infeksi gram negatif khususnya E. coli meningkat,sedangkan pada tahun 1950 yang meningkat adalah infeksi S.aureus. Pada tahun 1960 sampai dengan 1970,
infeksi Group B Streptococcus yang menonjol Berhman dkk, 1996. Pola kuman penyebab bakteriemia berbeda antar negara dan selalu berubah dari waktu ke
waktu. Di Australia, Amerika Serikat, Inggris, dan banyak negara maju lainnya, kuman penyebab bakteriemia onset dini adalah Group B Streptokokus dan E coli.
Di negara yang sedang berkembang, sebagian besar kuman penyebab bakteriemia adalah kuman gram negatif seperti Enterobacter sp, Klebsiella sp,
Coli sp dan Psudomonas sp, sedangkan Group B Streprokokkous yang merupakan kuman penyebab bakteriemia di negara-negara maju belum pernah ditemukan
pada negara berkembang Amir dkk, 2005. Menurut Wiswell 2001 dan Amir 2005, perbedaan pola kuman ini mempunyai arti penting dalam penatalaksanaan
bakteriemia, yaitu terhadap pemilihan antibiotik yang digunakan dan berkaitan dengan prognosis dan komplikasi jangka panjang yang mungkin terjadi.
Pemberian antibiotik hendaknya disesuaikan dengan pola kuman yang ada pada masing-masing unit perawatan Neonatus. Tidak adanya pola kuman yang
khas yang dapat digunakan sebagai pedoman terapi sementara menunggu hasil kultur selesai yang memakan waktu 3-5 hari merupakan salah satu penyebab
resistensi Hadinegoro, 2002. Oleh karena itu, uji mikrobiologi dan uji resistensi harus dilakukan secara rutin untuk memudahkan para dokter dalam hal memilih
antibiotik.
2.2. Neonatus
Periode Neonatus adalah 4 minggu pertama kehidupan sesudah lahir Kliegman, 1996
2.3. Pemeriksaan kultur darah
Untuk orang dewasa, volume darah yang perlu diambil adalah sebanyak 20 ml, sedangkan untuk pediatri volume darah yang perlu diambil adalah
berdasarkan tabel dibawah :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1.
Berat Badan Kg Total Volume
Yang Harus diambil
Pembagian
FAN BacT Alert
Aerobic atau
Botol Pediatri
FAN BacT Alert
Aerobic FAN BacT
Alert Anaerobic
1.5 1.0
X 4.0
1.0 X
4-13 3.0
X 13-25
10.0 X
X 25.0
20.0 X
X
Geisinger Health System, 2010
Untuk infeksi bakteri atau fungi, dua sediaan kultur harus disediakan untuk setiap pasien, sedangkan untuk sepsis mikobakterial, diperlukan 3 sediaan
kultur. Untuk setiap satu sediaan kultur darah juga harus diambil dari vena punksi yang berbeda. Setelah pembuluh darah diseleksi, kira-kira 5 cm pada area yang
akan dilakukan pengambilan sampel darah dilakukan disinfeksi dengan mengusapkan daerah tersebut dengan menggunakan kapas alkohol 70 dari
arah dalam keluar pada area yang akan dilakukan punksi vena. Daerah ini kemudianya dibersihkan pula dengan menggunakan povidone iodine 10 . Iodin
ini dibiarkan kering selama 1 hingga 2 menit. Sementara menunggu daerah tersebut kering, semua penutup plastik yang menutupi semua botol kultur dibuka,
dan rubber stopper harus dikontaminasi dengan alkohol 70 . Kemudian sebanyak 20 ml darah diambil dari tempat dilakukan punksi. Seterusnya tetap
menggunakan jarum yang sama pada semua tempat yang akan dilakukan punksi vena dan inokulasi pada setiap botol kultur. Setelah selesai, iodine pada kulit tadi
dibersihkan dengan menggunakan alkohol University of Pennsylvania Medical Center Guidelines, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1. Untuk penanganan sampel berikutnya adalah seperti langkah-langkah
berikut : •
Ambil darah sebanyak 1 – 3 cc dengan spuit. •
Buka segel botol Bactec dan disinfeksi dengan alkohol 70.
• Masukkan darah dengan cara langsung menusukkan jarum yang
digunakan untuk mengambil darah ke tutup karet botol Bactec yang telah didisinfeksi dengan alkohol.
• Bila botol Bactec tidak dapat dikirim segera ke laboratorium, simpan
botol tersebut di tempat yang aman pada suku kamar Jangan disimpan di ruangan dingin atau di dalam lemari es.
Geisinger Health System, 2010
Bila dilakukan di rumah sakit yang tidak mempunyai Bactec: •
Darah dimasukkan pada botol yang mengandung media BHI Brain Heart Infussion broth.
• Setelah ada pertumbuhan kuman ,yaitu apabila terdapat kekeruhan pada
media, dilakukan pengecatan Gram preliminary report kepada Klinisi.
• Dilakukan kultur pada media Blood Agar dan Mac.Conkey Agar, dan
seterusnya diikuti tes sensitivitas Tri Nur Krishna, 1988. •
Kesemua Botol BacT Alert harus diinkubasi pada suhu 35°C .
2.4. Uji Sensitivitas Antibiotik
Tes sensitivitas antibiotik dilakukan untuk menentukan sensitivitas bakteri yang diisolasi terhadap agen teraputik. Resistensi terhadap antibiotik dapat terjadi
secara alami atau didapat, dimana kesalahan dalam penggunaan antibiotik yang menyebabkan populasi terdedah terhadap organisme yang mempunyai gen untuk
meningkatkan resistensi. Sensitivitas bakteri yang disolasi terhadap antibiotik tertentu diukur berdasarkan Minimum Inhibitory Concenration MIC, yang
merupakan konsenrasi antibiotik terendah untuk tidak terlihatnya pertumbuhan bakteri setelah inkubasi Rapidmicrobiology, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Setiap sampel dikultur, yaitu mengisolasi bakteri penyebab infeksi dan diidentifikasi berdasarkan berbagai macam sifat bakteri dengan pewarnaan Gram
dan tes biokimia. Kemudian dilakukan uji sensitivitas dengan metode diffusi on agar menggunakan cakram antimikroba. Prosedur difusi-kertas cakram-agar yang
distandardisasikan metode Kirby-Bauer merupakan cara untuk menentukan sensitivitas antibiotik untuk bakteri. Sensitivitas suatu bakteri terhadap antibiotik
ditentukan oleh diameter zona hambat yang terbentuk. Semakin besar diameternya maka semakin terhambat pertumbuhannya, sehingga diperlukan standar acuan
untuk menentukan apakah bakteri itu resisten atau peka terhadap suatu antibiotik.
2.4.1. Faktor yang mempengaruhi metode Kirby-Bauer :
- Konsentrasi mikroba uji - Konsentrasi antibiotik yang terdapat dalam cakram
- Jenis antibiotik. - pH medium.
2.4.2. Cara kerja pengujian antibiotik dengan metode Kirby-Bauer :
a. Celupkan cotton bud cotton swab dalam biakan bakteri kemudian
tekan kapas ke sisi tabung agar air tiris. b. Ulaskan pada seluruh permukaan cawan Mueller-Hinton agar secara
merata. c. Biarkan cawan selama 5 menit.
d. Kertas cakram dicelupkan dalam larutan antibiotik dengan konsentrasi tertentu.
e. Angkat, biarkan sejenak agar tiris, selanjutnya letakkan kertas cakram pada permukaan agar.
f. Kertas cakram ditekan menggunakan pinset supaya menempel sempurna di permukaan agar.
