PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
17
Kegiatan Belajar 4 Asesmen Respon Uraian Essay Response Assessment
1 . Uraian Materi
Asesmen respon uraian adalah pertanyaan atau soal yang jawabannya tidak tersedia dan berbentuk uraian atau karangan. Asesmen uraian ini dapat dibagi menjadi tipe uraian objektif
dan tipe uraian bebas.
2. Tes Uraian Objektif
Bentuk soal uraian objektif sangat tepat digunakan untuk bidang matematika, dan IPA, karena kunci jawabannya hanya satu. Pengerjaan soal ini melalui suatu prosedur atau langkah-
langkah tertentu. Setiap langkah ada skornya. Objektif di sini dalam arti apabila diperiksa oleh beberapa guru dalam bidang studi tersebut hasil penskorannya akan sama. Pertanyaan pada
bentuk soal ini diataranya adalah: hitunglah, tafsirkan, buat kesimpulan.
Soal berbentuk uraian objektif ini jawaban benar hanya satu. Soal tipe uraian objektif ini:
1 cocok digunakan untuk asesmen pada mata pelajaran yang batasnya jelas eksakta; 2 bobot skor tiap butir soal bisa tidak sama; dan 3 bisa digunakan untuk mengukur berpikir
tingkat tinggi, diperlukan pedoman penskoran secara analitik, yaitu tiap langkah diberi skor yang besarnya bisa tidak sama.
Contoh, butir soal: Bus mula-mula diam kemudian bergerak dengan percepatan tetap 2 ms
2
selama 8 sekon, setelah itu bergerak dengan kecepatan konstan selama 10 sekon. Karena di depan tiba-tiba muncul seorang menyeberang maka bus mengerem dengan perlambatan 2 ms
2
selama 3 sekon sampai berhenti. Tentukan jarak yang ditempuh oleh bus tersebut selama 3 sekon pengeremannya. ? Skor maksimal 20.
PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
18
Langkah Kunci Jawaban
Skor
1 Gerakan I : v
t1
= v
01
+ a
1
t
1
= 0 + 2 x 8 = 16 ms diperlambat 5
2 Gerakan II : S
1
= v
t1
.t
2
= 16 x 10 = 160 m kecepatan konstan 5
4 Gerakan III : v
t1
= v
02
= 16 ms diperlambat, v
t2
= 0 = berhenti
→
diperlambat 5
5 2 a
3
S
2
= v
t2 2
- v
02 2
→
S
2
=
64 4
256 2
2 16
2
= =
− −
m 5
Skor maksimum 20
3. Tes Uraian Bebas
Tes bentu uraian bebas esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Tes esai dapat digunakan untuk
mengukur tujuan-tujuan khusus yang berupa pengertian, sikap, perhatian dan ekspresi verbal. Bila dihubungkan dengan kemampuan kognitif Blomm, maka tes tersebut sangat berguna sekali
untuk mengukur kemampuan: aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi. Soal-soal bentuk uraian bebas biasanya jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 5 -10 buah soal dalam waktu kira-kira 90
– 120 menit. Soal-soal bentuk esai ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisasi, menginterpretasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki.
Soal berbentuk uraian dengan jawaban benar lebih dari satu. Soal tipe uraian bebas ini 1 cocok untuk bidang studi ilmu-ilmu sosial, yang jawaban benar bisa lebih dari satu atau
bervariasi, 2 bisa menggali kemampuan penalaran, 3 tingkat berpikir yang diukur bisa tinggi, dan 4 agar penyekoran menjadi objektif diperlukan pedoman penskoran yang jelas.
Bila jawaban yang benar lebih dari satu, maka kunci jawaban dibuat bersifat umum berupa pokok-pokok pikiran.
PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
19 Contoh: Peserta didik dapat mendiskrisikan alasan warga negara Indonesia bangga menjadi
bangsa Indonesia. Butir soal: Tuliskan alasan yang membuat anda berbaga menjadi sebagai bangsa Indonesia.
