH ARUS PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA PENGELASAN BIMETAL (STAINLESS STEEL A 240 Type 304 DAN CARBON STEEL A 516 Grade 70) DENGAN ELEKTRODA E 309-16

10 133 86