g. Inkubasi pada suhu 37
o
C selama 24-48 jam. h. Ukur diameter zona hambat mm kemudian bandingkan dengan tabel
sensitivitas antibiotik.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Cara Kerja Pengujian Antibiotik Dengan Metode Kirby-Bauer
Gambar 4. Cara Pengukuran Diameter Zona Hambat Zona Jernih
Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar, 2008 i. Ukur diameter zona hambat zona jernih
Misalnya didapatkan zona hambat suatu bakteri berdiameter 26 mm untuk Eryhtromycin, maka interpretasinya adalah bakteri tersebut peka terhadap
antibiotik Eryhtromycin. Resistent : tahan
Intermediate : medium Susceptible : peka
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Bakteriemia Bakteriemia adalah ditemukan bakteri dalam darah.
3.2.2. Neonatus Neonatus merupakan periode 4 minggu pertama kehidupan sesudah lahir.
3.3. Cara ukur
Pengumpulan data.
3.4. Alat ukur
Catatan hasil pemeriksaan kultur darah di laboratorium Patologi Klinik. Neonatus
Pemeriksaan kultur darah
• Usia Kelahiran
Pola kuman penyebab bakteriemia
Uji sensitivitas kuman terhadap antibiotik
Universitas Sumatera Utara
3.5. Kategori
1. Sensitif terhadap antibiotika:
Adanya zona penghambatan daerah jernih di sekeliling cakram kertas.
2. Intermediate: Merupakan zona antara sensitif dan resisten. 3. Resisten terhadap antibiotika: t
idak terdapat zona penghambatan
di sekeliling cakram kertas.
3.6. Skala Pengukuran
Nominal
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian : Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif dengan pendekatan
retrospektif untuk mengetahui pola kuman dan sensivitas antibiotik kuman penyebab bakteriemia pada pasien neonatus di Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik, Medan. Penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang melakukan deksripsi mengenai fenomena yang ditemukan, baik faktor
resiko maupun efek atau hasil. Dalam studi retrospektif, peneliti mengevaluasi peristiwa yang sudah berlangsung Sastroasmoro, 2010.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Divisi Tropmed Instalasi Patologi Klinik
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Waktu pengumpulan data dilakukan dari Juli sampai dengan November 2010. Hal ini adalah
karena Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, merupakan rumah sakit yang mempunyai kerjasama dengan pihak Universitas Sumatera
Utara di samping berperan sebagai rumah sakit pendidikan. Selain itu, rumah sakit ini juga merupakan rumah sakit utama dan sering dikunjungi di Kota
Medan.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah semua pasien Neonatus yang melakukan pemeriksaan kultur darah di laboratorium Instalasi Patologi
Klinik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, Periode 1 Juli 2009 sampai dengan 30 Juni 2010. Jumlah populasi yaitu: pasien
Neonatus yang melakukan pemeriksaan kultur darah dalam periode 1 Juli 2009 sampai dengan 30 Juni 2010 di Divisi Tropmed Instalasi Patologi
Universitas Sumatera Utara
Klinik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah sebanyak 262 orang.
4.3.2. Sampel a. Sampel
Sampel adalah semua pasien Neonatus dengan hasil kultur darah positif di laboratorium Instalasi Patologi Klinik, Rumah Sakit Umum Pusat
Sakit Haji Adam Malik Medan. Didapatkan sebanyak 149 orang pasien neonatus dengan hasil pemeriksaan kultur darah positif yang merupakan
jumlah sampel dalam penelitian ini dari 262 orang pasien Neonatus yang melakukan pemeriksaan kultur darah.
4.4. Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling, dimana semua
pasien Neonatus dengan hasil kultur darah positif diambil sebagai sampel.
4.5. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat
dari catatan hasil pemeriksaan kultur darah pasien neonatus di Instalasi Patologi Klinik, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, pada
periode 1 juli 2009 sampai dengan 30 Juni 2010.
4.6. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS
Statistical Package for the Social Sciences versi 17, kemudian data dianalisis secara deskripsi dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel tabulasi
silang, distribusi, diagram bar serta diagram pie.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian