pengembangan kompetensi profesional guru Penjas Orkes, serta bagaimana upaya yang dilakukan MGMP dalam pengembangan kompetensi profesional guru Penjas
Orkes.
3.3 Sumber Data
3.3.1 Informan Informan merupakan seseorang yang diwawancarai untuk didapatkan
keterangan dan data untuk keperluan informasi Koentjaraningrat, 1997:130. Informan dalam penelitian ini adalah pembina, ketua, pengurus, dan anggota MGMP
Penjas Orkes SMP Kota Salatiga. Pembina, Ketua, Pengurus MGMP Penjas Kota Salatiga dipilih karena untuk mengetahui aktifitas pelaksanaan program MGMP,
bagaimana upaya yang dilakukan MGMP dalam pengembangan kompetensi guru Penjas Orkes, kendala-kendala yang terjadi di lapangan dalam pengembangan
kompetensi guru Penjas di kota Salatiga. Informan dari anggota MGMP guru Penjas Orkes kota Salatiga dipilih untuk mengetahui tanggapan-tanggapan terhadap fungsi
MGMP dalam pengembangan kompetensi profesional guru. Dari data yang didapatkan dari pembina, ketua, pengurus dan guru dibandingkan untuk mengetahui
tingkat kepercayaan validitas data yang diperoleh. 3.3.2 Aktivitas MGMP
Aktivitas MGMP merupakan sumber data yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang peran MGMP dalam pengembangan kompetensi
profesional Guru Penjas Orkes pada SMP di kota Salatiga. Aktivitas MGMP
digunakan untuk mengetahui bagaimana kegiatan yang dilakukan oleh MGMP selama ini dan arah dari kegiatan tersebut. Aktivitas MGMP yang diamati adalah
program yang telah direncanakan pengurus MGMP dan yang akan dilaksanakan. 3.3.3 Dokumen
Dokumen menjadi sumber data untuk mengetahui peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP dalam pengembangan kompetensi guru Penjas Orkes SMP
di kota Salatiga. Dokumen yang digunakan meliputi pengumpulan data melalui pencatatan atau data-data tertulis untuk memperoleh data mengenai permasalahan
dan solusi MGMP dalam mengembangkan kompetensi profesional Guru Penjas Orkes.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Pedoman Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
interviewer
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
interviewee
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Lexy J. Moleong, 2007:186. Wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan wawancara mendalam
in depth interview
. Burhan Bungin 2008: 157-158 menjelaskan bahwa wawancara mendalam
merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap
tentang topik yang diteliti. Wawancara mendalam dilakukan secara intensif dan