Perilaku Responden Pembahasan 1 Karakteristik responden tentang perilaku perawatan kaki pada pasien

dukungan dari masyarakat sekitarnya, maka individu akan merasa kurang atau tidak nyaman dalam melakukannya Notoatmodjo, 2005 Mayoritas responden menyatakan jarang melakukan senam kaki 40,8. Pada distribusi soal, 82,5 responen memiliki pengetahuan yang benar untu melkaukan senam kaki setiap hari terutama ketika kaki terasa dingin, dan mayoritas responden menyatakan setuju untuk melakukan senam kaki setiap hari 53,3. Menurut Karr, selain pengetahuan dan sikap yang mendukung terbentuknya tindakan diperlukan juga dukungan dari masyarakat sekitar social support. Hal ini dilakukan untuk memperoleh legitimasi dari tindakan yang dilakukan. Jika tidak memperoleh dukungan dari masyarakat sekitarnya, maka individu akan merasa kurang atau tidak nyaman dalaam melakukannya Notoatmodjo, 2005

2.5 Perilaku Responden

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh organisme atau mahluk hidup. Notoatmodjo 2005 mengatakan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus dan perubahan yang terjadi tergantung pada kualitas stimulus yang diberikan pada organisme. Pada penelitian ini mayoritas responden memiliki perilaku cukup dalam melakukan perawatan kaki 57,5 Lawrence Green dalam Notoatmodjo 2005 menyatakan bahwa ada 3 faktor utama yang menentukan perilaku yakni 1 faktor predisposisi pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, 2 faktor pemungkin fasilitas, dan 3 faktor Universitas Sumatera Utara penguat yakni dukungan masyarakat sekitar. Pada hasil penelitian didapatkan mayoritas pengetahuan dan sikap responden untuk melakukan pemeriksaan kaki setiap hari adalah baik namun mayoritas responden jarang melakukan pemeriksaan kaki setiap hari. Pelaksanaanya hanya membutuhkan cermin untuk membantu pemeriksaan kaki lebih teliti. Terkadang individu memiliki pengetahuan dan sikap yang baik, namun individu tersebut tidak berkeinginan untuk melakukannya karena tidak adanya faktor penguat yakni dukungan masyarakat sekitar, misalnya dukungan keluarga. Hasil penelitian yang dilakukan Ariani 2011 menjelaskan bahwa pasien diabetes melitus yang memiliki dukungan keluarga yang baik memiliki peluang 4,97 kali menunjukkan efikasi diri yang baik dibandingkan responden yang memiliki dukungan keluarga yang cukup. Notoatmodjo 2005 menyatakan bahwa perilaku terbentuk dalam diri seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor yakni 1 faktor internal perhatian, motivasi, persepsi, inteligensi, fantasi, dan 2 faktor eksternal sosial budaya,politik, dan ekonomi. Mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik untuk meminyaki kaki dengan pelembab, namun mayoritas sikap tidak setuju dan tidak pernah melakukannya. Hal ini bisa terjadi jika responden tidak memiliki motivasi untuk melakukannya. Motivasi sebagai salah satu faktor internal adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk berperilaku tertentu. Motivasi yang dapat menggerakkan individu untuk melakukan suatu perilaku tergantung pada 1 seberapa yakin orang tersebut terhadap hubungan antara usaha dan keberhasilan, dan 2 hubungan antara keberhasilan dan imbalan yang akan Universitas Sumatera Utara diperoleh, serta 3 seberapa bernilainya imbalan tersebut baginya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ariani 2011 bahwa pasien diabetes melitus tipe 2 yang memiliki motivasi baik menunjukkan efikasi diri yang baik. Notoatmodjo 2005 mengatakan bahwa persepsi merupakan faktor internal yang sangat mempengaruhi perilaku individu. Persepsi adalah suatu proses otomatis untuk mengenali stimulus yang kita terima. Persepsi yang kita miliki ini dapat mempengaruhi tindakan kita. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi persepsi adalah kebutuhan. Pada hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik dan setuju untuk selalu mencuci kaki dengan air hangat, namun pada praktik mayoritas responden tidak pernah mencuci kaki dengan air hangat. Hal ini dapat dipengaruhi persepsi responden yang menyatakan bahwa mencuci kaki dengan air hangat bukanlah suatu kebutuhan. Persepsi adalah satu faktor internal yang mempengaruhi perilaku individu. Faktor internal yang dapat mempangaruhi persepsi adalah harapan. Harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi individu terhadap stimulus. Pada penelitian ini mayoritas responden memiliki pengetahuan,sikap,dan tindakan yang baik untuk melaporkan setiap kerusakan pada tenaga kesehatan. Hal ini dapat terjadi karena adanya harapan responden untuk meminimalkan terjadinya masalah pada kaki. Penelitian Rogers 1974 dalam Notoatmodjo 2003, mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, pertama kali yang terjadi di Universitas Sumatera Utara dalam dirinya adalah menyadari adanya stimulus, tertarik terhadap stimulus, dan mempertimbangkan baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Kemudian mencoba perilaku baru dan berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Pada penelitian ini mayoritas responden jarang melakukan senam kaki setiap hari. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya kesadaran responden untuk melakukan senam kaki setiap hari. Yanti 2009 menyatakan kesadaran diri sangat dibutuhkan sebagai dasar dalam meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku pasien DM agar terhindar dari komplikasi yang akan memperburuk keadaan sakitnya. Menurut Tambunan 2002 senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki deformitas.

3. Keterbatasan penelitian