Variabel dan Rancangan Penelitian Populasi Dan Sampel

adalah telaah empirik sistematis dimana ilmuwan tidak dapat mengontrol secara langsung variabel bebas karena manifestasinya telah muncul, atau karena sifat hakekat variabel itu memang menutup kemungkinan manipulasi. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif-analitik. Termasuk penelitian deskriptif karena hasil penelitian memberikan gambaran mutu manajemen sekolah dan layanan pembelajaran di SMK. Menurut Sukmadinata 2006:72, penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya. Termasuk penelitian analitik karena dari hasil penelitian dianalisis untuk membandingkan mutu manajemen sekolah dan layanan pembelajaran pada SMK berstandar ISO dengan SMK berstandar nasional yang telah diakreditasi oleh BAN-SM. Penerapan metode ini merujuk pendapat Nazir 2009:55 yang menjelaskan bahwa dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga menjadi suatu studi komparatif. Kelemahan metodologi di penelitian ini adalah analisis data yang dilakukan hanya difokuskan pada data jawaban responden yang terdiri dari pegawai untuk mutu manajemen sekolah dan siswa untuk mutu layanan sekolah.

3.3 Variabel dan Rancangan Penelitian

Menurut Brown 1998:7 variabel didefinisikan sebagai “something that may vary or differ”. Definisi lain yang lebih detil mengatakan bahwa variabel “ is simply symbol or a concept that can assume any one of a set of values” Davis, 1998:23. Definisi pertama menyatakan bahwa variabel ialah sesuatu yang berbeda atau bervariasi, penekanan kata sesuatu diperjelas dalam definisi kedua yaitu simbol atau konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai-nilai. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu mutu manajemen sekolah O 1 serta layanan pembelajaran O 2 . Sementara itu, status akreditasi sekolah dijadikan kategori yang dibagi menjadi 2 kategori, yaitu SMK berstandar ISO X 1 dan SMK berstandar nasional X 2 yang keduanya dilakukan pengukuran tentang mutu manajemen sekolah serta layanan pembelajaran, kemudian dibandingkan antar keduanya.Sementara itu, rancangan penelitian ini menggunakan desain ex post facto. Menurut Furchan 1982:383, penelitian dengan desain ex post facto adalah penelitian yang dilakukan sesudah perbedaan- perbedaan dalam variable bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian secara alami. Tabel 3.1 Desain Penelitian unit Kategori Pengukuran Variabel Terikat 1 X 1 O a1 O b1 2 X 2 O a2 O b2 X 1 : SMK Berstandar ISO X 2 : SMK Berstandar Nasional O a : Pengukuran Variabel Mutu Manajemen Sekolah O b : Pengukuran Variabel Mutu Layanan Pembelajaran Diadopsi berdasarkan Fren.L.Kerlinger 2006:517

3.4 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kualitatif atau kuantitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas Sudjana,1989:157. Sampel adalah bagian dari populasi. Populasi dari penelitian ini adalah sekolah SMK yang telah terakreditasi di Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Dimana jumlah sekolah SMK di Kabupaten Lebak berjumlah 42 sekolah terdiri dari 10 SMK negeri dan 32 SMK swasta, sedangkan yang telah terakreditasi 11 SMK. Jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel non probabilitas dimana tidak menggunakan sampling acak. Adapun bentuk dari sampel non probabilitas yang digunakan yaitu sampling purposif bertujuan. Menurut Fren.L.Kerlinger 2006:206 ciri dari sampling purposif adalah penilaian dan upaya cermat untuk memperoleh sampel secara representatif dengan cara meliputi wilayah-wilayah atau kelompok-kelompok yang diduga sebagai anggota sampelnya, sehingga subjek-subjek dapat masuk sendiri ke dalam kelompok atau memasang diri sendiri berdasarkan karakteristik yang berbeda dengan yang diminati atau diperhatikan oleh penelitinya Fren.L.Kerlinger, 2006:607. Secara lebih jelas, sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 3.2 Sampel Penelitian No Katagori Sekolah 1 SMK berstandar ISO SMKN 1 Rangkasbitung nilai akreditasi A dan meraih sertifikat ISO 2 SMK berstandar nasional SMK Setia Budhi nilai akreditasi A SMK Korpri nilai akreditasi B SMKN 2 Rangkasbitung nilai akreditasi C Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 4 sekolah dengan tidak melakukan random, dengan ketentuan pengambilan sampel dari populasi yang ada berdasarkan karakteristik dan kriteria yang diinginkan peneliti dalam penelitian ini. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Sekolah SMK yang telah terakreditasi secara nasional oleh BAN-SM. b. Sekolah SMK yang telah memiliki sertifikat ISO. c. Lokasi Sekolah SMK berada di Kota Kabupaten Lebak d. Sekolah SMK yang banyak diminati masyarakat setempat dengan memiliki siswa dan pegawai yang memadai. e. Sekolah SMK yang memiliki lahan, bangunan kelas dan laboratorium yang memadai. Rujukan dari kriteria tersebut berdasarkan nilai akreditasi sekolah yang dikeluarkan oleh BAN-SM serta berdasarkan rekomendasi dari data LPMP dan dinas kabupaten Lebak. Sementara itu, besaran jumlah sebaran subjek penelitian responden ditentukan dengan rumus Slovin, yaitu: Dimana : n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 90 atau sig. = 0,01. n = N N d 2 + 1 Rumus Slovin mempersyaratkan sebuah populasi subjek harus diketahui dengan jelas jumlahnya. Melihat dari jumlah subjek yang rata-rata lebih dari seratus dan juga keterbatasan peneliti dari segi waktu dan dana, maka presisi yang diambil adalah sebesar 10℅ atau dengan signifikansi 0,01. Sebaran jumlah subjek responden penelitian dari setiap sekolah adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Jumlah Responden Penelitian Sekolah Jumlah siswa kelas 2 Jumlah pegawai Subjek siswa mutu layanan pembelajaran Subjek pegawai sekolah mutu manajemen sekolah guru staf total guru staf total SMKN 1 300 68 33 101 75 34 16 50 SMKN 2 280 49 13 62 74 30 8 38 SMK Setia Budhi 200 45 15 60 67 28 9 37 SMK KORPRI 82 35 10 45 45 24 7 31 Sementara itu, untuk menentukan jumlah subjek responden pegawai yang diambil berdasarkan guru dan staf ditentukan kembali dengan rumus n = populasi kelas jml populasi keseluruhan x jumlah sampel yang telah ditentukan.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEBAGAI PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 7 4

MANAJEMEN MUTU SEKOLAH DAN PERSIAPAN PENERAPAN ISO 9001:2008 (STUDI KASUS DI SMKN 2 KALIANDA LAMPUNG SELATAN)

1 17 26

THE IMPLEMENTATION OF QUALITY MANAGEMENT ISO 9001:2008 IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL INDUSTRY TECHNOLOGY BANDAR LAMPUNG IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEKNOLOGI INDUSTRI BANDAR LAMPUNG

0 33 121

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN MATERI TEKNIK PEMIJAHAN IKAN SECARA BUATAN PADA MATA PELAJARAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

3 56 111

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN PSIKOMOTOR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Oleh : Akbar Iskandar Email : akbar.iskandar06gmail.com ABSTRAK - Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

0 0 10

Kata kunci : Model Pelatihan, Manajemen Mutu, Kerjasama Sekolah PENDAHULUAN - MANAJEMEN MUTU KERJASAMA KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PENINGKATAN KUALITAS DAN AKREDITASI SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN-KOTA MAGELANG

0 0 8

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

0 2 9

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AMALIYAH SEKADAU

0 2 15

MANAJEMEN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KARYA SEKADAU

0 0 15

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 6 SURAKARTA

0 0 119