Pengendalian Lingkungan Kerja Panas

commit to user 26 Standar iklim kerja di Indonesia ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-51MEN1999 sesuai dalam tabel berikut : Tabel 2. Standar Iklim Kerja Variasi Waktu Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola ISBB C Kerja Ringan Kerja Sedang Kerja Berat Kerja terus menerus 8 jamhari 30,0 26,7 25,0 75 kerja 25 istirahat 30,6 28,0 25,9 50 kerja 50 istirahat 31,4 29,4 27,9 25 kerja 75 istirahat 32,2 31,1 30,0 Sumber : Kepmenaker 1999

f. Pengendalian Lingkungan Kerja Panas

Untuk mengendalikan pengaruh pemaparan tekanan panas terhadap tenaga kerja perlu dilakukan koreksi tempat kerja, sumber- sumber panas lingkungan dan aktivitas kerja yang dilakukan. Koreksi tersebut dimaksudkan untuk menilai secara cermat faktor-faktor tekanan panas dan mengukur ISBB pada masing-masing pekerjaan sehingga dapat dilakukan langkah pengendalian secara benar. Disamping itu koreksi tersebut juga dimaksudkan untuk menilai efektifitas dari sistem pengendalian yang telah dilakukan di masing- masing tempat kerja. commit to user 27 Secara ringkas teknik pengendalian terhadap pemaparan tekanan panas di perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Mengurangi faktor beban kerja dengan mekanisasi 2 Mengurangi beban panas radian dengan cara : a Menurunkan temperatur udara dari proses kerja yang menghasilkan panas. b Relokasi proses kerja yang menghasilkan panas. c Penggunaan tameng anti panas dan alat pelindung yang dapat memantulkan panas. 3 Mengurangi temperatur dan kelembaban. Cara ini dapat dilakukan melalui ventilasi pengenceran dilution ventilation atau pendinginan secara mekanis mechanical cooling. Cara ini telah terbukti secara dramatis dapat menghemat biaya dan meningkatkan kenyamanan Bernard dalam Tarwaka dkk, 2004. 4 Meningkatkan pergerakan udara. Peningkatan pergerakan udara melalui ventilasi buatan dimaksudkan untuk memperluas pendinginan evaporasi, tetapi tidak boleh melebihi 0,2 mdetik. Sehingga perlu dipertimbangkan bahwa menambah pergerakan udara pada temperatur yang tinggi 40 o C dapat berakibat kepada peningkatan tekanan panas. 5 Pembatasan terhadap waktu pemaparan panas dengan cara : a Melakukan pekerjaan pada tempat panas pada pagi dan sore hari. commit to user 28 b Penyediaan tempat sejuk yang terpisah dengan proses kerja untuk pemulihan. c Mengatur waktu kerja-istirahat secara tepat berdasarkan beban kerja dan nilai ISBB Tarwaka dkk, 2004. Pengendalian terhadap tekanan panas dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah sebagai berikut : 1 Mengurangi beban kerja Panas metabolisme yang digunakan untuk bekerja merupakan penyumbang terbesar terhadap tambahan panas bagi seorang tenaga kerja. Mengurangi beban kerja dari berat ke beban kerja ringan dapat menurunkan tingkat tekanan panas, cara dalam mengurangi beban kerja umumnya termasuk penggunaan tenaga untuk peralatan kerja atau cara kerja baru untuk mengurangi upaya-upaya yang bersifat manual. 2 Menurunkan suhu udara Suhu udara dapat diturunkan dengan memasang ventilasi dengan cara pengenceran dan dengan pendinginan secara aktif. Ventilasi dengan cara pengenceran maksudnya memasukkan udara yang lebih dingan dari tempat lain dari luar ke dalam lingkungan tempat kerja panas, sehingga udara dingin bercampur dengan udara panas dan menurunkan suhu udara di dalam tempat kerja. Cara ini dapat dilaksanakan untuk mendinginkan seluruh ruangan atau hanya pendinginan setempat. commit to user 29 Pendinginan secara aktif diartikan sebagai pendinginan dengan mesin atau penguapan dengan pendinginan, udara yang akan digunakan didinginkan lebih dulu dengan mesin pendingin, selanjutnya baru dimasukkan ke lingkungan tempat kerja untuk mengencerkan udara lingkungan kerja panas. Suhu udara yang rendah dapat membantu baik mengurangi tambahan panas maupun mempertinggi kehilangan panas. Hal ini merupakan faktor yang sangat nyata dalam mengendalikan tekanan panas. 3 Menurunkan kelembaban udara Kecepatan penguapan keringat dengan pendinginan oleh udara dingin sangat dipengaruhi oleh kelembaban udara. Kecepatan pendinginan sering membatasai timbulnya tegangan panas dalam tubuh agar tidak menjadi berlebihan. Kecepatan penguapan dengan cara pendinginan dapat ditingkatkan dengan menurunkan kandungan air dalam udara. Air dapat dihilangkan dari udara dengan menggunakan mesin pendingin. Jadi tekanan panas diturunkan dengan menghilangkan uap air dalam udara dan menurunkan suhu udara. Dengan menggunakan ruangan yang dingin akan menurunkan tekanan panas, hal ini disebabkan oleh karena suhu udara dan kelembaban udara yang lebih rendah, sehingga meningkatkan kecepatan penguapan dengan pendinginan. commit to user 30 4 Menurunkan panas radiasi Panas radiasi dapat datang dari sumber dengan suhu permukaan yang tinggi. Bila suatu sumber panas dapat ditentukan atau dilokalisir diisolasi, maka panas radiasi dapat dikembalikan secara efektif dengan memasang lembaran logam aluminium sebagai perisai disekeliling sumber dapur tanpa menyentuh dinding dapur. Permukaan logam aluminium yang menghadap ke sumber dapur dibuat mengkilat. Ternyata dengan cara tersebut 95 energi panas radiasi yang dipancarkan dari sumber akan dipantulkan kembali, sedang yang 5 lainnya akan diabsorbsi oleh logam aluminium. Dengan cara demikian udara dibelakang logam aluminium akan tetap terasa dingin. 5 Meningkatkan gerakan udara Keuntungan dari peningkatan gerakan udara adalah dapat mempertinggi penguapan dengan pendinginan, dan pendinginan melalui konveksi terjadi bila suhu udara lebih kecil dari 35 o C. Bila suhu terletak antara 35 o C dan 40 o C, maka panas konveksi akan meningkat bila gerakan udara dinaikkan. Bila suhu diatas 40 o C, menaikkan gerakan udara sesungguhnya akan meningkatkan tekanan panas secara keseluruhan. Penurunan tekanan panas yang terbesar terjadi bila gerakan udara naik dari 1 meterdetik menjadi 2 meterdetik. Tidak ada commit to user 31 perbaikan lebih lanjut dalam penguapan dengan pendinginan udara melalui kecepatan udara 3 meterdetik Soeripto, 2008.

