Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

commit to user 22 Untuk lebih memahami elemen-elemen sistem pengendalian intern di atas, maka harus memahami tiap elemen tersebut.

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional

secara tegas. Pengertian struktur organisasi menurut James 2007: 22 bahwa struktur organisasi mencerminkan distribusi tanggungjawab, otorisasi dan akuntabilitas diseluruh perusahaan. Struktur organisasi yang disusun harus dapat menunjukkan garis-garis wewenang dan tanggungjawab yang jelas. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Boynton 2008: 382 struktur organisasi entitas biasanya digambarkan dengan suatu bagan organisasi yang harus secara akurat merefleksikan garis wewenang dan hubungan pelaporan. Untuk dapat memenuhi syarat adanya suatu pengawasan yang baik, hendaknya struktur organisasi dapat memisahkan fungsi-fungsi operasional, penyimpanan dan pencatatan Mulyadi, 2008: 165. Menurut Boynton 2008: 387 pemisahan tanggung jawab untuk melaksanakan transaksi, mencatat transaksi dan memelihara penjagaan aktiva yang dihasilkan dari transaksi harus dibebankan kepada individu atau departemen yang berbeda. Menurut Mulyadi 2008: 165 untuk memperjelas pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi didasarkan pada beberapa prinsip berikut ini. 1. Harus dipisahkan fungsi operasi, fungsi penyimpanan dan fungsi akuntansi, commit to user 23 Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan. Sedangkan fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan. 2. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi dapat terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam suatu organisasi harus dibuat sebuah sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Mulyadi, 2008: 168 Menurut James 2007: 191 tujuan dari otorisasi transaction authorization adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi yang diproses oleh sistem informasi itu valid dan sesuai dengan tujuan pihak manajemen. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat di dalam catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalannya reliability yang tinggi. Dengan demikian sistem otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang commit to user 24 dapat dipercaya, sehingga akan menjadi masukan yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi.

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit