sehat profesional berusia 53 – 90 tahun, prevalensi terjadinya disfungsi ereksi
sebesar 33 Dipiro et al., 2005.
2.3 Hormon Testosteron
2.3.1 Deskripsi Testosteron
Hormon-hormon steroid seks yang terpenting dalam reproduksi pada laki- laki adalah : testosteron, dihidrotestosteron DHT dan estradiol. Hormon seks
pada laki-laki adalah androgen. Hormon testosteron merupakan hormon androgen utama. Testosteron merupakan sebuah hormon steroid dari kelompok androgen
yang dapat ditemukan pada mamalia, reptil, burung dan vertebrata yang lain Braunstein, 2011.
Istilah androgen berarti hormon steroid yang mempunyai efek maskulinisasi, terdiri atas testosteron, dihidrotestosteron dan androstenedion.
Testosteron merupakan hormon utama dan terpenting diantara ketiganya, sedangkan dihidrotestosteron dan androstenedion adalah bentuk androgen yang
lemah. Semua androgen merupakan senyawa steroid. Baik dalam testis maupun dalam adrenal, androgen dapat dibentuk dari kolesterol atau langsung dari asetil
koenzim A Guyton dan Hall, 2002. Seperti hormon steroid lain, testosteron juga berasal dari derivat kolesterol
mempunyai sifat khusus dengan struktur steroid empat cincin dengan nama
sistematik memakai sistem IUPAC : 8R,9S,10R,13S,14S,17S –17 – hydroxy –
10,13 – dimethyl – 1, 2, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 17 dodecahydrocyclopenta
[a]phenanthren – 3 – one Sherwood, 2007.
Gambar 2.5 Struktur testosteron Sherwood, 2007
2.3.2 Testosteron Pada Sirkulasi
Terdapat tiga fraksi testosteron pada serum, yaitu 98 berikatan dengan protein plasma yaitu Sex Hormon Binding Globulin SHBG 50 dan albumin
48. 2 sisanya tidak berikatan dalam plasma dan bebas untuk masuk dalam sel dan mempunyai efek metabolik testosteron bebas atau free testosterone.
SHBG disintesis di dalam hepar. Kadarnya dapat meningkat oleh pengaruh estrogen, tamoxifen, fenitoin, hormon tiroid, keadaan hipertiroidism ndan sirosis,
sedangkan kadarnya menurun apabila terdapat pengaruh androgen eksogen, glukokortikoid, Growth Hormone GH, keadaan hipotiroidism, akromegali,
obesitas dan hiperinsulinemia Braunstein, 2011; Pangkahila, 2011. Testosteron bebas mempunyai half life yang pendek, kira
– kira 10 menit, dimetabolisme
dengan cepat
oleh hepar
menjadi androsteron
dan dehidroepiandrosteron dan secara serempak dikonjugasikan sebagai glukoronida
dan sulfat, lalu diekskresikan baik ke usus dalam empedu atau ke dalam urine melalui ginjal Jones, 2008.
Testosteron bebas dan testosteron yang berikatan dengan albumin disebut bioavailable testosterone. Bioavailable testosterone diyakini akan lebih mudah
masuk ke dalam sel – sel yang membutuhkan testosteron untuk melaksanakan
fungsi fisiologis karena ukuran dan afinitas spesifik bioavailable testosterone terhadap sel targetnya Giton, 2006.
Gambar 2.6 Skematik Testosteron Total Giton, 2006 Testis hanya mengsekresikan 25 estradiol. Estradiol terutama dihasilkan
dari konversi perifer dari testosteron dan androstenedione. Dihidrotestosteron dan estradiol bukan hanya dihasilkan dari testis, tetapi juga dapat dihasilkan dari
konversi di jaringan perifer dari androgen dan prekursor estrogen yang disekresi baik oleh testis maupun adrenal. Estrogen membantu mengatur sekresi
Gonadotropin-Releasing Hormone GnRH dan LH. Konversi perifer dari testosteron oleh 5-alfa-reduktase menghasilkan DHT, suatu hormon androgen
yang juga poten, bekerja pada jaringan spesifik. Kebanyakan testosteron yang tidak terikat pada jaringan, akan diubah terutama oleh hepar menjadi bermacam-
macam metabolit, seperti androsteron dan etiocholanolon, yang setelah berkonjungasi dengan glukoronid dan sulfat dikeluarkan melalui urin dalam
bentuk 17-ketosteroid. Namun, hanya 20-30 dari 17-ketosteroid urin berasal dari metabolisme testosteron, sisanya berasal dari metabolisme steroid adrenal,
sehingga hal ini tidak dapat dipakai untuk mengukur sekresi steroid dari testis McCance dan Huether, 2006; Braunstein, 2011; Pangkahila, 2011.
Pada sel target androgen, testosteron secara enzimatik dikonversi menjadi DHT oleh isoenzim
mikrosomal 5α-reduktase-2 pada pH ± 5,5, sedangkan isoenzim lain 5α-reduktase-1 bekerja pada kulit dengan sekitar pH 8,0, tetapi tidak
aktif pada traktus urogenital. Setelah itu, DHT dan testosteron akan berikatan dengan reseptor protein spesifik di intraseluler. Gen yang mengkode protein ini
berada pada kromosom X. Ketika testosteron atau DHT berikatan dengan reseptor, terjadi perubahan sehingga dapat terjadi translokasi ke dalam nukleus
berikatan dengan importins Rn. Di dalam nukleus, kompleks reseptor androgen berikatan dengan elemen respon androgen di DNA sehingga mengaktivasi proses
transkripsi. Hasil ini kemudian disintesis oleh messenger RNA mRNA, kemudian di transport ke sitoplasma, dimana terjadi sintesis protein baru dan
terjadi respon androgen Braunstein, 2011.
2.3.3 Sekresi Testosteron