2. Kelelahan Kerja

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR TEKANAN PANAS DI INDUSTRI MEBEL CV.GION & RAHAYU KARTASURA, SUKOHARJO JAWA TENGAH

0 3 60

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA TERPAPAR PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH Perbedaan Tekanan Darah dan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Terpapar Panas di atas dan di bawah NAB di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

0 4 17

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA TERPAPAR PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB DI PT. ANEKA ADHILOGAM Perbedaan Tekanan Darah dan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Terpapar Panas di atas dan di bawah NAB di PT Aneka Adhilogam Karya

0 4 20

PERBEDAAN KEBUTUHAN AIR MINUM DAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA TERPAPAR IKLIM KERJA PANAS DI BAGIAN PENGECORAN Perbedaan Kebutuhan Air Minum dan Kelelahan Kerja pada Pekerja Terpapar Iklim Kerja Panas di Bagian Pengecoran Logam dan Finishing PT Aneka Ad

0 2 16

PERBEDAAN KELELAHAN KERJA YANG TERPAPAR IKLIM KERJA PANAS PADA PEKERJA BAGIAN PENGECEKAN DAN PERBAIKAN Perbedaan Kelelahan Kerja Yang Terpapar Iklim Kerja Panas Pada Pekerja Bagian Pengecekan Dan Perbaikan Di Pt. Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta

0 2 18

Perbedaan Tekanan Darah sebelum dan sesudah Terpapar Panas pada Pekerja di Industri Peleburan Logam,.

0 0 1

Hubungan Tekanan Panas dan Beban Kerja Fisik dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Wanita bagian Sewing CV. X Garment Sukoharjo.

0 0 10

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA TENAGA KERJA SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR TEKANAN PANAS DI PT. BAHAMA LASAKKA CEPER KLATEN.

0 0 10

Hubungan Tekanan Panas dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Bagian Produksi CV. Cahya Jaya Sukoharjo COVER

0 0 10

Perbedaan Tekanan Darah pada Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Terpapar Tekanan Panas di PT. Bahama Lasakka Ceper Klaten IMG 20150915 0001

0 1 1