3.
Dapat memberikan ketentuan bahwa seorang perawat tidak boleh bekerja pada hari tertentu dengan dinas jaga tertentu.
Contoh: Dikarenakan sebuah alasan, perawat 17 tidak boleh bekerja pada hari ke 5 pada
dinas jaga pagi.Dalam kasus ini, variabel keputusan
5,17
tidak boleh diikutsertakan untuk setiap kendala yang menggunakan variabel keputusan ini.
Sehingga variabel
5,17
tidak akan termasuk dalam jadwal perawat.
Dengan mempertimbangkan kelebihan di atas, metode ini diharapkan dapat membantu pihak manajemen rumah sakit dalam menyusun jadwal perawat. Untuk
itulah penulis memilih judul,
“MODEL PENJADWALAN DINAS JAGA PERAWAT IGD MENGGUNAKAN METODE
GOAL PROGRAMMING ”.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan dalam tulisan ini adalah bagaimana memodelkan penjadwalan dinas jaga perawat IGD Nurse Scheduling menggunakan metode Goal Programming.
1.3 Batasan Masalah
Tulisan ini dibatasi pada kendala-kendala sebagai berikut 1.
Penjadwalan perawat dibuat untuk periode yang ditentukan. 2.
Penjadwalan perawat tidak memperhatikan variabel biaya. 3.
Penjadwalan perawat tidak melibatkan hari istimewa khusus. 4.
Jumlah dinas jaga perawat adalah 3 dinas jaga dalam sehari, yaitu dinas jaga pagi, sore, dan malam.
5. Data yang digunakan merujuk pada Syaer 2012.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh model penjadwalan dinas jaga perawat IGD menggunakan metode Goal Programming.
1.5 Kontribusi Penelitian
Tulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam penyusunan jadwal perawat agar dicapai pelayanan rumah sakit yang lebih baik dan juga sebagai
aplikasi dari metode Goal Programmingdalam kehidupan nyata.
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian literatur yang disusun berdasarkan rujukan pustaka dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan study yang berhubungan dengan Goal Programming dari internet
berupa jurnaldan dari buku. 2.
Mengambil contoh penjadwalan perawat agar dapat teliti kendala-kendala yang terjadi.
3. Memodelkan contoh menggunakan pendekatan Goal Programming.
4. Menganalisis dan melakukan pembahasan menggunakan software.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Penjadwalan Perawat
2. 1.1 Konsep Penjadwalan
Penjadwalan adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing- masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu kegiatan hingga tercapai hasil
yang optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada.Husen, 2008.
Penjadwalan tenaga kerja dapat dikategorikan sebagai hal yang cukup penting untuk diperhatikan karena memiliki karakteristik yang spesifik dan kompleks, antara
lain kebutuhan karyawan yang berfluktasi, tenaga kerja yang tidak bisa disimpan, dan faktor kenyamanan pelanggan.
Secara umum penjadwalan mempunyai manfaat-manfaat sebagai berikut: 1.
Memberikan pedoman terhadap pekerjaaankegiatan mengenai batas-batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.
2. Memberikan alat bagi pihak manajemen untuk mengkoordinir secara
sistematis dan realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu.
3. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.
4. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan.
5. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Konsep Keperawatan
Menurut undang- undang tentang keperawatan, keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Mutu pelayanan di rumah sakit sangat ditentukan oleh pelayanan keperawatan atau asuhan keperawatan. Perawat sebagai pemberi jasa keperawatan merupakan
ujung tombak pelayanan di rumah sakit, sebab perawat berada 24 jam dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat di rumah sakit umumnya di bagi dalam
perawat rawat inap, perawat rawat jalan dan perawat Instalasi Gawat Darurat. Namun ditinjau dari sibuknya tugas dan tanggung jawab pekerjaannya, perawat Instalasi
Gawat Darurat memiliki tugas dan tanggung jawab yang lebih besar.
Adapun tugas dan tanggung jawab perawat Instalasi Gawat Darurat menurut Prianto, adalah:
1. Mempersiapkan fasilitas dan lingkungan IGD untuk kelancaran pelayanan
dan memudahkan pasien dalam menerima pelayanan. 2.
Melayani pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku. 3.
Melakukan tindakan medisintervensi kepada pasien sesuai dengan kapasitasnya.
4. Membantu dokter dalam memberikan pelayananpertolongan pertama
kepada pasien dalam keadaan darurat. 5.
Memelihara peralatan kesehatanmedis agar selalu dalam keadaan siap pakai.
6. Menciptakan hubungan kerjasama yag baik dengan pasien dan keluarganya
maupun sesama petugas. 7.
Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien sesuai dengan batas kemampuannya, dengan cara:
a. Mengamati keadaan pasien tanda vital, kesadaran, keadaan mental,
keluhan utama.
Universitas Sumatera Utara
b. Melaksanakan anamesa.
c. Mempersiapkan formulir untuk penyelesaian administrasi.
seperti: surat keterangan istirahat sakit, resep obat untuk dirumah, surat rujukan atau pemeriksaan ulang, perincian biaya pengobatan pasien.
d. Memberikan penyuluhkan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien, mengenai: diit,
pengobatan yang
perlu dilanjutkan,pentingnya
pemeriksaan ulangkontrol di rumah sakit,puskesmas atau instalasi pelayanan
kesehatan lainya, dan cara hidup sehat pengaturan istirahat, makanan yang bergizi.
8. Melatih pasien menggunakan alat bantu yang digunakan.
9. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah
misalnya: merawat luka, melatih angota gerak dan mengatur diit, kepatuhan minum obat serta pantangan yang tidak boleh dilakukan.
10. Mengatur pasien yang akan dirawat sampai ke ruangan yang dituju.
11. Mengatur pasien yang akan pulang sampai di pintu keluar ruang IGD bila
keadaan memungkinkan. 12.
Melakukan pengecekan alat setiap pergantian shift serta membersihkan, merapikan, dan menyiapkan alat setelah dipakai untuk tindakan berikutnya.
13. Melakukan pengecekan obat serta melengkapi perlengkapan obat setelah
obat dipakai dengan cara mengambil pergantian obat dari pasien. 14.
Membuat laporan harian pasien. 15.
Membuat asuhan keperawatan melengkapi status IGD. 16.
Melakukan perhitungan dan pencatatan perincian biaya pasien IGD yang dilakukan oleh perawat dinas jaga malam dan perawat dinas jaga pagi
melaporkannya ke bagian keuangan setiap harinya.
2.1.3 Konsep Penjadwalan Perawat
Masalah penjadwalan karyawan banyak dijumpai pada industri jasa, salah satunya di rumah sakit.Sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-undang nomor 44 tahun
2009 tentang rumah sakit bahwa salah satu tujuan penyelenggaraan rumah sakit
Universitas Sumatera Utara
adalah meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan kesehatan. Untuk meningkatkan mutu dan standar itu, rumah sakit diharuskan memiliki sistem
penjadwalan yang berkualitas dikarenakan padatnya sistem pelayanan yang ada di dalamnya. Salah satu penjadwalan yang harus diperhatikan adalah penjadwalan
perawat. Baik atau tidaknya sistem pelayanan yang ada di rumah sakit dapat ditentukan oleh sistem penjadwalan perawat yang ada.
Pada umumnya, penjadwalan perawat di Indonesia diklasifikasikan dalam sistem penjadwalan dinas jaga atau shift, yaitu dinas jagapagi, dinas jagasoredan dinas
jagamalam. Namun bagi sebagian perawat, tuntutan untuk bekerja di malam hari,liburan dan akhir pekan sering menimbulkan stres dan frustasi. Penjadwalan yang
kaku adalah kontributor utama terhadap ketidakpuasan kerja di pihak perawat. Jika perawat tidak dapat memberikan saran terhadap jadwal kerja, semangat para perawat
dapat berkurang. Perasaan tidak berdaya ini berperan dalam meningkatkan rasa amarah di kalangan perawat profesional. Oleh karena itu, penjadwalan merupakan
faktor yang penting dalam menentukan ketidakpuasan kerja atau kepuasan kerja. Manajer sebagai orang yang bertanggung jawab untuk menyusun jadwal kerja
sebaiknya secara berkala melakukan evaluasi kepuasan pegawai terhadap sistem penjadwalan yang sedang berlaku. Dengan membantu pegawai yang merasa
mempunyai kendala terhadap penjadwalan dinas jaga, manajer dapat memperbaiki kepuasan kerja pegawai.Bessie, at al, 2010.
Setiap tipe penjadwalan memiliki keuntungan dan kerugian. Karena beberapa penjadwalan mengharuskan pembayaran uang lembur, hasil kepuasan perawat harus
dipertimbangkan terhadap peningkatan biaya. Selain itu, perpanjangan dinas jaga dari delapan jam sampai sepuluh atau dua belas jam dapat menyebabkan peningkatan
kesalahan penilaian klinis karena perawat keletihan. Untuk alasan ini, banyak organisasi membatasi jumlah hari berturut-turut seseorang perawat dapat bekerja di
perpanjangan dinas jaga. Akhirnya, pemakaian perawat paruh waktu atau tambahan yang berlebihan dapat menyebabkan kontinuitas asuhan keperawatan yang buruk.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Metode Goal Programming
2.2.1 Pendahuluan
Goal Programming atau yang dikenal dengan Program Tujuan Ganda PTG merupakan modifikasi atau variasi khusus dari program linier. Goal Programming
bertujuan untuk meminimumkan jarak antara atau deviasi terhadap tujuan, target atau sasaran yang telah ditetapkan dengan usaha yang dapat ditempuh untuk mencapai
target atau tujuan tersebut secara memuaskan sesuai dengan syarat-ikatan yang ada, yang membatasinya berupa sumber daya yang tersedia, teknologi yang ada, kendala
tujuan, dan sebagainya .Nasendi, 1985.
Goal Programming pertama kali diperkenalkan oleh Charnes dan Coopers 1961. Charnes dan Coopers mencoba menyelesaikan persoalan program linier
dengan banyak kendala dengan waktu yang bersamaan. Gagasan itu berawal dari adanya program linier yang tidak bisa diselesaikan karena memiliki tujuan ganda.
Charnes dan Coopers mengatakan bahwa jika di dalam persamaan linier tersebut terdapat slack variable dan surplusvariable variable deviasi atau penyimpangan di
dalam persamaan kendalanya, maka fungsi tujuan dari persamaan tersebut bisa dikendalikan yaitu dengan mengendalikan nilai ruas kiri dari persamaan tersebut agar
sama dengan nilai ruas kanannya. Inilah yang menjadi dasar Charnes dan Coopers mengembangkan metode Goal Programming.
2.2.2 Perbedaan Program Linier dengan Goal Programming
Program linier merupakan suatu metode pendekatan terhadap masalah pengambilan keputusan yang hanya melibatkan satu tujuan single goal. Program linier digunakan
untuk mengalokasikan sumber daya langka yang ada supaya mencapai tujuan yaitu meminimumkan atau memaksimumkan suatu permasalahan. Contoh permasalahan
yang harus dimaksimumkan adalah keuntungan dan penjualan produk, sedangkan contoh permasalahan meminimumkan adalah biaya dan kerugian.Untuk lebih jelas
dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Perbedaan Program Linier dan Goal Programming
No Program Linier
Goal Programming
1. Fungsi
tujuannya hanya
mengandung satu tujuan saja. Satu
atau beberapa
fungsi tujuan
digabungkan dalam sebuah fungsi tujuan 2.
Fungsi tujuannya bisa maksimasi atau minimasi.
Fungsi tujuannya adalah meminimumkan penyimpangan-penyimpangan dari
beberapa tujuan tertentu. 3.
Mengekspresikan tujuan dalam bentuk sebuah kendala goal constraint,
Memasukkan variabel
simpangan deviational variable dan menggabungkan
variabel simpangan dalam fungsi tujuan. 4.
Mengidentifikasi solusi optimum dari suatu himpunan
solusi layak. Mencari titik yang paling memuaskan dari
sebuah persoalan dengan beberapa fungsi tujuan.
Sumber: Mulyono, 2007.
2.2.3 Konsep Goal Programming
Goal Programming pada umumnya digunakan pada masalah-masalah linier dengan memasukkan berbagai tujuan dalam formulasi modelnya. Tujuan-tujuan yang ingin
dicapai dinyatakan sebagai goal dan dipresentasikan secara numerik. Namun kenyataannya goal yang ingin dicapai tidak selalu dapat diselesaikan secara
bersamaan karena terdapat penyimpangan-penyimpangan atau sering disebut dengan deviasi. Oleh sebab itu dalam Goal Programming, tujuan yang telah dinyatakan dalam
goal tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu.
Solusi yang ingin dicapai adalah meminimumkan penyimpangan tujuan-tujuan yang terdapat pada masing-masing goal. Fungsi tujuan dalam Goal Programming
dinyatakan sebagai minimasi penyimpangan dari fungsi pencapaian goal.
Universitas Sumatera Utara
Adapun bentuk umum dari metode Goal Programmingadalah: Meminimumkan Z =
+
+
=1 −
Kendalanya ∶ �
−
+
+
−
=
=1
� �
� =1
= 1, 2, … ,
= 1, 2, … ,
= 1, 2, … ,
,
+
,
−
Keterangan :
+
= deviasi penyimpangan positif
−
= deviasi penyimpangan negatif �
= koefisien fungsi kendala tujuan = variabel pengambilan keputusan
= tujuan atau target yang ingin dicapai � = koefisien fungsi kendala sistem
�
�
= sumber daya yang tersedia
2.2.4 Terminologi Goal Programming
Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam Goal Programmingmenurut Budiman 2009 adalah:
a. Variabel Deviasi