Penilaian Tekanan Panas Tekanan Panas

commit to user 19 di otak. Atas dasar pengaruh suhu panas demikian, terjadi peningkatan suhu badan penderita hiperpireksia. 4 Miliaria Miliaria adalah kelainan kulit, sebagai akibat keluarnya keringat yang berlebihan Suma’mur, 2009.

e. Penilaian Tekanan Panas

Penilaian tekanan panas dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang selanjutnya dapat digolongkan dalam : 1 Climatic factor : suhu udara, humidity, radiasi, kecepatan gerakan udara. 2 Non climatic factor : panas metabolisme, pakaian kerja, dan tingkat aklimatisasi Subaris dan Haryono, 2007. Terdapat beberapa cara untuk menetapkan besarnya tekanan panas, diantaranya adalah sebagai berikut : 1 Suhu Efektif Suhu efektif yaitu indeks sensoris tingkat panas rasa panas yang dialami oleh seseorang tanpa baju dan bekerja enteng dalam berbagai kombinasi suhu, kelembaban, dan kecepatan aliran udara. Kelemahan penggunaan suhu efektif adalah tidak memperhitungkan panas radiasi dan panas metabolisme tubuh. Untuk penyempurnaan pemakaian suhu efektif dengan memperhatikan panas radiasi, dibuat Skala Suhu Efektif Yang Dikoreksi Corected Effective Temperature Scale. Namun tetap saja commit to user 20 ada kelemahan pada suhu efektif yaitu tidak diperhitungkannya panas hasil metabolisme tubuh. 2 Prediksi Kecepatan Keluar Keringat selama 4 jamPredicted 4 hour sweat rate P4SR Prediksi Kecepatan Keluar Keringat selama 4 jam yaitu banyaknya prediksi keringat keluar selama 4 jam sebagai akibat kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan aliran udara serta panas radiasi. Nilai prediksi ini dapat pula dikoreksi untuk bekerja dengan berpakaian dan juga menurut tingkat kegiatan dalam melakukan pekerjaan. 3 Indeks Belding-Hacth Indeks Belding-Hacth yaitu kemampuan berkeringat orang standar yaitu orang muda dengan tinggi 170 cm dan berat badan 154 pon, dalam keadaan sehat dan memiliki kesegaran jasmani, serta beraklimatisasi terhadap iklim kerja panas. Dalam lingkungan panas, efek pendinginan penguapan keringat adalah mekanisme terpenting untuk mempertahankan keseimbangan termis badan. Maka dari itu, Belding dan Hacth mendasarkan indeksnya atas perbandingan banyaknya keringat yang diperlukan untuk mengimbangi panas dan kapasitas maksimal tubuh untuk berkeringat. Untuk menentukan indeks tersebut, diperlukan pengukuran suhu kering dan suhu basah, suhu bola, kecepatan aliran udara dan produksi panas sebagai akibat kegiatan melakukan pekerjaan. commit to user 21 Kelemahan Indeks Belding-Hacth adalah : a Dalam perusahaan dan terutama bagi bangsa ras yang berbeda, pengertian orang standar tidak bisa berlaku untuk keseluruhan. b Indeks didasarkan atas percobaan orang tanpa pakaian, sedangkan tenaga kerja melakukan pekerjaannya dengan berpakaian. Untuk itu, perlu koreksi sekitar 40 terhadap Indeks Belding-Hacth, jika digunakan untuk orang-orang yang bekerja. 4 Indeks Suhu Basah dan Bola ISBB Wet Bulb Globe Temperature Index WBGT Indeks ini digunakan sebagai cara penilaian terhadap tekanan panas dengan rumus : a Untuk yang bekerja pada pekerjaan dengan adanya paparan sinar matahari : ISBB = 0,7 x Suhu Basah + 0,2 x Suhu Radiasi + 0,1 Suhu Kering. b Untuk yang bekerja pada pekerjaan tanpa disertai penyinaran sinar matahari : ISBB = 0,7 x Suhu Basah + 0,3 x Suhu Radiasi Suma’mur, 2009. Dari hasil pengukuran ISBB tersebut selanjutnya disesuaikan dengan beban kerja yang diterima oleh pekerja, kemudian dilanjutkan pengaturan waktu kerja-waktu istirahat yang tetap dapat bekerja dengan aman dan sehat Tarwaka dkk, 2004. commit to user 22 Beban kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan tugas-tugas, lingkungan kerja dimana digunakan sebagai tempat kerja, ketrampilan, perilaku dan persepsi dari pekerja. Beban kerja kadang-kadang juga dapat didefinisikan secara operasional pada berbagai faktor seperti tuntutan tugas atau upaya-upaya yang dilakukan untuk melakukan pekerjaan Hart dan Staveland dalam Tarwaka, 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja adalah sebagai berikut : 1 Beban kerja oleh karena faktor eksternal Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja. Aspek beban kerja eksternal sering disebut sebagai stressor. Yang termasuk beban kerja eksternal adalah : a Tugas-tugas tasks Tugas-tugas yang dilakukan baik yang bersifat fisik seperti, stasiun kerja, tata ruang tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi atau medan kerja, sikap kerja, cara angkat-angkut, beban yang diangkat-angkut, alat bantu kerja, sarana informasi termasuk displai dan control, alat kerja, dan lain-lain. Sedangkan tugas- tugas yang bersifat mental seperti, kompleksitas pekerjaan atau tingkat kesulitan pekerjaan yang mempengaruhi tingkat emosi pekerja, tanggung jawab terhadap pekerjaan, dan lain-lain. b Organisasi kerja Organisasi kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja seperti, lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja commit to user 23 malam, sistem pengupahan, sistem kerja, musik kerja, model struktur organisasi, pelimpahan tugas, tanggung jawab dan wewenang, dan lain-lain. c Lingkungan kerja Lingkungan kerja yang dapat memberikan beban tambahan kepada pekerja adalah : 1 Lingkungan kerja fisik seperti : mikroklimat suhu udara ambien, kelembaban udara, kecepatan rambat udara, suhu radiasi, intensitas penerangan, intensitas kebisingan, vibrasi mekanis dan tekanan udara. 2 Lingkungan kerja kimiawi seperti : debu, gas-gas pencemar udara, uap logam, fume dalam udara, dan lain-lain. 3 Lingkungan kerja biologis seperti : bakteri, virus dan parasit, jamur, seranggga, dan lain-lain. 4 Lingkungan kerja psikologis seperti : pemilihan dan penempatan tenaga kerja, hubungan antara pekerja dengan pekerja, pekerja dengan atasan, pekerja dengan keluarga dan pekerja dengan lingkungan sosial yang berdampak kepada performansi kerja di tempat kerja. 2 Beban kerja oleh karena faktor internal Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi tersebut dikenal dengan strain. Berat ringannya commit to user 24 strain dapat dinilai baik secara objektif maupun subjektif. Penilaian secara objektif yaitu melalui perubahan reaksi fisiologis. Sedangkan penilaian secara subjektif dapat dilakukan melalui perubahan reaksi psikologis dan perubahan perilaku. Karena itu strain secata subjektif berkaitan erat dengan harapan, keinginan, kepuasan dan penilaian subjektif lainnya. Secara lebih ringkas faktor internal meliputi : a Faktor somatis, yaitu : jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan dan status gizi. b Faktor psikis, yaitu : motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasaan dan lain-lain Rodahl, Adiputra dan Manuaba dalam Tarwaka, 2010 Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan kebutuhan atau konsumsi energi. Penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode penilaian langsung dan metode penilaian tidak langsung. Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang dikeluarkan melalui asupan oksigen selama bekerja. Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan atau dikonsumsi. Meskipun metode dengan menggunakan asupan oksigen lebih akurat, namun hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat dan diperlukan peralatan yang cukup mahal. Sedangkan metode pengukuran tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama kerja. Kecepatan denyut jantung memiliki hubungan yang sangat erat dengan commit to user 25 aktivitas fungsi faal manusia lainnya Astrand dan Rodahl dalam Tarwaka, 2010. Salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen, kapasitas ventilasi paru dan suhu inti tubuh. Pada batas tertentu ventilasi paru, denyut jantung dan suhu tubuh mempunyai hubungan yang linier dengan konsumsi oksigen atau pekerjaan yang dilakukan Christensen dan Grandjean dalam Tarwaka, 2010. Denyut jantung adalah suatu alat estimasi laju metabolisme yang baik, kecuali dalam keadaan emosi dan vasodilatasi Konz dalam Tarwaka, 2010. Denyut nadi adalah frekuensi irama denyutdetak jantung yang dapat dipalpasi diraba dipermukaan kulit pada tempat-tempat tertentu Depdikbud, 1996. Tabel 1. Kategori Beban Kerja Menurut Frekuensi Denyut Nadi Per menit Beban Kerja Denyut Jantung denyut per menit Ringan Sedang Berat Sangat berat Sangat berat sekali 75-100 100-125 125-150 150-175 lebih dari 175 Sumber : Christensen dalam Tarwaka 2010 commit to user 26 Standar iklim kerja di Indonesia ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-51MEN1999 sesuai dalam tabel berikut : Tabel 2. Standar Iklim Kerja Variasi Waktu Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola ISBB C Kerja Ringan Kerja Sedang Kerja Berat Kerja terus menerus 8 jamhari 30,0 26,7 25,0 75 kerja 25 istirahat 30,6 28,0 25,9 50 kerja 50 istirahat 31,4 29,4 27,9 25 kerja 75 istirahat 32,2 31,1 30,0 Sumber : Kepmenaker 1999

