sehingga mengganggu aktivitas sehari – hari. Disfungsi seksual merupakan
keluhan yang penting dan mengganggu keharmonisan banyak pasangan. Dengan melihat ketiga tahap ini, ternyata proses penuaan tidak selalu
harus dinyatakan dengan gejala atau keluhan. Ini menunjukkan bahwa orang yang tidak mengalami gejala atau keluhan, bukan berarti tidak mengalami proses
penuaan. Lebih jauh, ini dapat menjadi pegangan bahwa untuk mengatasi proses penuaan jangan menunggu sampai muncul gejala atau keluhan yang nyata
Pangkahila, 2011.
2.1.3 Mekanisme Penuaan
Proses yang melatarbelakangi terjadinya penuaan sampai saat ini masih menjadi topik perdebatan, merupakan proses fisiologis atau patologis, proses
terprogram atau peristiwa acak yang dipengaruhi lingkungan eksternal, kegagalan biologis semata atau kontribusi akumulasi kimiawi patologis. Oleh karena itu
banyak teori mengenai penuaan bermunculan Goldman dan Klatz, 2007. Ada 4 teori pokok dari aging, yaitu:
1 Teori “wear and tear”
Tubuh dan selnya mengalami kerusakan karena sering digunakan dan disalahgunakan overuse and abuse. Organ tubuh seperti hati, lambung,
ginjal, kulit dan yang lainnya, menurun karena toksin di dalam makanan dan lingkungan, konsumsi berlebihan lemak, gula, kafein, alkohol dan
nikotin, karena sinar ultraviolet dan stress fisik dan emosional. Tetapi kerusakan ini tidak terbatas pada organ melainkan juga terjadi di tingkat
sel Goldman dan Klatz, 2007.
2 Teori neuroendokrin
Teori ini menunjukkan keterlibatan hormon dan sistem saraf dalam proses penuaan. Hormon berfungsi untuk mengatur fungsi
– fungsi organ tubuh. Satu hormon dapat berpengaruh terhadap lebih dari satu fungsi dan satu
fungsi dapat dikontrol oleh lebih dari satu hormon. Produksi hormon diatur oleh hipotalamus yang membentuk poros dengan hipofise dan organ
tertentu yang kemudian mengeluarkan hormonnya. Djuanda, 2005. Pada usia muda kadar hormon berada dalam kondisi optimal sehingga tercapai
performa biologis yang prima dan berbagai organ tubuh dapat bekerja dengan baik. Secara umum dirasakan kemampuan kognitif, motorik,
sensorik, mental dan seksual berada dalam keadaaan puncak sehingga dirasakan adanya kualitas hidup yang tinggi Pangkahila, 2011. Produksi
hormon mengalami perubahan ketika penuaan terjadi. Hormon tertentu mengalami penurunan seperti GH, Triiodothyronine T3, testosteron,
estrogen, renin, aldosteron, Dehydroepiandrosterone DHEA dan Dehydroepiandrosteronesulphate DHEAS. Peningkatan kadar hormon
juga terjadi pada penuaan seperti FSH, LH, vasopressin, insulin, Para Thyroid Hormone PTH, Atrial Natriuretic Hormone ANH dan leptin.
Ketidakseimbangan produksi hormon tersebut berpengaruh terhadap regulasi fungsi
– fungsi tubuh dalam rangka pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan. Sehingga timbul berbagai keluhan yang dianggap sebagai
gejala penuaan. Hubungan antara penuaan dan perubahan hormon terjadi timbal balik, yaitu proses penuaan mempengaruhi produksi hormon begitu
pula sebaliknya penurunan hormon yang menyebabkan timbulnya keluhan – keluhan penuaan Djuanda, 2005; Pangkahila, 2007
3 Teori Kontrol Genetik
Teori ini fokus pada genetik memprogram sandi sepanjang Deoxyribo Nucleic Acid DNA, dimana kita dilahirkan dengan kode genetik yang
unik, yang memungkinkan fungsi fisik dan mental tertentu. Dan penurunan genetik tersebut menentukan seberapa cepat kita menjadi tua
dan berapa lama kita hidup Goldman dan Klatz, 2007. 4
Teori Radikal Bebas Teori lain yang mempercayai bahwa penuaan terjadi karena pengaruh
eksternal dan bukan terprogram adalah teori radikal bebas. Penganut teori ini percaya bahwa penuaan berhubungan dengan akumulasi radikal bebas
yang meningkat seiring dengan penuaan. Peningkatan radikal bebas menimbulkan kerusakan terhadap molekul
– molekul organik seperti protein, DNA dan lemak. Kerusakan molekul tubuh lama
– kelamaan akan bermanifestasi pada penyakit
– penyakit berkaitan dengan usia tua seperti Alzheimer, aterosklerosis, kanker, Parkinson dan penurunan fungsi imun
Pangkahila, 2007.
2.2 Nitric Oxide NO