Mayoritas responden menyatakan setuju untuk memakai sepatu dengan ukuran yang sesuai dengan kaki 66,7. Sikap responden ini didukung juga oleh
pengetahuan responden yang mayoritas menyatakan memakai alas kaki yang sesuai dengan ukuran dan bentuk kaki. Pada hasil penelitian Ariyanti 2012
didapatkan hasil bahwa pemilihan alas kaki yang baik berpeluang untuk mencegah risiko ulkus kaki diabetes sebesar 0,2 kali dibandingkan dengan
diabetesi yang memiliki pemilihan alas kaki yang buruk.
2.4 Tindakan Responden
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 35 responden yang memiliki tindakan baik dalam melakukan perawatan kaki. Hasil penelitian lain yakni yang
dilakukan Desalu, et al., 2009 di Nigeria melaporkan bahwa 10,2 responden yang memiliki tindakan yang baik dalam melakukan perawatan kaki. Berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan Rakesh, et al., 2013 melaporkan bahwa 67 responden memiliki tindakan yang baik dalam melakukan perawatan kaki.
Studi lain melaporkan bahwa kebanyakan pasien diabetes menganggap perawatan kaki penting untuk pencegahan kaki diabetik tetapi hanya setengah dari
mereka memeriksa mereka setiap hari. Alasannya adalah kesulitan mereka dalam perawatan kaki yang waktu singkat sejak diagnosis kurang dari satu tahun,
kurangnya kesadaran pasien akan kondisi kaki, pemeriksaan kaki dilakukan hanya dalam kunjungan tindak lanjut, pasien diabetes yang tidak menyadari kebutuhan
untuk memeriksa kaki mereka, usia yang semakin menua membuat pemeriksaan kaki sulit, dan tidak ada keluarga mendukung Rocha et al, 2008
Universitas Sumatera Utara
Pada lampiran distribusi soal tindakan, mayoritas responden selalu menggunting kuku dengan rata dan tidak terlalu dekat dengan kulit 92,8, hal
ini didukung juga dengan pengetahuan responden yang baik yakni mayoritas responden menjawab dengan benar bahwa menggunting kuku dengan rata dan
tidak terlalu dekat dengan kulit 97,5. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rocha, et al., 2005 bahwa 50 responden memotong kuku
dengan sangat pendek dan bulat. Pada pernyataan selalu memeriksa kaki setiap hari, hanya 10,8
responden yang menyatakan selalu melakukannya sedangkan pada lampiran soal pengetahuan dapat dilihat bahwa mayoritas responden menjawab benar bahwa
pemeriksaan kaki harus dilakukan setiap hari 74,2. Pada penelitian yang dilakukan di tiga rumah sakit di Nigeria oleh Desalu, et al., 2009 bahwa 40,9
responden selalu memeriksa kaki nya setiap hari. Penelitian oleh Rakesh, et al., 2013 melaporkan bahwa 71 responden selalu memeriksa kakinya setiap hari
dan hasil ini tidak berbeda dengan pertanyaan yang sama pada tingkat pengetahuan. Pemeriksaan kaki yang dilakukan setiap hari akan membantu
mengurangi komplikasi di kaki seperti ulkus diabetes. Hal ini berhubungan dengan kemudahan pelaksanaaanya karena bersifat mandiri dan tidak memerlukan
peralatan khusus Wright Ojo, 2012. Pada pernyataan mencuci kaki dengan air hangat 49,8 responden tidak
pernah melakukannya. Berbeda dengan hasil penelitian Desalu, et al., 2009 46 responden menyatakan selalu melakukannya setiap hari. Responden memiliki
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan yang baik untuk mencuci kaki dengan air hangat 85, dan 50 responden menyatakan setuju untuk mencuci kaki dengan air hangat. Ada 3 faktor
yang mempengaruhi terbentuknya tindakan yakni faktor predisposisi, dan faktor pemungkin, faktor penguat. Pengetahuan dan sikap adalah faktor predisposisi
terbentuknya suatu tindakan. Terkadang individu memiliki pengetahuan dan sikap yang baik, namun individu tersebut tidak berkeinginan untuk melakukannya
karena tidak adanya faktor penguat. Faktor penguat adalah faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya suatu tindakan, misalnya motivasi Notoatmodjo,
2005 Pada pernyataan untuk meminyaki kaki dengan pelembab, 30,8
responden menjawab jarang melakukannya dan 49,2 responden menjawab tidak pernah melakukannya. Hasil ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian
Rocha, et al., 50 responden tidak meminyaki kaki dengan pelembab. Heitzman 2010 menyatakan bahwa kaki harus tetap bersih, kering, dan lembut. Lotion
dapat digunakan pada puncak atau bawah kaki dan bukan antara jari-jari kaki. Mayoritas responden menjawab tidak pernah mengeringkan sela-sela jari
kakinya 45,8. Pada distribusi soal, 72,5 responden memiliki pengetahuan benar untuk mengeringkan sela-sela jari kaki, dan 57,5 responden menyatakan
sikap setuju untuk mengeringkan sela-sela jari kaki. Menurut Karr, selain pengetahuan dan sikap yang mendukung terbentuknya tindakan diperlukan juga
dukungan dari masyarakat sekitar social support. Hal ini dilakukan untuk memperoleh legitimasi dari tindakan yang dilakukan. Jika tidak memperoleh
Universitas Sumatera Utara
dukungan dari masyarakat sekitarnya, maka individu akan merasa kurang atau tidak nyaman dalam melakukannya Notoatmodjo, 2005
Mayoritas responden menyatakan jarang melakukan senam kaki 40,8. Pada distribusi soal, 82,5 responen memiliki pengetahuan yang benar untu
melkaukan senam kaki setiap hari terutama ketika kaki terasa dingin, dan mayoritas responden menyatakan setuju untuk melakukan senam kaki setiap hari
53,3. Menurut Karr, selain pengetahuan dan sikap yang mendukung terbentuknya tindakan diperlukan juga dukungan dari masyarakat sekitar social
support. Hal ini dilakukan untuk memperoleh legitimasi dari tindakan yang dilakukan. Jika tidak memperoleh dukungan dari masyarakat sekitarnya, maka
individu akan merasa kurang atau tidak nyaman dalaam melakukannya Notoatmodjo, 2005
2.5 Perilaku Responden