2.5 L – Arginin
2.5.1 Deskripsi L – Arginin
Asam amino merupakan unit monomer untuk membangun rantai polipeptida protein. Sebagian besar protein mengandung asam amino L
– α yang sama dalam proporsi yang bervariasi. Asam amino L
– α merupakan asam amino dengan konfigurasi absolut L
– gliseraldehid, dimana gugus amino dan karbohidrat melekat pada atom karbon yang sama dan mempunyai aktivitas optis
kesanggupan memutar bidang cahaya yang terpolarisasi ke kiri levorotaric Srivastava et al., 2006.
Dalam bentuk protein, asam amino akan mendasari berbagai fungsi antara lain, struktural, hormonal dan katalitik yang esensial bagi kehidupan. Asam amino
dan derivatnya turut serta dalam berbagai macam fungsi intraseluler seperti transmisi syaraf neurotransmitter, pengaturan pertumbuhan sel dan biosintesis
porfirin, purin, pirimidin serta ureum. Dalam peptida yang berbobot molekul rendah juga berfungsi sebagai prekursor hormon Srivastava et al., 2006.
Berdasarkan kepentingan nutrisi, asam amino dapat dibedakan menjadi asam amino esensial dan non esensial. Asam amino esensial adalah asam amino
yang tidak dapat disintesis tubuh oleh karena itu harus dipenuhi dari diet. Sedangkan asam amino non esensial dibedakan menjadi dua berdasarkan
sintesisnya dalam tubuh, yaitu Srivastava et al., 2006 : 1
Asam amino yang disintesis dari pemindahan nitrogen ke kerangka karbon yang berasal dari siklus TCA Tri Carboxylic Acid atau dari glikolisis
glukosa.
2 Asam amino yang disintesis dari asam amino yang lain.
Kelompok ini sangat tergantung pada ketersediaan asam amino spesifik. Dengan demikian sangat mungkin menjadi esensial jika diet sebagai
sumber asam amino berkurang atau terbatas, misalnya dalam keadaan infeksi, trauma, luka bakar atau dalam keadaan katabolik lainnya.
Arginin termasuk asam amino non esensial yang kelompok kedua atau kadang disebut asam amino semi esensial dengan rumus kimia C
6
H
14 2
N
4 .
Gambar 2.10 Struktur Kimia L – Arginin Srivastava et al., 2006
Arginin merupakan asam amino semi esensial yang artinya tubuh dapat memproduksi asam amino ini dalam jumlah kecil, sehingga asupan dari luar
masih diperlukan. L – Arginin 2-amino-5-guanidinovaleric acid merupakan
asam amino dasar yang terdapat dalam cairan fisiologis tubuh. L – Arginin banyak
terdapat dalam seafood, semangka, kacang – kacangan, daging, konsentrat
proteinasi dan isolasi protein kedelai, namun rendah dalam susu mamalia Wu et al., 2009.
2.5.2 Metabolisme L – Arginin