Uji Individual Uji t

99

4.2.6.2 Uji Individual Uji t

Uji t bertujuan untuk melihat secara individual atau parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas X1,X2 terhadap variabel terikat Y. Bentuk pengujiannya adalah: 1. H : bi = 0, artinya variabel motivasi dan kinerja karyawan secara individual atau parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 2. H a : bi = 0, artinya variabel motivasi dan kepuasan kerja secara individual atau parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Kriteria pengambilan keputusannya adalah : 1. H diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 2. H a diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 T tabel diperoleh dengan derajat kebebasan df = n-k Keterangan: n = Jumlah sampel k = Jumlah variabel yang digunakan Derajat kebebasan df = 65-2 = 63 Uji t yang dilakukan adalah uji satu arah, maka yang digunakan adalah t tabel 0,05 63 = 1.99 Nilai t hitung untuk variabel dan konstanta diperoleh dengan bantuan aplikasi software SPSS versi 18.0 for windows sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 100 Tabel 4.15 Uji Individual Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3,471 2,411 1,440 ,155 Motivasi ,001 ,086 ,001 ,008 ,994 Kepuasankerja ,866 ,069 ,920 12,512 ,000 a. Dependent Variabel: Kinerja karyawan Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan Tabel 4.15 terlihat bahwa : 1. Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat nilai t hitung sebesar 0.008 sehingga T hitung T tabel 0.0081.99 dan nilai tidak signifikan 0.994 di atas lebih besar dari 0.05 yang berarti H diterima H a ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi secara individual atau parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. 2. Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat nilai sebesar 12.512 sehingga T hitung T tabel 12.5121.99 dan nilai signifikan 0.000 di bawah lebih kecil dari 0.05 yang berarti H ditolak H a diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepuasan kerja secara individual atau parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 4.2.6.3 Koefisien Determinasi R 2 Koefisien Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan menjelaskan variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan R 2 berkisaran antara nol sampai dengan satu 0 ≤ R 2 ≤ 1. Hal ini berarti bila R 2 = 0, menunjukkan tidak cukup mampu untuk menjelaskan variabel bebas terhadap variabel terikat, dan bila R 2 mendekati 1, menunjukkan semakin Universitas Sumatera Utara 101 mampu menjelaskan variabel bebas terhadap variable terikat. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary. Ada dua pilihan disini, apakah memakai R square atau Adjusted R Square R 2 yang disesuaikan. Jika variabel lebih dari dua sebagaimana dalam penelitian ini, maka yang dipakai adalah Adjusted r square. Tabel 4.16 Goodness of Fit R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,921 a ,848 ,843 1,62552 a. Predictors: Constant, Kepuasan kerja, Motivasi b. Dependent Variable: Kinerja karyawan Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan Tabel 4.16 dapat terlihat bahwa: melalui hasil pengujian pada Tabel 4.15 diketahui bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0.921 berarti hubungan antara variabel motivasi X1, dan kepuasan kerja X2 terhadap kinerja karyawan Y sebesar 92.1 artinya hubungan sangat erat. R square sebesar 0.848 berarti 84.8 dapat dijelaskan oleh variabel motivasi X1 dan kepuasan kerja X2. Sedangkan sisanya 15.2 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.3 Pembahasan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nilai signifikansi pada Output variables in the equation terlihat bahwa motivasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian menunjukan Universitas Sumatera Utara