f. Pengendalian Lingkungan Kerja Panas

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR TEKANAN PANAS DI INDUSTRI MEBEL CV.GION & RAHAYU KARTASURA, SUKOHARJO JAWA TENGAH

0 3 60

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA TERPAPAR PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH Perbedaan Tekanan Darah dan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Terpapar Panas di atas dan di bawah NAB di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

0 4 17

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA TERPAPAR PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB DI PT. ANEKA ADHILOGAM Perbedaan Tekanan Darah dan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Terpapar Panas di atas dan di bawah NAB di PT Aneka Adhilogam Karya

0 4 20

PERBEDAAN KEBUTUHAN AIR MINUM DAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA TERPAPAR IKLIM KERJA PANAS DI BAGIAN PENGECORAN Perbedaan Kebutuhan Air Minum dan Kelelahan Kerja pada Pekerja Terpapar Iklim Kerja Panas di Bagian Pengecoran Logam dan Finishing PT Aneka Ad

0 2 16

PERBEDAAN KELELAHAN KERJA YANG TERPAPAR IKLIM KERJA PANAS PADA PEKERJA BAGIAN PENGECEKAN DAN PERBAIKAN Perbedaan Kelelahan Kerja Yang Terpapar Iklim Kerja Panas Pada Pekerja Bagian Pengecekan Dan Perbaikan Di Pt. Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta

0 2 18

Perbedaan Tekanan Darah sebelum dan sesudah Terpapar Panas pada Pekerja di Industri Peleburan Logam,.

0 0 1

Hubungan Tekanan Panas dan Beban Kerja Fisik dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Wanita bagian Sewing CV. X Garment Sukoharjo.

0 0 10

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA TENAGA KERJA SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR TEKANAN PANAS DI PT. BAHAMA LASAKKA CEPER KLATEN.

0 0 10

Hubungan Tekanan Panas dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Bagian Produksi CV. Cahya Jaya Sukoharjo COVER

0 0 10

Perbedaan Tekanan Darah pada Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Terpapar Tekanan Panas di PT. Bahama Lasakka Ceper Klaten IMG 20150915 0001

0 1 1