Kriteria jawaban Rentang Skor
Kebanggaan yang berkaitan dengan kekayaan alam 0 - 2
Kebanggaan yang berkaitan dengan keindahan tanah air Idonesia pemandangan alamnya, geografisnya, dll
0 - 2 Kebanggaan yang berkaitan dengan keaneragaman budaya, suku, adat istiadat tetapi
tetap bersatu 0 - 2
Kebanggaan yang berkaitan dengan keramah-tamahan masyarakat Indonesia 0 - 2
Skor maksimum 8
a. Rambu-rambu Penyusunan Soal Uraian
Begitu pula ada beberapa rambu-rambu dalam penyusunan soal uraian agar dihasilkan kualitas soal yang baik yang mampu mengukur hasil belajar siswa. Rambu-rambu penulisan soal
uraian tersebut antara lain disajikan sebagai berikut: 1 soal sesuai dengan indikator, 2 materi yang ditanyakan adalah yang bermakna atau bermanfaat bagi siswa, 3 arah pertanyaan
memberikan jawaban yang pasti, 4 tidak terlalu mudah atau sulit, 5 tersedia kunci jawaban dan pedoman penyekoran, 6 disertai dengan pembobotan tiap nomor bila perlu, 7
menggunakan bahasa Indonesia yang baku, 8 menggunakan perintah yang operasional, 9
menggunakan kata-kata sesuai dengan tingkatan ranah, dan 10 hindari penggunaan kata-kata bermakna ganda.
b. Tingkatan Ranah
Tingkatan ranah diuraikan seperti pada tingkatan ranah kognitif yang meliputi tingkatan C1, tingkatan C2, tingkatan C3, tingkatan C4, tingkatan C5, dan tingkatan C6.
c. Aplikasi Penyusunan Soal Uraian
■ Soal Tingkat C1
Siswa diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana. Kata yang
dapat digunakan
antara lain
kata: mendifinisikan,
mendeskripsikan, mengidentifikasikan, menyebutkan, menuliskan, menamakan, menyatakan.
Contoh: Motor empat langkah adalah……..
PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
20
■ Soal Tingkat C2
Siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia diminta memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep. Kata-kata yang dapat digunakan antara lain kata-kata:
menjelaskan, memberikan
contoh, membedakan,
menyimpulkan, menerangkan,
memperikirakan, menguraikan, memaparkan, menginterpretasikan, menuliskan kembali. Contoh: Diantara gambar dibawah yang dapat disebut sebagai segitiga siku-siku adalah:
a. b. c.
■ Soal Tingkat C3
Untuk penerapan atau aplikasi siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu konsep, hokum, dalil, aturan, gagasan dan cara.
Kata-kata yang dapat digunakan antara lain kata-kata: menghitung, mendemontrasikan, mengoperasikan, mengimplementasikan, merancang, menggunakan berdasarkan konsep,
menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, menyiapkan. Contoh: untuk menyelesaikan hitungan 51 x 40 = n, maka paling tepat kita gunakan:
a. hukum asosiatif, b. hukum komutatif, c. hukum distributif.
■ Soal Tingkat C4
Tugas analisis ini siswa diminta untuk mengalisis suatu hubungan atau situasi yang komplek atas konsep-konsep dasar. Kata-kata yang dapat digunakan antara lain kata-kata:
membedakan, memerinci, menyusun diagram, mengidentifikasikan, mengilustrasikan, menyimpulkan, menunjukkan, menghubungkan, memilih, memisahkan.
Contoh: Siswa disuruh menerangkan mesin jet tidak dapat digunakan untuk mesin pesawat luar angkasa.
■ Soal Tingkat C5
Siswa diminta untuk menggabungkan atau menyusun kembali hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan suatu struktur baru. Kata-kata yang dapat digunakan antara lain:
membuat keputusan, membuat kebijakan, menentukan arah tindakan, memberikan pertimbangan, melakukan peninjauan, mengevaluasi, membangun hipotesis, mengkritik,
atau bereksperimen.
PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
21 Contoh: Dengan mengetahui situasi daerah dan milik dalam hal kekayaan bahan mentah
serta semangat penduduk di suatu daerah yang kini dapat berkembang pesat menjadi kota pelabuhan yang besar maka kota-kota kecil di tepi pantai mana yang mempunyai poetensi
untuk dikembangkan menjadi sebuah kota pelabuhan yang besar?
■ Soal Tingkat C6
Kata kunci yang dapat digunakan antara lain menghasilkan: menilai, membandingkan, mengarang, mempertentangkan, mengkritik, mendiskrisikan, menerangkan, memutuskan,
menafsirkan, menghubungkan. Contoh: Kursi siswa sekolah saat ini banyak yang tidak sesuai dengan usia anak sekolah
dasar tidak ergonomis, sehingga siswa cepah lelah saat belajar, kurang fleksibel untuk pelaksanaan pembelajaran secara berkelompok. Rancanglah tempat duduk siswa yang
nyaman, aman , dan ekonomis.
b. Analisis Butir Soal Uraian
Ada dua analisis butir soal uraian yang disajikan pada bagian ini, yaitu analisis taraf kesukaran dan daya pembeda.
1 Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal
yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Taraf kesukaran soal uraian
sebagai berikut Suharsimi Arikunto, 2009
P =
Di mana:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Besarnay indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,0. Indeks kesukaran menunjukkan taraf
kesukaran soal.
PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
22 0,0 1,0
sukar mudah
2 Daya Pembeda
Daya pembeda soal, adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang bodoh. Berdasarkan analog rumus daya pembeda pada soal
pilihan ganda, maka dapat disusun rumus daya pembeda index discrimination sebagai berikut.
D =
= PA - PB
Di mana D = daya pembeda
J = jumlah peserta tes JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar yang menjawab benar P sebagai
indeks kesukaran PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar yang menjawab benar P sebagai
indeks kesukaran
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah sedang
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah mudah
PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
23
Kegiatan Belajar 5 Asesmen Otentik Authentic Assessment
1. Uraian Materi
Penilaian otentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks “dunia nyata”, yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang
memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan. Dengan kata lain, assessment otentik memonitor dan mengukur kemampuan siswa
dalam bermacam-macam kemungkinan pemecahan masalah yang dihadapi dalam situasi atau konteks dunia nyata. Dalam suatu proses pembelajaran, penilaian otentik mengukur, memonitor
dan menilai semua aspek hasil belajar yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor, baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran, maupun
berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar selama proses pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas. Format penilaian ini dapat berupa : a tes yang
menghadirkan benda atau kejadian asli ke hadapan siswa hands-on penilaian, b tugas tugas ketrampilan, tugas investigasi sederhana dan tugas investigasi terintegrasi, c format rekaman
kegiatan belajar siswa misalnya : portfolio, interview, daftar cek, presentasi oral dan debat. Beberapa pembaharuan yang tampak pada penilaian otentik adalah : a melibatkan siswa
dalam tugas yang penting, menarik, berfaedah dan relevan dengan kehidupan nyata siswa, b tampak dan terasa sebagai kegiatan belajar, bukan tes tradisional, c melibatkan ketrampilan
berpikir tingkat tinggi dan mencakup pengetahuan yang luas, d menyadarkan siswa tentang apa yang harus dikerjakannya akan dinilai, e merupakan alat penilaian dengan latar standar
standard setting, bukan alat penilaian yang distandarisasikan, f berpusat pada siswa student
centered dan g dapat menilai siswa yang berbeda kemampuan, gaya belajar dan latar belakang
kulturalnya. Kegiatan pembelajaran dalam asesmen otentik dilakukan dengan merubah menjadi
bentuk kinerja. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian tugas, antara lain tugas melakukan percobaan, tugas proyek, merancang, problem solving, membuat ilustrasi, demontrasi, simulai,
presentasi, dan observasi Custer dalam Aloysius, 2010.
PLPG, PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang
24
2. Langkah-langkah Penyusunan Asesmen Otentik