commit to user
26
BAB III DISKRIPSI INSTANSI
A. Sejarah Singkat Berdirinya Bappeda Kota Surakarta
Kota Surakarta didirikan pada tahun 1745, yang ditandai dengan berpindahnya Ibukota Keraton Mataram dari Kartasura ke Desa Sala setelah
terjadi pemberontakan Tionghoa atau Geger Pacinan yang dipimpin oleh RM. Garendi melawan kekuasaan Pakubowono II. Karena keraton rusak parah,
maka Pakubuwono II memerintahkan kepada Pangeran Wijil bersama Kyai Kalipah Buyut, Mas Penghulu Pekik Ibrahim serta Tumenggung Tirto Wiguno
untuk mencari lokasi ibukota Kerajaan Mataram Islam yang baru. Maka dibangunlah Keraton Mataram baru di Surakarta menurut pihak tertentu nama
asli Surakarta adalah Salakarta atau Sala. Desa Sala merupakan desa yang mempunyai Bandar pelabuhan besar di Kampung Mojo yang terletak di
pinngir Sungai Bengawan Solo. Terbentuknya daerah Surakarta sangat dipengaruhi pada masa
pemerintahan kolonial Belanda. Setelah adanya perjanjian Giyanti tahun 1755 dan perjanjian Salatiga 1757, yang berujung pada pembagian kerajaan
Mataram menjadi tiga bagian yaitu: Kasunanan Surakarta, Kasultan Jogyakarta, Mangkunegaran. Pada tahun 1874 reorganisasi daerah Surakarta
dilakukan oleh Pemerintah kolonial Belanda yang kemudian ditetapkan dalam Staad Blaad Nomor 37 tahun 1874 dan Nomor 9 tahun 1848.
Reorganisasi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda sesungguhnya hanya suatu upaya agar pemerintah daerah Surakarta
memberikan manfaat terhadap kepentingan pemerintahan mereka, selain itu hanyalah untuk memanfaatkan pemerintahan daerah Surakarta agar membantu
dan bekerjasama dengan pemerintah kolonial Belanda, sehingga pemerintahan kolonial Belanda dapat mengendalikan pemerintahan daerah Surakarta.
Setelah Kemerdekaan tahun 1945, Pemerintahan Daerah Surakarta mulai diatur Undang-Undang dari pusat. Pemerintah daerah Surakarta mulai
commit to user 27
dibentuk pada tahun 1950 berdasarkan Undang-Undang No. 16 tahun 1950 tentang pembentukan daerah-daerah Kota besar dalam lingkungan Provinsi
Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Daerah Istemewa Yogyakarta DIY. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, maka daerah Kota Surakarta
memiliki wewenang dalam menyelenggarakan pemerintahannya yaitu Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Sementara SKDPRS Kota Surakarta
pada tanggal 13 Maret 1956 tentang susunan pemerintahan daerah formasi daerah.
Dalam rangka
membantu Kepala
Daerah untuk
menentukan kebijaksanaan di Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah serta penilaian
atas pelaksanaannya, sesuai Keputusan Presiden No. 27 Tahun 1980 maka dibentuklah suatu badan yang menangani masalah perencanaan pembangunan,
yang disebut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda. Adapun pembentukan Bappeda Kota Surakarta ini berdasarkan Surat Keputusan
Walikota Surakarta No. 9 Tahun 1981, serta diperkuat dengan adanya intruksi Gubernur Kepala Daerah I tingkat Jawa Tengah No. 063 32 1981 tertanggal
18 Agustus 1981tentang pembentukan Bappeda Kota Surakarta. Pada tahun 2002, nama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda diganti
dengan Badan Perencanaan Daerah Bapeda berdasarkan Surat Keputusan Walikota Surakarta No. 9 tahun 2002. Kemudian pada tahun 2008, nama
Badan Perencanaan Daerah Bapeda diganti lagi seperti sebelumnya yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda. Hal ini mengacu pada
Peraturan WaliKota Surakarta No. 27 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi Tata Kerja Bappeda Kota Surakarta.
B. Visi dan Misi Bappeda Kota Surakarta