Pada sel target androgen, testosteron secara enzimatik dikonversi menjadi DHT oleh isoenzim
mikrosomal 5α-reduktase-2 pada pH ± 5,5, sedangkan isoenzim lain 5α-reduktase-1 bekerja pada kulit dengan sekitar pH 8,0, tetapi tidak
aktif pada traktus urogenital. Setelah itu, DHT dan testosteron akan berikatan dengan reseptor protein spesifik di intraseluler. Gen yang mengkode protein ini
berada pada kromosom X. Ketika testosteron atau DHT berikatan dengan reseptor, terjadi perubahan sehingga dapat terjadi translokasi ke dalam nukleus
berikatan dengan importins Rn. Di dalam nukleus, kompleks reseptor androgen berikatan dengan elemen respon androgen di DNA sehingga mengaktivasi proses
transkripsi. Hasil ini kemudian disintesis oleh messenger RNA mRNA, kemudian di transport ke sitoplasma, dimana terjadi sintesis protein baru dan
terjadi respon androgen Braunstein, 2011.
2.3.3 Sekresi Testosteron
Hormon testosteron 95 dihasilkan oleh sel Leydig dalam testis dan 5 dihasilkan oleh zona retikularis kortex adrenal pada laki-laki. Testis juga
mengsekresi sebagian kecil dari DHT yang merupakan androgen poten dan dehidroepiandrosteron DHEA yang merupakan androgen lemah. Kemudian
secara serempak dikonfigurasikan sebagai glukoromida dan sulfat kemudian diekskresikan ke usus melalui empedu ataupun ke dalam urin melalui ginjal
Guyton dan Hall, 2005. Selain itu, sel Leydig juga mengsekresi sebagian kecil dari estradiol, estrone, pregnenolon, progesteron, 17α-hidroksipregnenolon, dan
17α-hidroksiprogesteron Braunstein, 2011.
Pelepasan testosteron mempunyai ritme sirkadian dengan levelnya pada sirkulasi mencapai puncaknya dalam darah pada pagi hari 08.00
– 10.00 dan terendah pada malam hari 18.00
– 20.00 Kapoor et al., 2005. Testosteron terutama disekresikan oleh testis. Kecepatan sekresi
testosteron 4 – 9 mghari 13,9 – 31,2 nmolhari dengan kadar testosteron serum
berkisar antara 300 – 1000 ngdL rata – rata 611±186 ngdL, testosteron bebas
50-210 pgml 1,7 – 7,28 pmolL Guyton dan Hall, 2005.
2.3.4 Sintesis Testosteron
LH merangsang sel Leydig melalui peningkatan pembentukan cyclic Adenosin Mono Phosphat cAMP. cAMP meningkatkan pembentukan kolesterol
dan ester – ester kolestrol. Sintesis ini dimulai dengan pengangkutan kolesterol ke
membran interna mitokondria oleh protein pengangkut Steroidogenic Acute Regulatory Protein StAR. Setelah berada pada posisi yang tepat, kolesterol akan
bereaksi dengan enzim pemutus rantai samping P450scc dan menjadi pregnenolon. Konversi pregnenolon menjadi testosteron dapat terjadi dalam 2
lintasan, yaitu Sherwood, 2007: -
lintasan progesteron atau lintasan ∆
4
jalur ini dapat dilihat pada sisi kanan gambar 2.2.
- lintasan dehidroepiandosteron atau lintasan ∆
5
dapat diliat pada sisi sebelah kiri gambar 2.2.
Gambar 2.7 Jalur Biosintesis Testosteron Brinkman, 2009
2.3.5 Kontrol Fungsi Testosteron